Ibu Samirah (60) merupakan korban gempa bumi Yogyakarta tahun 2006. Saat terjadi gempa, kaki kanan beliau tertimpa gunung-gunung rumah. Saat itu, ada upaya untuk menarik kaki dari reruntuhan. Sayangnya upaya itu justru berakibat fatal. Kaki beliau layu tak berdarah.
Karena saat itu ketersediaan rumah sakit terbatas, Ibu Samirah baru bisa dibawa ke rumah sakit dua hari kemudian. Di rumah sakit, beliau menjalani proses rontgen. Hasil rontgen menunjukkan bahwa telah terjadi infeksi. Selain itu juga muncul bau kurang sedap dari kaki beliau. Maka seketika itu juga, dilakukan tindakan amputasi.
Ibu Samirah shock karena kakinya diamputasi. Berkali-kali beliau menanyakan, “Kenapa harus diamputasi? Apa tidak ada jalan lain?”
Hari-hari ini, untuk beraktivitas, beliau menggunakan kursi roda dan kaki palsu. Namun kondisi kaki palsu beliau sudah memprihatinkan. Tidak layak pakai.
Setali tiga uang dengan Ibu Samirah, Pak Suroso (52) juga harus merelakan kakinya diamputasi. Kaki beliau diamputasi saat beliau masih kelas 6 SD. Penyebabnya adalah kecelakaan. Tertabrak motor.
Saat umur 18 tahun, Pak Suroso mendapatkan kaki palsu dari Rumah Sakit Dr. Soeharso Solo. Namun kaki palsu yang telah berusia 20 tahun lebih itu, saat ini kondisinya juga sudah memprihatinkan. Harus diberi karet dan lakban plastik agar tidak lepas ketika beliau gunakan untuk bekerja menjadi cleaning service di sebuah perusahaan kosmetik.
Ibu Samirah dan Pak Suroso membutuhkan kaki palsu baru untuk menunjang aktivitas sehari-hari mereka. Namun sayangnya beliau berdua tak cukup punya dana. Jangankan untuk membeli kaki palsu, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja, kondisi beliau berdua bisa dibilang pas-pasan.
Untuk membantu Pak Suroso dan Ibu Samirah mendapatkan kaki palsu baru, Laznas Nurul Hayat menggulirkan campaign Kaki Palsu untuk Bu Sumirah dan Pak Suroso. Alhamdulillah, hingga akhir September 2022, telah terkumpul donasi sebesar Rp 201.065.
Dapat kami sampaikan, pada tanggal 5 September 2022, tim MPPD (Masyarakat Peduli Penyandang Disabilitas) DIY sebagai mitra Nurul Hayat Jogja dalam pengadaan bantuan kaki palsu, telah menemui Bu Samirah dan Pak Suroso untuk melakukan pengukuran fisik.
Pada tanggal 23 September 2022, setelah kaki palsu jadi, Laznas Nurul Hayat dan MPPD DIY menyerahkan kaki palsu kepada Bu Samirah dan Pak Suroso. Dalam perkembangannya, Laznas Nurul Hayat dan MPPD DIY melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kaki palsu baru ini agar bisa digunakan maksimal.
Kami juga ingin menyampaikan, total pengeluaran pembuatan kaki palsu ini adalah Rp 7.000.000. Setelah ini, kami masih melanjutkan donasi untuk pengadaan kaki palsu Bu Samirah dan Pak Suroso.
Terima kasih kami ucapkan atas partisipasi sahabat sejuk Nurul Hayat dalam membantu Bu Samirah dan Pak Suroso mendapatkan kaki palsu baru. Semoga apa yang sahabat sejuk berikan, dibalas oleh Allah Ta’ala dengan sebaik-baik balasan.