Nuzulul Qur’an Memotivasi Kita untuk Semakin Dekat dengan Al-Qur’an

Nuzulul Qur’an Memotivasi Kita untuk Semakin Dekat dengan Al-Qur’an

Nuzulul Qur’an Memotivasi Kita Dekat dengan Al-Qur’an – Nuzulul Qur’an merupakan waktu dimana Al-Qur’an pertama kali diturunkan. Nuzulul Qur’an lazim diperingati setiap malam ke 17 bulan Ramadhan. Ibnu Katsir rahimahullah berkata, 

“Bulan Ramadhan adalah bulan pilihan diturunkannya Al-Qurán yang mulia. Bahkan kitab suci ilahiyah juga diturunkan oleh Allah di bulan Ramadhan pada para nabi.”(Tafsir Al-Qurán Al-Ázhim, 2:57)

Dalam proses turunnya Al-Qur’an secara bertahap, wahyu pertama yang diterima Nabi adalah Surat al-‘Alaq dari ayat satu sampai lima. Saat Nabi mencapai usia 40 tahun, Allah mengutusnya untuk alam semesta, mengeluarkan mereka dari sesatnya kebodohan menuju terangnya pengetahuan. Tepatnya pada tanggal 17 Ramadhan, 13 tahun sebelum hijrah, Nabi menerima wahyu untuk pertama kalinya. Perbedaan pendapat mengenai kapan wahyu pertama turun memang tidak bisa dihindari. Selain tanggal 17 Ramadhan ada pula yang berpendapat terjadi tanggal 7, 8, dan 21 Ramadhan. Bahkan beberapa pendapat ada yang menyebut bukan di bulan Ramadhan. 

Di Indonesia, banyak cara masyarakat dalam memperingati Nuzulul Qur’an yang diantaranya seperti tumpengan, khataman Al-Qur’an, istighotsah dan lain sebagainya. LAZNAS Nurul Hayat pun juga turut memperingati Nuzulul Qur’an di hari Jum’at (7/4/2023) menjelang buka puasa hingga malam hari yang bertempat di Hall An-Nur Gedung Dakwah Yayasan Nurul Hayat, Surabaya.

nuzulul qur'an memotivasi kita untuk dekat dengan alqur'an

Acara ini dihadiri oleh para santri LAZNAS Nurul Hayat, namun juga dapat kita saksikan bersama secara LIVE di youtube Nurul Hayat Channel. Dalam kegiatan ini akan berlangsung serangkaian acara khataman akbar, do’a bersama, buka bersama. selain itu, acara ini menjadi lebih spesial karena ada 4 Santri yang menyelesaikan Ujian Tahfidz 30 Juz sekali duduk dan 15 Santri yang menyelesaikan hafalan 30 Juz.

Semoga dalam kegiatan ini kita dapat melangitkan doa-doa kita bersama 1.000 penghafal Al-Qur’an. Dan semoga dapat menambah semangat kita untuk semakin dekat dengan Al-Qur’an serta dapat memotivasi kita untuk tidak hanya sekedar membaca, tapi juga mentadabburi, menghafal, maupun mengamalkan isi dari Al-Qur’an.

Bagi SahabatSejuk yang ingin mendapatkan pahala jariyah tak terputus di setiap satu huruf Al-Qur’an yang bernilai sepulu kebaikan, SahabatSejuk dapat mengikuti program Wakaf 100.000 Al-Qur’an untuk Negeri dengan cara yang mudah melalui zakatkita.org/quran.

Menjadi Pahlawan Dengan Dermawan

Menjadi Pahlawan Dengan Dermawan

Menjadi Pahlawan Dengan Dermawan – Hari kamis kemarin, pada tanggal 10 November 2022 diperingati sebagai Hari Pahlawan setiap tahunnya di Indonesia. Hari Pahlawan kiranya tidak hanya sekedar diingat dan diperingati secara seremonial saja pada setiap tanggal 10 November, namun lebih dari itu bagaimana kita dapat mengambil makna yang terkandung di dalamnya.

Perjuangan dan pengorbanan para pahlawan diharapkan dapat menginspirasi dan memotivasi kita semua untuk meneruskan pembangunan dan mengisi kemerdekaan. Setiap orang dapat berperan sesuai kemampuan, keahlian, dan keterampilan masing-masing untuk memberikan kontribusi bagi bangsa sebagai wujud pahlawan masa kini. Hal ini sebagaimana tema Hari Pahlawan Tahun 2022 “PAHLAWANKU TELADANKU”.

Logo Hari Pahlawan 10 November 2022

Dahulu pahlawan kita berjuang dengan mengangkat senjata, maka sekarang kita berjuang melawan berbagai permasalahan bangsa, seperti: kemiskinan, bencana alam, dan berjuang melawan dampak dari pandemi covid 19 yang telah berlangsung selama lebih dari dua tahun. Melalui Peringatan Hari Pahlawan Tahun 2022 di tengah pandemi covid 19, diharapkan masyarakat juga dapat turut berpartipasi  menerapkan dan menggaungkan semangat serta nilai-nilai kepahlawanan di kehidupan sehari-hari.

Apabila setiap insan masyarakat Indonesia memiliki kesadaran dan kemauan untuk mengimplementasikan semangat dan nilai kepahlawanan, maka hal tersebut dapat menjadi salah satu modal untuk membangun bangsa. Salah satu usaha kita untuk mengimplementasikan nilai-nilai kepahlawanan adalah dengan membantu orang-orang di sekitar kita sekaligus saudara-saudara kita sebangsa dan setanah air yang sedang mengalami kesusahan.

Baca juga: Rumah Layak untuk Saudara Muslim di NTT

Kami dari Nurul Hayat selalu siap membantu Sahabat untuk berbagi ke sesama melalui zakatkita.org. Untuk menjadi pahlawan masa kini kita tidak perlu bersusah payah berperang dengan mengangkat senjata, cukup dengan berbagi kita sudah berjasa untuk orang-orang yang membutuhkan serta menjadi inspirasi bagi orang-orang sekitar. Mari kita jadikan semangat juang para pahlawan terdahulu  untuk menjadi pahlawan masa kini dalam berkontribusi membangun bangsa dan negara.

Amalan Saat Terjadi Gerhana

Amalan Saat Terjadi Gerhana

Amalan Saat Terjadi Gerhana –  Hari ini, pada tanggal 8 November 2022 telah terjadi Gerhana Bulan Total yang merupakan fenomena astronomis dimana terhalanginya cahaya Matahari oleh Bumi sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan. Perisiwa ini hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya. Gerhana Bulan Total terjadi saat posisi Bulan-Matahari-Bumi sejajar. Hal ini membuat Bulan masuk ke umbra Bumi. Akibatnya, saat puncak gerhana terjadi, Bulan akan terlihat berwarna merah.

Dalam islam, gerhana bulan disebut juga sebagai Khusuful Qamar. Saat terjadi Khusuful Qamar ini, maka kaum muslimin dianjurkan untuk melaksanakan shalat khusuf atau shalat gerhana. Pada shalat gerhana terkandung makna mendalam akan tanda kuasa Allah seperti yang disebutkan dalam hadist, dari Aisyah radhiyallahu ‘anha disebutkan bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

Gerhana matahari dan bulan tidak terjadi karena kematian atau kehidupan seseorang, tetapi keduanya termasuk tanda-tanda kekuasaan Allah.

“Sesungguhnya ketika tertutup cahaya matahari dan bulan (gerhana) bukanlah sebab karena ada yang mati atau karena ada yang hidup, namun itu adalah tanda kuasa Allah untuk menakut-nakuti hamba-Nya dengan terjadi gerhana tersebut.” (HR. Muslim, no. 901)

Selain menyegerakan shalat saat melihat gerhana, Allah juga memerintahkan kaum muslimin untuk melakukan beberapa amalan kebaikan, diantaranya memperbanyak dzikir, istighfar, takbir, sedekah serta bentuk ketaatan lainnya. Seperti yang disebutkan pada hadist berikut ;

Dan jika kamu melihat hal itu, maka berdoalah kepada Allah dan ucapkan yang Maha Besar, dan berdoalah serta bersedekah

“Jika kamu melihat gerhana, berdoalah kepada Allah, takbir, berdoa, dan bersedekah.” (HR.Bukhari, no.1044)

Dari amalan yang telah disebutkan, jelas bahwa Allah memerintahkan kaum muslimin untuk menjalankan amalan-amalan kebaikan yang diantaranya adalah memperbanyak sedekah. Bagi Sahabat yang ingin bersedekah pada momen gerhana bulan ini dapat menyalurkannya melalui zakatkita.org.

Semoga sedekah yang kita keluarkan bisa memberikan kebaikan dan pahala yang berlimpah untuk kita serta memberikan kebahagiaan bagi penerima manfaat. Aamiin.

Gemar bersedekah sejak kecil

Anak adalah aset di dunia dan di akhirat bagi orang tuanya sehingga harus dididik sebaik mungkin dengan menerapkan pembiasaan-pembiasaan baik sejak kecil. Salah satu pembiasaan baik yang dikenalkan kepada anak-anak sejak kecil. Ajaran yang kita perlu ajarkan adalah bersedekah dan berinfaq disetiap harinya. Meskipun ada saja kendala, mengajarkan hal baik untuk anak jangan sampai ditunda.

Kegiatan infaq harian bertujuan untuk mengajarkan kepada anak agar gemar bersedekah sejak dini dengan harapan dapat diamalkan secara rutin sampai kelak mereka dewasa dan menumbuhkan sikap peduli dengan sesama manusia

Sebagai orang tua juga mengenalkan kebaikan/manfaat dari bersedekah kepada anak-anak seperti dengan bersedekah akan membuka pintu rezeki dan Allah akan melipatgandakan pahala sedekah.

 Lihat Juga : Serah Terima Bantuan Pengobatan untuk Adik Hasna

Pentingnya untuk bersedekah dijelaskan di dalam Al-Qur’an surat Al-Talaq ayat 7:

”Hendaklah orang yang mempunyai keluasan memberi nafkah menurut kemampuannya, dan orang yang terbatas rezekinya, hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak membebani kepada seseorang melainkan (sesuai) dengan apa yang diberikan Allah kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan setelah kesempitan”

Islam merupakan agama yang mengajarkan umatnya untuk melakukan kebaikan. Salah satunya dengan berbagi pada manusia lain yang membutuhkan.

Dalam agama Islam sendiri, hal ini disebut sebagai sedekah. Setiap umat muslim dianjurkan untuk bersedekah. Selain membantu sesama manusia, sedekah juga akan mendatangkan pahala dan kebaikan lainnya.

Sedekah perlu diajarkan orangtua sejak dini. Anak-anak yang dibiasakan bersedekah akan mengamalkannya secara rutin hingga mereka beranjak dewasa. Selain itu, anak juga akan tumbuh menjadi pribadi yang peduli dengan orang lain.

Lebih lanjut, hukum yang mendasari sedekah dalam Islam, dan keutamaan bersedekah. Barangkali dapat bermanfaat bagi Mama dan Papa dalam mengajarkan anak untuk sedekah.

Sebelum menumbuhkan kebiasaan sedekah pada anak, sebaiknya orangtua memberikan penjelasan tentang sedekah agar mereka paham. Salah satunya dengan memberitahu hukum sedekah dalam agama Islam.

Hukum sedekah dalam Islam ialah sunah atau dianjurkan. Jadi, apabila dikerjakan akan mendatangkan pahala dan kebaikan. Apabila ditinggalkan juga tidak mendatangkan dosa.

Namun, sedekah dapat berubah hukumnya menjadi wajib jika seorang muslim telah mampu dan berkecukupan berjumpa dengan orang lain yang kekurangan.

Misalnya, ketika keluarga mama mempunyai makanan yang cukup, sementara ada orang lain yang kelaparan, maka hukumnya wajib bagi untuk bersedekah. Hukum sedekah juga menjadi wajib ketika seseorang bernadzar untuk bersedekah. Jadi harus dilaksanakan.

Kisah Nabi Muhammad dan Satu Butir Gandum

Kisah Nabi SAW dan satu butir Gandum – Ibnu Abi Hatim meriwayatkan suatu kisah dari Ibnu Abi Thalihah dan Ibnu abbas. Diceritakan Rasulullah SAW suatu hari pernah mengalami kesulitan. Sebab, kaum muslimin sangat sering bertanya kepada beliau.

Untuk meringankan beban itu, maka Allah SWT menurunkan watju-Nya. yakni dalam surat Al-Mujadalah [22] ayat 12. Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman ! apabila kamu mengadakan pembicaraan khusus dengan rasul, hendaklah kamu mengeluarkan sedekah (kepada orang yang tidak mampu) sebelum kalian melakukan pembicaraan itu. Yang demikian itu lebih baik bagimu dan lebih bersih. Tetapi jika kamu tidak memperoleh (yang akan disedekahkan) maka sungguh, Allah maha pengampun, maha penyayang.” 

Baca Juga : 5 Keutamaan Silahturahmi dalam Islam

Sejak saat itu, kaum muslimin musti terlebih dahulu mengeluarkan sedekah kepada orang yang tidak mampu sebelum berkesempatan menjumpai Nabi SAW dan mengajukan pertanyaan. Bagaimanapun nabi Muhammad SAW tidak ingin memberatkan umatnya . Maka beliau, meminta pendapat Ali Bin Abi Thalib tentang berapakah besaran sedekah itu yang kiranya tidak memberatkan kaum muslimin.

“Bagaimana pendapat mu tentang sedekah 1 dinar?”

Ali pun menjawab, “Mereka (para sahabat nabi) tidak akan sanggup memenuhinya.

“Bagaimana dengan setengah dinar?” tanya Nabi Muhammad SAW lagi.

“Mereka juga tidak akan sanggup” jawab keponakan beliau itu.

Baca Juga : Bangku untuk Santri Penghafal Al Qur’an

“Kalau begitu, berapa seharusnya?”

“Satu butir Gandum”

“Engkau sungguh seorang yang tidak punya apa-apa” ujar nabi.

Maka turunlah ayat berikut ini, yakni surat Al-Mujadalah [22] ayat 13, yang artinya :

” Apakah kamu takut akan (menjadi miskin) karena kamu memberikan sedekah sebelum (melakukan) pembicaraan dengan rasul? tetapi jika kamu tidak melakukannya dan allah telah memberikan ampun kepadamu, maka laksanakanlah sholat dan tunaikanlah zakat, serta taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya ! Dan Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan !”.

jadilah satu butir gandum itu menjadi ukuran sedekah yang diusulkan oleh Ali kepada Nabi Muhammad.

Meningkatkan Empati Melalui Kegiatan Zakat

Meningkatkan Empati

Meningkatkan Empati melalui kegiatan Zakat – Menjelang akhir ramadhan ada satu ibadah yang harus dijalankan oleh umat muslim yaitu membayar zakat. Ada dua macam zakat yang harus dibayarkan oleh umat islam yaitu zakat fitrah dan zakat maal. Zakat fitrah diberikn berupa bahan pokok makanan sedangkan zakat maal berupa harta benda.

Menurut bahasa, zakat berarti membersihkan atau mensucikan diri. Sedangkan menurut syariah, zakat artinya sebagian harta yang wajib diserahkan pada orang-orang tertentu.

Sebagaimana firman Allah dalam surah At Taubah 103 :
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Adapun golongan penerima zakat ini ada 8 sebagaimana disebutkan dalam surat At-Taubah ayat 60 yakni fakir, miskin, mualaf, orang yang terlilit hutang, fii sabilillah, memerdekakan budah, orang dalam perjalanan, dan amil zakat.

Tidak hanya zakat, di bulan Ramadan umat Islam juga banyak yang memberikan infaq dan shodaqoh.

Adapun perbedaan antara zakat,  infaq dan shodaqoh adalah pada hukum dan waktunya.  Jika zakat hukumnya wajib,   infaq dan shodaqoh sunnah.
Zakat dilaksanakan sebelum Idul Fitri sedangkan infaq dan shodaqoh bisa kapan saja.

Ada banyak hikmah dari memberikan zakat, infaq dan shadaqoh diantara nya adalah :

  1. Mengurangi kesenjangan sosial
  2. Membersihkan dan mengikis akhlaq yang buruk.
  3. Mengembankan potensi umat
  4. Sebagai sarana untuk membersihkan harta
  5. Sebagai wujud rasa syukur atas nikmat Allah SWT
  6. Sebagai dukungan moral kepada mualaf.
  7. Memberikan ketentraman hati
  8. Meningkatkan empati

Baca Juga : Bangku untuk Santri Penghafal Al Qur’an

Penyaluran zakat,  infaq dan shodaqoh bisa dilakukan disekolah maupun disekitar dilaksanakan pada hari dan tanggal yang sudah ditentukan .
Penyaluran dilaksanakan oleh Bapak Ibu guru yang bertugas dengan dibantu sekitar 15 anggota BDP. Semua begitu bersemangat. Tentu saja,   kegiatan keagamaan kembali dilaksanakan setelah selama dua tahun terhenti karena pandemi.

Dalam pelaksanaannya panitia zakat ini telah menerima sumbangan zakat dari masyarakat sejak awal Ramadhan. Jadi pada hakekatnya zakat  berasal dari masyarakat dan akan disalurkan kembali pada warga sekitar yang berhak menerima zakat. Pemandangan yang indah saat masyarakat memberikan zakat kepada orang disekitar yang lebih membutuhkan. Salah satunya adalah meninggkatkan rasa empati kepada sesama.

Harapan ledepannya melalui zakat ini kepekaan dan kepedulian masyarakat kepada sesama semakin terasah. sehingga pada akhirnya masyarakat disekitar bisa menjadi manusia yang cerdas tidak hanya ccerdas secara spiritual tapi juga hanya cerdas secara sosial.

Baca Juga : Renovasi Aula Pesantren Sabilul Muttaqien

5 Keutamaan Silahturahmi dalam Islam

keutamaan silaturahmi

Keutamaan Silaturahmi – Salah satu amalan umat muslim untuk menyambung tali persaudaraan. Silaturahmi dapat kita lakukan kapan saja agenda utama saat momen hari raya Idul Fitri atau lebaran.

Umumnya saat lebaran tiba, umat muslim selalu berbondong-bondong untuk mudik atau pulang kampung halaman. seolah mudik telah menjadi salah satu tradisi bagi umat muslim. Hal ini dilakukan semata-mata untuk menyambung silahturahmi dengan keluarga dan sanak saudara

Silahturahmi adalah amalan utama karena mampu menyambungkan apa-apa yang putus. Oleh karena itu, silahturahmi memiliki keutamaan atau manfaat yang luar biasa. Lantas apa saja sih keutamaan dari Silahturahmi untuk kehidupan sehari-hari? simak ulasannya yang dilansir sebagai berikut :

BACA JUGA : Cara Menghitung zakat maal

  • Memperluas Persaudaraan

Salah satu keutamaan silahturahmi adalah memperluas persaudaraan, Setiap orang menjalankan silahturahmi akan lebih banyak mengenal sahabat atau saudara yang lainnya. Seseorang yang jarang bersilahturahmi tentu tidak akan saling mengenal keluarga, sahabat yang lainnya, padahal diketahui bahwa semua umat islam adalah saudara. Inilah yang menjadi salah satu fungsi dari silahturahmi.

  • Menjadi Makhluk Yang Mulia

Keutamaan silahturahmi selanjutnya, yaitu dapat menjadikan kita sebagai makhluk yang mulia. Pasalnya menyambung silahturahmi dengan orang yang telah memutuskan tali silahturahmi merupakan akhlak yang terpuji dan akan dicintai oleh Allah. Sebagaimana sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ali bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Maukah kalian saya tunjukkan perilaku akhlak yang termulia didunia dan diakhirat? Maafkan orang yang telah menganiayaimu, sambung silahturahmi orang yang memutuskanmu dan berikan sesuatu kepada orang yang telah melarang pemberian untukmu.”

Sedangkan, seseorang yang suka memutus tali silahturahmi maka dianggap sebagai perusak kehidupan. Hal ini sebagaimana yang tercantum dalam salah satu Al-Qurab  berikut ini, Allah SWT berfirman: “Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan dimuka bumi dan memutuskan hubungan tali silahturahmi (kekeluargaan)? mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulika telinga mereka dan dibutakan penglihatan mereka.” (QS. Muhammad:22-23)

Baca jugaa : Bantu biaya pendidikan Santri Yatim

  • Memperpanjang Umur

Tak hanya menjadi makhluk yang mulia, keutamaan silahturahmi yang dapat memperpanjang umur dan melapangkan rezeki. Mengunjungi anggota keluarga dan sanak saudara merupakan salah satu cara untuk menciptakan kerukunan dan keharmonisan. Selain itu silahturahmi juga merupakan amalan yang memiliki nilai pahala besar.

Seseorang yang senantiasa menjaga tali silahturahmi maka allah akan melapangkan rezeki dan memperpanjang umurnya. Hal ini sebagaimana yang tercantum dalam sebuah Hadits berikut, Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dI perpanjangkan umurnya maka sambunglah tali silahturahmi.” (HR. Bukhari-Muslim)

Menjaga dan memperkuat silaturahmi sangat penting dilakukan oleh setiap muslim. Hal ini bukan hanya bermanfaat didunia saja, akan tetapi untuk kebaikan diakhirat juga kelak nanti.

  • Mendekatkan Diri kepada Allah SWT

Menjalin silaturahmi dengan sesama juga menjadi salah satu sarana kita untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Pasalnya saat kita mau menyambung silahturahmi dan memperlakukan manusia dengan baik, berarti kita telah menjalankan perintah Allah SWT. Dalam Hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah R.A ia berkata sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT menciptakan Makhluk, hingga apabila dia selesai dari (menciptakan)mereka, rahim berdiri seraya berkata: ini adalah kedudukan orang yang berlindung dengan-Mu dari memutuskan. Dia berfirman: “benar, apakah engkau ridha jika aku menyambung orang yang menyambung engkau dan memutuskan orang yang memutuskan engkau? ia menjawab: iyaa. dia berfirman: “itulah Untukmu.”

  • Dijauhkan dari Neraka

Keutamaan silatuhrahmi berikutnya ialah dijauhkan dari Neraka, seseorang Muslim yang menjalin kembali tali silahturahmi maka akan dijauhkan dari api neraka, Sebagaimana salah satu Hadits berikut ini, yang artinya:  “Engkau menyembah Allah SWT dan tidak menyekutukan sesuatu dengan-Nya, mendirikan sholat, menunaikan Zakat dan menyambung tali silahturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari ke-lima hadits tentang silahturahmi kita dapat menyimpulkan bahwa keutamaan dalam menjalankan silahturahmi justru membuat kita merasakan hal-hal yang positif. Maka dari itu jagalah silaturahmi dengan keluarga dan orang-orang terdekat kamu. niscaya Allah SWT akan mempermudah segala urusaan kita.

Zakat infaq sedekah makin mudah tinggal klik: zakatakita.org

 

Jalan kebenaran hanya satu

Jalan Kebenaran – yang menyampaikan kepada allah subhanahu wa ta’ala hakikatnya hanya satu Allah berfirman dalam QS.al-anam ayat 153 yang artinya :

Dan bahwa (yang kami perintahkan ) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan yang lain., karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. demikian itu diperintahkan allah kepadamu agar kamu bertakwa.”

ibnu katsir rahimaullah berkata : “Allah menyebutkan kata sabil (jalan-Nya) dengan bentuk tunggal, karena kebenaran adalah satu. Oleh karena itu, Allah menyebut “jalan lain” dengan jamak, karena bercabang dan berpencar, seperti firman allah dalam surat Al-Baqarah ayat 257

“Allah pelindung orang-orang beriman. dia mengeluarkan merka dari kegelapan-kegelapan (kafir) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya adalah syaitan  yang mengeluarkan mereka dari cahaya menuju kegelapan. mereka itu adalah penghuni neraka. mereka kekal didalamnya”

semakna dengan penjelasan Ibnu Katsir ini diucapkan oleh Ibnul Qayyim

Ibnu mas’ud radhiallahu’anhu berkata,“rasulullah SAW membuat garis dihadapan kami sebuah garis lalu beliau SAW berkata ‘ini adalah jalan allah’ lalu beliau SAW membuat garis kanan-kirinya  kemudian berkata ‘ini adalah jalan -jalan lain dimana disetiap jalan ada syaitan yang menyeru kepadanya.”

Ibnu Qayyim rahimahullah berkata ” hal ini karena jalan yang menyampaikan kepada Allah SWT hanya satu, yaitu sebab Allah SWT mengutus rasulnya dan allah turunkan kitab-kitab nya  tidaklah seorang pun akan sampai kepadanya kecuali  melalui jalan ini. seandainya semua manusia datang dari segala jalan dan minta dibukakan semua pintunya, maka semua jalan itu tertutup dan semua pintu itu terkunci kecuai melalui jalan ini. sesungguhnya jalan itu berhubungan dengan allah dan akan menyampaikan kepadanya.”

Asy-syatibi rahimahullah juga berkata,”ayat diatas adalah nash yang tegas pada permasalahan kita. sesungguhnya jalan kebenaran itu hanya satu, tidak menghendaki adanya keberagaman, berbeda dengan jalan yang bermacam-macam.”

Beliau rahimahullah juga berkata ,“Allah swt menerangkan bahwa jalan al-haq hanyalah satu yang bersifat umum didalam syariat, baik secara global maupun rinci. Sementara itu, ayat-ayat yang mencela perbedaan serta memerintahkan untuk kembali kepada syariat demikian banyak. Semuanya, secara pasti menunjukan bahwa tidak ada pertentangan di dalam syariat ini bahkan sumbernya hanya satu dan sepakat.”

Jadi adanya ayat-ayat yang mencela berpecah-belah itu untuk memperkuat bahwa al-haq itu kebenaran hanyalah satu. dengan demikian prinsip ini membabat habis teologi pluralis dan gagasan bahwa kebenaran itu nisbi, seperti yang dikatakan oleh JIL dan para pengikutnya. Sebab konsekuensi dari pendapat mereka itu adalah al-haq tidak hanya satu dan bahwa perpecahan tidak salah atau tercela, justru benar dan terpuji. Jika demikian, gugurlah prinsip amar ma’ruf nahi munkar. Sungguh, ini merupakan pendapat yang menyelisihi kesepakatan orang berakal, terlebih lagi orang yang berilmu. selain itu, juga menyelisihi dalil al qur’an dan al- hadits.

Harta Hanya Titipan

Harta Hanya Titipan

Harta Hanya TitipanSejatinya, kita tidak pernah kehilangan sesuatu. Karena pada dasarnya kita tidak pernah benar-benar memiliki sesuatu. Coba lihat kembali siapa yang memiliki diri kita? Allah. Jangan pernah merasa memiliki. Kalau ternyata kita hanya dititipi. -Harun Tsaqif-

Kita tidak memiliki apa apa selain yang Allah ridhoi untuk kita. Termasuk harta kita. Maka, tugas kita hanyalah menjaga titipan tersebut sebaik mungkin. Dan harta terbaik adalah harta yang disedekahkan. Sebagai manusia apalagi hamba Allah, harus bijak dan mampu memanfaatkan dengan baik titipan Allah yang luar biasa cukup untuk memenuhi kebutuhan kita. Dalam sebuah hadist :

 

“Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya kemana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya; dari mana diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya” (HR. Tirmidzi).

 

Pada hari kiamat, setiap dari kita akan mempertanggungjawabkan semua perbuatan kita. Termasuk tentang harta. Apakah dengan cara halal kita mendapatkannya? dan untuk hal-hal apa saja harta tersebut dibelanjakan? Sebagaimana Allah memerintahkan untuk makan makanan yang halal, cara mendapatkan makanan tersebut pun dengan cara yang halal juga. Halalnya makanan dan cara mencarinya sangat ditekankan, sehingga kita wajib makan harta yang halal, maka jika sewaktu di dunia kita selalu memperhatikan makanan yang kita makan dan cara mencarinya, tentu akan menyelamatkan kita dari pertanyaan pada hari kiamat.

Tanda sayang Allah terhadap hamba-NYA yaitu melalui ujian. Bisa jadi harta yang berlimpah itu merupakan ujian dari Allah. Allah ingin tahu, jika diberi harta yang banyak apakah dia ini tetap mau beribadah kepada Allah dan tidak sombong? atau mungkin Allah ingin tahu apakah harta tersebut dimanfaatkan dengan baik atau tidak? 

Sama halnya dengan harta yang sedikit. Allah ingin menguji apakah Hamba-NYA ini mau bersyukur atas apa yang Allah kehendaki atau tidak? lalu dengan yang sedikit itu apakah dia akan memanfaatkannya dengan baik atau tidak? Allah pun maha adil. Allah tahu batas kemampuan hamba-NYA.Tidak akan Allah menguji diluar kemampuan hamba-NYA. Dan tidak mungkin Allah memberi masalah tanpa solusi. Oleh karena itu seberapa banyak harta yang kita miliki, baiknya disyukuri. Seperti dalam firman Allah berikut :

 

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.’”“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.’” (Q.S. Ibrahim:7)

 

Baca Juga : Dunia ini Hanya Permainan

Sedekah adalah harta yang sesungguhnya. Sedekah juga merupakan cara kita untuk mesyukuri nikmat Allah melalui harta. Namun sayangnya, ada sebagian orang malah gara-gara sibuk mencari harta hingga lupa kepada Pemberi harta. Mereka lupa kepada yang empunya rezeki yaitu Allah Swt. Gara-gara mencari harta lupa salat, tinggal puasa, yang lebih parah lagi enggan mengeluarkan zakat dan sedekah. Padahal dalam hartanya memiliki hak-hak fakir miskin yang harus ia tunaikan. Sebagai pengingat kembali, dalam pandangan Islam, harta yang kita miliki bukanlah harta kita, melainkan semua titipan dari Allah Swt. Kita tidak tahu kapan harta itu diambil oleh Allah Swt secara tiba-tiba. Kita tak bisa mengklaim itu harta kita seutuhnya ketika nyawa sudah terpisah dari badan.

Namun, hanya satu cara agar harta tersebut benar-benar menjadi abadi milik kita yaitu dengan cara bersedekah. Harta hanya titipan ini kita belanjakan di jalan Allah. Kita sisihkan harta kita untuk membayar zakat dan menolong orang-orang yang lemah. Ketika harta yang kita keluarkan di jalan Allah, sesungguhnya kita sudah menabung untuk akhirat kelak. Yuk, sedekah!

 

Amal Jariyah

Amal Jariyah

Amal Jariyah – Berbagi terhadap sesama merupakan amalan yang baik yang dapat dilakukan kapan pun dan di mana pun. Salah satu amalan yang dapat dilakukan adalah amal jariyah. Dalam Islam, amal jariyah merupakan amalan yang terus mengalir kebaikannya meski orang yang melakukannya telah meninggal dunia. Ketika amalan-amalan yang lain terputus, amal jariyah akan tetap  memberinya pahala yang tiada henti.

Ada tiga kategori amal jariyah manusia, yaitu ilmu yang bermanfaat, sedekah jariyah, dan anak muslim yang mendoakannya. Hal ini seperti dalah hadist yang berbunyi :

“Jika manusia mati maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakannya (kedua orang tua).” (HR.Muslim)

 

Amal jariyah tidak hanya tentang waqaf. Cakupan amal jariyah atau sedekah jariyah dapat diperluas. Dengan catatan, amalan tersebut masih bermanfaat bagi generasi mendatang. Sebut saja seperti mendirikan, membangun serta merawat berbagai fasilitas yang sering dipergunakan oleh lembaga pendidikan, lalu mendirikan rumah sakit, masjid/musholla, panti asuhan untuk anak-anak yatim dan terlantar, mewariskan Al-Quran dan lainnya.

Terkesan sederhana sekali. Namun, tindakan tersebut dapat memberi manfaat luar biasa bagi kehidupan. Ketika orang lain merasakan manfaatnya, maka pahalanya akan terus mengalir ke kamu.

Kalau kamu ingin yang lebih mudah, coba lah untuk memberikan manfaat dari ilmu pengetahuan. Sebagai contoh adalah mengajarkan saudara, teman atau anak untuk mengaji. Setiap huruf yang dibacakan orang tersebut, kamu akan mendapat pahalanya.

Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda (yang artinya), “Ada tujuh amalan yang pahalanya tetap mengalir untuk seorang hamba setelah dia meninggal, padahal dia berada di dalam kuburnya: (1) orang yang mengajarkan ilmu agama, (2) orang yang mengalirkan sungai (yang mati) (3) orang yang membuat sumur, (4) orang yang menanam kurma, (5) orang yang membangun masjid, (6) orang yang memberi mushaf Al-Qur’an, dan (7) orang yang meninggalkan seorang anak yang senantiasa memohonkan ampun untuknya setelah dia wafat.” (HR Baihaqi).

 

Contoh paling sederhana lagi yaitu orang tua yang mengajarkan al-fatihah pada anaknya. Karena bacaan al-fatihah itu akan anak bawa sepanjang hidupnya, akan ia bacakan 17 kali dalam sehari. Maka, orang tuanya sendiri yang harus langsung mengajarkan al-fatihah pada sang anak. Karena pahalanya akan terus mengalir untuk orang tuanya. Contoh lain lagi, menjadi perantara hidayah bagi orang lain. Yaitu mengajarkan ilmu kepada orang lain dan ketika orang lain itu mengamalkannya, maka pahala tersebut akan mengalir kepada pemberi ilmu.

Amalan tersebut menghasilkan pahala yang datang kepadanya dan dianjurkan untuk melaksanakannya semasa hidup karena Islam selalu mengajarkan umatnya untuk selalu berbuat kebaikan.

Berbuat kebaikan yang dimaksud adalah menebarkan kebajikan dan kasih sayang kepada sesama serta kebaikannya bisa terus dimanfaatkan oleh orang banyak.

Seorang muslim memiliki hakikat bahwa Ia merupakan seorang insan yang mempunyai keimanan juga kebaikan dalam kehidupannya. Bukan hanya sebatas beribadah kepada Allah saja akan tetapi juga perlu untuk menjalin hubungan antar sesama atau yang biasa disebut Hablum Minannas. Mengenai hal tersebut upaya yang bisa kita lakukan agar amal yang kita perbuat bermanfaat bagi orang lain adalah dengan memahami pengertian amal jariyah dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

 

Copyright © 2001-2023 Yayasan Yay. Nurul Hayat Surabaya