Jadikan Dirimu Produktif dengan Aksi Kebaikan

Jadikan Dirimu Produktif dengan Aksi Kebaikan

Sudah satu tahun sejak Presiden Joko Widodo mengumukan kasus pertama Covid-19 pada Maret 2020. Sekaligus suatu momen untuk mengingat bahwa untuk pertama kali kita semua jadi kurang produktif karena harus membatasi segala aktivitas, mulai dari penutupan sekolah, pembelajaran online, kerja dari rumah, mengurangi mobilitas, dan yang paling identik adalah memakai masker setiap saat.

Satu hingga tiga bulan pertama, keadaan ini masih dianggap baik-baik saja bahkan tidak sedikit pelajar dan pekerja yang merasa diuntungkan dengan kondisi tersebut. Hitung-hitung menambah hari libur katanya  waktu itu. Karena sudah bosan atau lelah dengan tuntutan tugas atau pekerjaan yang serasa tiada habisnya. Namun, keadaan berputar 180 derajat tidak sesuai dengan yang dipikirkan.

Covid-19 tak kunjung usai hingga akhirnya kondisi kesehatan dan finansial yang harus dikorbankan. PHK atau pemutusan hubungan kerja banyak dilakukan dimana-mana karena perusahaan tidak mampu menutupi biaya operasionalnya. Sektor perniagaan gulung tikar karena kebijakan pemerintah untuk mengurangi keramaian, sektor pariwisata juga tujuan destinasi sepi pengunjung, sektor penerbangan, dan masih banyak lagi.

Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah untuk menekan kasus positif Covid-19. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menjadi babak awal penanganan Covid-19 di Indonesia untuk mencegah kemungkinan penyebaran virus yang lebih luas. Mencegah aktivitas mudik pada perayaan hari-hari besar guna mengantisipasi risiko penularan.

Larangan mudik ini menuai pro kontra dari masyarakat pasalnya mudik sudah menjadi tradisi di masyarakat Indonesia dan menjadi salah satu momen untuk berkumpul bersama keluarga besar di daerah asal. Hingga memasuki era New Normal yang mengatur mobilitas warga dengan protokol kesehatan. Namun, lagi-lagi, perlu disadari bahwa pandemi ini tidak hanya berkutat pada masalah penularan virus saja, tapi dampaknya mampu melumpuhkan sektor ekonomi negara dan mematikan usaha atau industri di masyarakat.

Salah satu  influencer tanah air, Fiersa Besari, yang merasa prihatin dengan kondisi masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19 sempat menuliskan keprihatinannya tersebut di Twitter. Apalagi dengan perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sejak  awal tahun 2021 ini sudah cukup memutus rantai penghasilan masyarakat menegah ke bawah. Yang lebih mengejutkan adalah pandemi tidak menghalangi jalannya praktik korupsi di pemerintahan. Beberapa pejabat negara berhasil diamankan oleh aparat sebab menjadi tersangka korupsi terkait bantuan penanganan dan penanggulangan Covid-19. Hal tersebut sungguh amat disayangkan karena dalam kondisi seperti yang sekarang ini, segala bentuk bantuan dan dukungan sangat diperlukan bagi siapapun, terutama masyarakat terdampak pandemi.

Meskipun demikian, pemerintah telah bergerak untuk membantu masyarakat melalui program Bantuan Sosial Tunai (BST) yang bersumber dari APBN ataupun APBD dengan harapan dapat meringankan beban perekonomian masyarakat. Faktanya, bantuan selama pandemi Covid-19 tidak hanya datang dari pemerintah, tetapi juga dari komunitas, selebgram atau influencer, dan para relawan. Mereka turut bahu-membahu mengirimkan bantuan untuk masyarakat kurang mampu yang terdampak pandemi. Lalu sebagai masyarakat ‘biasa’, kita bisa apa sih untuk berbagi ke sesama dengan harapan saling menguatkan satu sama lain di tengah pandemi?

  1. Langsung Salurkan Bantuanmu Kepada Mereka yang Membutuhkan

Apabila kamu adalah orang yang berkecukupan atau bahkan memiliki kelebihan harta, kamu bisa dengan mudah memberikan bantuan kepada mereka dengan menggunakan penghasilanmu. Seperti aksi yang dilakukan oleh pengguna TikTok, Farhan Mayor. Remaja asal Malang ini membagikan momen ketika dirinya menjadikan bagasi mobilnya penuh dengan bahan-bahan kebutuhan pokok dan mempersilahkan orang-orang di pinggir jalan yang ditemuinya untuk mengambil sesuai dengan kebutuhannya.Sumber: tiktok.com/farhanmayor

Farhan Mayor memang berasal dari keluarga yang sangat berkecukupan, namun ia tetap ingat dengan hak orang lain apalagi di situasi pandemi sekarang ini. Video tersebut telah disaksikan sebanyak 7,6 juta views dan mendapat 1,2 juta likes. Berbagi tidak harus dalam jumlah yang besar, yang penting adalah nilai kebermanfaatannya bagi sesama. Ketika kamu memiliki penghasilan lebih, berbagi dengan yang lain tentu bukan hal yang rumit, kan?

  1. Tunjukkan Rasa Empatimu dengan Mendukung Aksi Positif Para Influencer

Rachel Vennya, seorang selebgram, berhasil mengumpulkan donasi mencapai Rp 9 miliar dari aksi galang dana yang dilakukannya melalui Kitabisa.com. Dana tersebut kemudian disalurkan untuk membantu fasilitas rumah sakit, tenaga kesehatan, dan masyarakat terdampak. Nah, bagi kita yang rasanya tidak memiliki pengaruh sebesar para artis dan selebgram, kita tetap bisa melakukan aksi dengan mendukung usaha influencer-influencer yang menebar kebaikan di luar sana loh. Mulai dari ikut menyumbang dan mengajak orang lain untuk ikut serta. Melihat mereka tersenyum atas bantuan kita, menyenangkan bukan?Pandemi yang melanda negeri telah menggerakan hati banyak orang, termasuk para influencer. Dengan memanfaatkan popularitasnya, tidak sedikit artis/selebgram/content creator yang menginisiasi aksi galang dana untuk turut bersama-sama mengumpulkan bantuan bagi para covid fighter seperti tenaga medis, korban PHK, masyarakat menegah ke bawah yang terdampak.

  1. Memeriahkan dan Ikut Serta dalam Campaign

Campaign menjadi salah satu media mengajak orang lain untuk ikut berbuat kebaikan loh. Campaign 10.000 Susu untuk Kebaikan, misalnya. BEM Keluarga Mahasiswa UGM beserta beberapa aliansi di UGM mengadakan digital campaign

dengan mengajak para mahasiswa memasang twibbon yang berisi ajakan untuk berbuat kebaikan di masa pandemi. Nah, nantinya setiap satu twibbon yang dipasang berarti menyumbang 2 kotak susu bagi yang membutuhkan. Bayangkan  saja, semakin banyak yang memasang twibbon, maka akan semakin banyak pula yang terbantu. Campaign seperti ini merupakan alternatif yang sangat mudah terutama bagi kalangan pelajar atau mahasiswa untuk mulai berbagi ke sesama. Cukup memposting twibbon beserta foto, kamu sudah menyebarkan kebaikan dengan mengajak orang lain bergabung sekaligus menyumbangkan bantuan kepada yang berhak.

  1. Tidak Ada Salahnya Mencoba untuk Jadi Relawan

Ingin menambah pengalaman sekaligus berbuat aksi kebaikan? Menjadi relawan bisa menjadi opsi pilihan. Banyak sekali gerakan yang mengajak para generasi muda untuk bertanggung jawab dan berkomitmen mengentaskan Covid-19. Kegiatan seperti ini sekaligus menjadi ajang untuk berjejaring dan bertukar pikir dengan orang-orang baru serta meggelorakan jiwa sosial. 

  1. Berbagi Informasi adalah Bentuk Bahwa Kamu Peduli

Memberikan bantuan tidak selamanya harus berupa materi loh. Kita bisa ikut berbagi dengan keahlian atau pengetahuan yang kita miliki. Apabila tergabung dengan komunitas atau organisasi mahasiswa, pencerdasan melalui poster atau infografis sudah banyak dijumpai. Mereka menyerukan aksinya melalui tulisan dengan harapan dapat mengedukasi masyarakat umum mengenai fenomena sosial yang terjadi melalui kajian-kajian ilmiah. Informasi yang dibagikan ke publik merupakan bukti bahwa mereka memberikan perhatian terhadap apa yang terjadi.

 

 

Penulis: Eka Amalya Ramadhani – Juara 3 Lomba Menulis “Kebaikan di Tengah Pandemi”

 

Copyright © 2001-2023 Yayasan Yay. Nurul Hayat Surabaya