Oleh : Yeyen Memetik Hikmah Dalam Ujian.
Belakangan ini, pandemi Corona menjadi pembicaraan hangat di seluruh penjuru dunia. Apa sebenarnya Corona itu? Menurut Kemenkes RI virus Corona atau severe acute respiratory syndrome corona virus 2 (SARS-CoV-2) merupakan virus yang menyerang sistem pernapasan. Virus Corona menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru berat, hingga kematian.
Virus ini bisa menyerang segala usia. Mulai dari bayi, balita, remaja, hingga lansia. Hingga 19 April 2020, total jumlah kasus Corona di Indonesia sudah mencapai 6575 kasus. Untuk mencegah terus bertambahnya jumlah kasus ini, tim medis telah melakukan upaya edukasi kepada masyarakat. Dengan upaya ini, diharapkan angka penderita atau bahkan kematian akibat virus ini dapat diminimalisir.
Hadirnya pandemi Corona, memang menjadi sebuah musibah bagi kita semua. Oleh karena itu, tak heran jika sebagian orang menganggap ujian ini hanya akan mendatangkan kesulitan semata. Padahal, telah dijelaskan di dalam Alquran bahwa setiap ujian dari Allah ﷻ pasti diiringi dengan kebahagiaan dan pahala yang banyak. Seperti dalam firman-Nya: “Sesungguhnya bersama kesusahan itu ada kemudahan.” (QS: Al Insyirah [94]: 4)
Ayat di atas menjelaskan bahwa tidak ada masalah yang tidak diiringi dengan jalan keluar, tidak ada kesempitan yang tidak diiringi kelapangan. Lalu bagaimana seharusnya kita menyikapi pandemi ini? Jawabnya adalah berpikir positif. Ya, terkadang kita terlalu fokus pada sisi negatif yang ditimbulkan oleh pandemi ini, hingga lupa dengan dampak positifnya.
Menurut Dr. Handrawan Nadesul, beberapa dampak positif adanya Corona antara lain: Masyarakat lebih sering cuci tangan, lebih sadar pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), lebih sadar pentingnya menjaga sistem imun atau kekebalan tubuh, lebih menerapkan etika ketika sakit terutama batuk dan etika meludah yang sering terlupakan. Hal lain yang menjadi sangat berbeda ketika wabah ini melanda adalah meningkatkan iman seseorang kepada Allah ﷻ. Lebih banyak berdoa dan bersyukur karena telah diberikan kesehatan dan kesempatan berkumpul bersama orang yang dicintai.
Menurut Prof. Dr. H. Duski Samad, M.Ag, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Sumatra Barat, setiap hari tubuh manusia menghirup mikroba, namun tidak langsung sakit. Karena dalam tubuh manusia terdapat Neutrophil yang bertugas melawan bakteri, juga terdapat Limfosit yang bertugas melawan virus. Keduanya bekerja sama melawan musuh yang masuk dalam tubuh berupa bakteri dan virus.
Beliau juga menuturkan, iman dan takwa dapat meningkatkan sistem imun dalam tubuh sehingga tubuh dapat melawan bakteri dan virus. Alasannya, ketika keyakinan pada takdir Allah ﷻ sangat kuat, maka lidahnya basah dengan dzikrullah, dan pikirannya fokus pada realitas hidup yang tidak sepenuhnya dapat dirancang. Sehingga manusia hidup dipenuhi optimisme.
Kelurusan pola pikir banyak dibentuk oleh jiwa optimis (al raja’), sabar, syukur, tawakal dan ridha pada kehendak Allah ﷻ. Berikut cara yang dapat diterapkan untuk menguatkan iman dan takwa selama wabah Corona:
-
Sholat on time, sebelum adzan sudah bersiap diri untuk mengerjakan sholat.
-
Tadabbur Alquran, membaca dan memahami arti dari ayat-ayat suci Alquran.
-
Dzikrullah, berdzikir kepada Allah ﷻ setiap saat.
-
Berdoa, meminta selalu dijaga iman dan imunnya.
-
Memperbanyak sedekah, mencintai fakir miskin dan anak yatim.
Pada masa pandemi seperti sekarang ini, tarawih, tadarus Alquran, buka bersama, pengajian Ramadhan, dan sholat Idul Fitri tidak mungkin dilakukan secara terbuka di masjid seperti biasanya. Namun meski demikian, usaha untuk meraih takwa dan keberkahan bulan suci Ramadhan tetap dapat kita lakukan di rumah masing-masing. Manusia tidak boleh pasrah dengan keadaan yang ada. Yang perlu kita lakukan adalah, mematuhi anjuran pemerintah terkait pencegahan penyebaran Corona dan terus beroda agar wabah ini segera berakhir.