Implementasi Al-Qur’an Akhlak Rasullulah – “Orang non-islam tidak membaca al-Qur’an dan hadits, yang mereka baca dalah tingkah laku kita, maka jadilah cerminan islam yang baik.” Sebuah quotes atau statement dari Khabib Nurmagomedov, seorang fighter UFC yang pernah bertarung dan menanag melawan cannor Mc Gregor yang sebelumnya sempat mengejek agama islam yang dianutnya.
Menyikapi fanatisme berlebihan dalam beragama dengan cara menyerang, menhina, mengejek, menyalahkam agama laina dalah sesuatu yang tak bisa di benarkan dengan alasan apapun, menyadari bahwa nama lain dari Agama adalah Kepercayaan atau Keyakinan yang tak bisa di paksakan dimana kita seharusnya saling menghargai pilihan orang lain. Beragama dengan baik, sudah sepatutnya kita belajar untuk mencontoh Tauladan kita, Nabi Muhammad SAW, bahwasanya dalam mengajarkan dan menyebarkan ajaran Agama Islam tidak dengan kekerasan juga tidak dengan membenci orang laiin,
Dalam suatu riwayat di kisahkan sebuah cerita tentang Rasulullah SAW dengan seorang pengemis Yahudi buta, di sudut pasar kota Madinah ada seorang pengemis buta yang selalu berbicara menghina dan menghujat Muhammad SAW, menyerukan agar orang-orang tidak percaya dan menjauhi Muhammad SAW dengan dalih karena ia adalah seorang pembohong, dan penyihir yang akan mempengaruhi orang-orang.
Namun demikian, ketika Rasulullah mengetahui tentang pengemis buta itu, bukan nya marah tapi sebalik nya, Rasulullah justru senantiasa mendatangi pengemis buta yang selalu menghina dan mencaci nya itu, membawakan makanan bahkan sampai menyuapi si pengemis buta Yahudi itu dengan penuh kasih sayang, tanpa sepatah kata pun Rasulullah dengan begitu sabar nya terus menyuapi pengemis meskipun si pengemis itu tak henti-henti nya menjelek-jelek kan Nama Muhammad SAW tepat di hadapan orang nya.
Baca Juga : Bedah Rumah Pak Darmanto Sekeluarga
Ketika Rasulullah SAW wafat, Khalifah Abu Bakar mencoba untuk melakukan apa yang sering di lakukan oleh Rasulullah SAW kepada pengemis buta itu, namun ketika Abu Bakar mendatangi dan hendak memberikan makanan, tak lama pengemis buta itu menyadari bahwa yang datang berbeda dengan orang yang selalu menyuapi nya itu, lantas pengemis buta itu pun sontak berkata ” Siapa kau ini ?” orang yang selalu membawakan makanan untuk ku tangan nya lebih lembut dan selalu menyuapi ku”
Tak kuat menahan air mata nya, Abu Bakar pun larut dalam tangisan nya seraya berkata “Orang mulia yang anda maksud itu telah wafat, beliau adalah Rasulullah Muhammad SAW”, betapa terkejutnya pengemis buta itu mendengar apa yang di katakan oleh Sayidina Abu Bakar, orang yang selama ini ia hujat, ia hina, dan ia jelek-jelek an nama nya adalah orang yang telah memperlakukan nya dengan sangat baik, menyuapi nya dengan penuh kasih sayang tanpa rasa benci dan marah sedikit pun atas hinaan dan cacian pengemis buta Yahudi itu kepada beliau.
Menangis sejadi-jadi nya, sebuah tangisan rasa bersalah yang begitu dalam, hingga hati nya pun tersentuh oleh betapa mulia nya Akhlak Rasulullah SAW bersamaan dengan pintu hidayah yang terbuka akhir nya pengemis Yahudi buta itu mengucapkan dua kalimat Syahadat dan memeluk Agama Islam.
Baca Juga : Pipanisasi Air Bersih untuk Warga Flores
Begitu banyak kisah kemuliaan Rasulullah SAW yang sudah sepatut nya di jadikan tauladan bagi kita sebagai umat nya, menjadi sebuah bukti bahwa ajaran Agama Islam bisa di terima adalah karena kemuliaan Akhlak Rasulullah SAW yang mampu menggetarkan hati siapa pun yang merasakan kebaikan nya, seperti itu lah adanya tatkala Akhlak dan suri tauladan baginda Rasulullah sebagai Implementasi dari Al-Qur’an.
Melihat realita saat ini tah hanya sedikit orang-orang yang belajar dari media sosial,
tanpa ada nya standar atau filter dalam menangkap sebuah informasi, sangat mudah sekali mem framing masyarakat ke dalam hal yang justru kurang baik, seperti menumbuhkan sikap fanatisme, saling membenci, tidak menghargai pilihan orang lain, yang seakan semakin jauh dari tenggang rasa atau toleransi yang selalu di contoh kan oleh Rasulullah SAW.
Dengan tulisan ini, mari kita sama-sama merenungkan kembali sikap kita terhadap kehidupan beragama, bahwa Rasulullah SAW di utus untuk menyempurnakan Akhlak manusia, pun juga sebaik-baik nya manusia adalah yang bermanfa’at bagi orang lain. Esensi dari berAgama adalah menjadikan penganutnya menjadi manusia yang baik, hargai keyakinan orang lain, perkuat sikap toleransi, jauhkan diri kita dari sikap saling membenci, saling mengasihi antar sesama, ingatlah selalu bahwa “Bukan apa Agama mu ? tapi Apa yang kau lakukan dengan Agama mu ?”, maka hasil dari berAgama adalah dengan menjadi manusia yang baik.