Ibu Misiani hidup dalam rumah satu petak tanpa sekat. Setiap hari, ia dibayangi ketakutan karena rumah yang harusnya menjadi tempat ternyaman untuk berteduh dan istirahat, namun kondisinya justru sebaliknya. Atap rumahnya hanya satu lapis dan lubang di mana-mana. Kamar mandinya tanpa sekat dan dindingnya belum menutup semua ruang. Pasalnya, dulu ia membangun rumah dengan biaya yang terbatas.
Untuk dapat tetap melanjutkan hidup, Ibu Misiani berjuang dengan sang putri semata wayangnya, yang saat ini masih duduk di bangku SMA. Sehari-hari Ibu Misiani, menjadi asisten rumah tangga di dekat rumahnya. Dari pagi hingga menjelang petang. Bentuk kegigihan sebagai seorang Ibu.
Sahabat sejuk, dengan kondisi saat ini, Ibu Misiani sangat berharap bisa memperbaiki rumahnya agar bisa menjadi tempat ternyaman untuk beristirahat.
Kami amat bersyukur dengan antusiasme sahabat sejuk dalam membantu bedah rumah Ibu Misiani. Alhamdulillah, saat ini Ibu Misiani sudah dapat menempati rumahnya dengan nyaman dan aman. Proses bedah rumah sudah rampung. Semoga Ibu Misiani dan keluarga bisa nyaman beribadah dengan tenang dan menjalani aktivitas sehari hari tanpa beban.
Terima kasih kami ucapkan kepada segenap sahabat sejuk Nurul Hayat yang telah membantu bedah rumah Ibu Misiani. Semoga segala kebaikan sahabat sejuk, mendapat balasan yang berlipat ganda. Aamiin yaa Rabbal Alamiin.