Amal Jariyah – Berbagi terhadap sesama merupakan amalan yang baik yang dapat dilakukan kapan pun dan di mana pun. Salah satu amalan yang dapat dilakukan adalah amal jariyah. Dalam Islam, amal jariyah merupakan amalan yang terus mengalir kebaikannya meski orang yang melakukannya telah meninggal dunia. Ketika amalan-amalan yang lain terputus, amal jariyah akan tetap memberinya pahala yang tiada henti.
Ada tiga kategori amal jariyah manusia, yaitu ilmu yang bermanfaat, sedekah jariyah, dan anak muslim yang mendoakannya. Hal ini seperti dalah hadist yang berbunyi :
“Jika manusia mati maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakannya (kedua orang tua).” (HR.Muslim)
Amal jariyah tidak hanya tentang waqaf. Cakupan amal jariyah atau sedekah jariyah dapat diperluas. Dengan catatan, amalan tersebut masih bermanfaat bagi generasi mendatang. Sebut saja seperti mendirikan, membangun serta merawat berbagai fasilitas yang sering dipergunakan oleh lembaga pendidikan, lalu mendirikan rumah sakit, masjid/musholla, panti asuhan untuk anak-anak yatim dan terlantar, mewariskan Al-Quran dan lainnya.
Terkesan sederhana sekali. Namun, tindakan tersebut dapat memberi manfaat luar biasa bagi kehidupan. Ketika orang lain merasakan manfaatnya, maka pahalanya akan terus mengalir ke kamu.
Kalau kamu ingin yang lebih mudah, coba lah untuk memberikan manfaat dari ilmu pengetahuan. Sebagai contoh adalah mengajarkan saudara, teman atau anak untuk mengaji. Setiap huruf yang dibacakan orang tersebut, kamu akan mendapat pahalanya.
Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda (yang artinya), “Ada tujuh amalan yang pahalanya tetap mengalir untuk seorang hamba setelah dia meninggal, padahal dia berada di dalam kuburnya: (1) orang yang mengajarkan ilmu agama, (2) orang yang mengalirkan sungai (yang mati) (3) orang yang membuat sumur, (4) orang yang menanam kurma, (5) orang yang membangun masjid, (6) orang yang memberi mushaf Al-Qur’an, dan (7) orang yang meninggalkan seorang anak yang senantiasa memohonkan ampun untuknya setelah dia wafat.” (HR Baihaqi).
Contoh paling sederhana lagi yaitu orang tua yang mengajarkan al-fatihah pada anaknya. Karena bacaan al-fatihah itu akan anak bawa sepanjang hidupnya, akan ia bacakan 17 kali dalam sehari. Maka, orang tuanya sendiri yang harus langsung mengajarkan al-fatihah pada sang anak. Karena pahalanya akan terus mengalir untuk orang tuanya. Contoh lain lagi, menjadi perantara hidayah bagi orang lain. Yaitu mengajarkan ilmu kepada orang lain dan ketika orang lain itu mengamalkannya, maka pahala tersebut akan mengalir kepada pemberi ilmu.
Amalan tersebut menghasilkan pahala yang datang kepadanya dan dianjurkan untuk melaksanakannya semasa hidup karena Islam selalu mengajarkan umatnya untuk selalu berbuat kebaikan.
Berbuat kebaikan yang dimaksud adalah menebarkan kebajikan dan kasih sayang kepada sesama serta kebaikannya bisa terus dimanfaatkan oleh orang banyak.
Seorang muslim memiliki hakikat bahwa Ia merupakan seorang insan yang mempunyai keimanan juga kebaikan dalam kehidupannya. Bukan hanya sebatas beribadah kepada Allah saja akan tetapi juga perlu untuk menjalin hubungan antar sesama atau yang biasa disebut Hablum Minannas. Mengenai hal tersebut upaya yang bisa kita lakukan agar amal yang kita perbuat bermanfaat bagi orang lain adalah dengan memahami pengertian amal jariyah dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.