The Power of Positive Feeling

The Power of Positive Feeling

Dr Aisah Dahlan dalam ceramahnya memaparkan bahwa dalam otak manusia terdapat emosi apatis, sedih, takut, rakus,  marah, sombong. Juga emosi positif seperti semangat, menerima, damai, dan pencerahan. Allah ﷻ ciptakan demikian supaya hidup kita dinamis.

Emosi apatis, sedih, dan takut disebut dengan nafsu lawwamah. Emosi nafsu, marah, dan sombong disebut dengan nafsu amarah. Sedangkan emosi semangat, menerima, damai, dan pencerahan disebut dengan nafsu muthmainnah.

Nafsu lawwamah dan nafsu amarah masuk kategori emosi negatif. Sedangkan nafsu muthmainnah masuk kategori emosi positif atau disebut juga dengan zona ikhlas. Apabila kita sedang di zona negatif maka cepat-cepat kita berusaha naik ke zona positif. Move on. Dengan cara berzikir/istighfar.

Saat melihat anak-anak di rumah bermain dengan tenang kita bersyukur. Kemudian dalam sekejap bisa berubah jadi marah ketika anak-anak main game terus. Tidak apa-apa. Itu hal yang manusiawi. Namun pada saat marah jangan memaksa untuk mendampingi anak. Sebaiknya duduk dulu sebentar, istighfar, agar emosi kita naik ke zona positif. Agar emosi kita tetap di zona positif kita bisa melakukan sholat ataupun membaca Al Qur’an.

Emosi mempengaruhi feeling, thinking, dan acting. Ketika emosi kita negatif maka yang terlintas di pikiran kita juga yang jelek-jelek atau negatif thinking. Saat emosi sedang di zona positif. Misal sedang semangat maka pikiran juga menjadi semangat atau disebut juga positif thinking.

Emosi Mempengaruhi Qalbu

Emosi mempengaruhi perasaan/feeling/qalbu. Allah ﷻ menyebut kata qalbu dalam 53 ayat Al Qur’an. Qalbu adalah daging bersuhu panas berbentuk kusam berada di sebelah sisi dada, di dalam isinya ada rongga yang berisi darah hitam sekali.

“Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai qalbu yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta tetapi yang buta ialah qalbu yang ada di dalam dada” (Al Hajj: 46).

Qalbu itu Adalah Jantung

“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah qalbu (jantung)” (HR. Bukhari no 52 dan Muslim no. 1599).

Jantung sebagai organ pemompa darah ke seluruh tubuh. Di jantung ada 40.000 neuron (sel otak). Sedangkam di otak sendiri ada 100 milyar neuron. Artinya jantung punya otak fungsionalnya sendiri. Terdapat hormon calmodulin sehingga jantung mempunyai kemampuan menyimpan proses belajar dan memori.

Jantung adalah salah satu organ sensorik dan pusat canggih dalam menerima dan mengolah informasi. Jantung secara terus menerus mendapatkan sinyal dari sistem saraf dan mengirim sinyal ke otak. Sehingga apabila seseorang rajin taklim memorinya tidak hanya tersimpan di otak melainkan juga di jantung. Dan saat seseorang mengambil keputusan tidak hanya dipengaruhi oleh otak melainkan juga dipengaruhi oleh qalbu/jantung.

Itulah mengapa jika sejak kecil input kita buruk maka jasad menjadi buruk. Sebaliknya jika sejak kecil di lingkungan yang baik, berteman dengan orang sholih, perkataan dan perbuatan baik maka yang terekam dalam qalbu/jantung juga baik sehingga jasad pun ikut menjadi baik.  Sistem saraf pada qalbu/jantung memungkinkan jantung untuk belajar, mengingat, dan mempengaruhi bagian korteks pada otak untuk membuat keputusan fungsional independen.

Qalbu kita bisa buta apabila bergaul dengan orang-orang yang tidak baik. Misal pada pecandu narkoba. Namun ketika bertobat qalbu bisa dicuci dengan ibadah rutin, membaca  al Qur’an, serta istiqomah dalam kebaikan.

Memperbaiki Cara Berpikir dan Berperasaan

Apa yang kita ucapkan, lihat, dengar akan masuk ke sistem saraf. Misal saat kita istighfar/berzikir itu akan masuk ke qalbu dan otak. Ini akan memperbaiki emosi kita dari negatif menjadi positif.

“Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar” (Al Baqarah: 153). Solusi atas setiap masalah adalah sabar dan istighfar

Keutamaan Istighfar

Barangsiapa memperbanyak istighfar, niscaya Allah ﷻ memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya dan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka (HR. Ahmad dari Ibnu Abbas dan sanadnya dinilai sahih oleh Al Hakim serta Ahmad Syakir).

Dengan istighfar kita akan move on dari zona negatif menuju zona positif. Selamat mencoba, semoga bermanfaat.

 

Penulis: Hani Fatma Yuniar

Copyright © 2001-2023 Yayasan Yay. Nurul Hayat Surabaya