Author: nurulhayat

“Kalau pas masih hujan baik-baik saja. Tapi kalau hujannya sudah reda pasti kami pakai jas hujan, kadang juga pakai penutup plastik ketika jam malam, karena airnya turun dari atap,” tutur Ibu Marsiami kepada tim Nurul Hayat yang beberapa waktu lalu berkunjung ke rumah beliau.

Memprihatinkan. Satu kata itulah yang menggambarkan kondisi rumah Ibu Marsiami dan Bapak Sugiman. Rumah tersebut lembab, tidak baik bagi kesehatan keluarga beliau. Selain itu, ketika musim hujan, jika kondisi parah, Ibu Marsiami dan keluarga tak jarang harus tidur di musholla.

Rumah tersebut dihuni oleh tiga orang. Ibu Marsiami, sang suami, Bapak Sugiman yang bekerja serabutan, dan putri semata wayangnya yang difabel karena kecelakaan tahun 2022 lalu dan masih harus menjalani perawatan hingga kini.

Melihat kondisi rumah keluarga Ibu Marsiami, Laznas Nurul Hayat mengajak sahabat sejuk untuk bahu membahu bantu memperbaiki rumah beliau.

Alhamdulillah, sahabat sejuk Nurul Hayat antusias membantu Ibu Marsiami agar beliau bisa tinggal di rumah yang aman dan nyaman. Beberapa pekan terakhir, Laznas Nurul Hayat merenovasi rumah beliau sehingga rumah beliau menjadi hunian yang lebih layak.

Beberapa waktu lalu dengan dihadiri perangkat desa setempat, kami lakukan serah terima rumah Ibu Marsiami. Alhamdulillah kini ketika hujan, Ibu Marsiami dan keluarga bisa istirahat dengan nyaman. Tak perlu tidur memakai jas hujan lagi. Juga tak harus lagi mengungsi tidur di pelataran musholla ketika hujan sudah reda.

Terima kasih sahabat sejuk Nurul Hayat telah membantu merenovasi rumah Ibu Marsiami sekeluarga. Semoga Allah Ta’ala membalas kebaikan sahabat semua dengan kebaikan yang berlipat ganda. Aamiin ya Rabbal Alamiin.

Namanya Riko. Bersama Ibundanya, Ibu Widyati dan Kakaknya, Riyanti, ia tinggal di Dusun Curah Laos, Desa Lampeji, Kecamatan Mumbulsari, Jember, Jawa Timur. Riko adalah seorang yatim. Ayahnya baru saja meninggal dunia, sekitar satu bulan yang lalu.

Riko masih kelas 4 SD. Sedang kakaknya, duduk di bangku SMP. Riko, kakaknya, dan Ibunya, hidup dalam kondisi serba kekurangan. Apalagi setelah sang Ayah tiada.

Ibunda Riko bekerja sebagai buruh petik tembakau. Tidak tentu setiap hari ada pekerjaan. Kalau sedang ada, upahnya hanya 20 ribu rupiah per hari. Dulu, sewaktu masih hidup, Ayah Riko bekerja sebagai seorang makelar kayu.

Saat ini, Riko, kakak, dan Ibunya, tinggal di sebuah rumah yang kondisinya sungguh memprihatinkan. Rumah tersebut kayu-kayu penyangganya sudah rapuh. Terdapat bocor di berbagai titik. Bahkan ada sebagian genteng yang hilang, sehingga dari dalam rumah langsung bisa melihat langit.

Saat hujan turun, Riko beserta kakak dan Ibunya berkumpul di satu kamar yang di atasnya ditutupi terpal.  Kondisi ini tentu sangat kurang layak. Dikhawatirkan, jika terus seperti ini, sewaktu-waktu rumah tersebut bisa roboh.

Melihat kondisi tersebut, Laznas Nurul Hayat mengajak sahabat sejuk untuk bergotong royong  membantu bedah rumah adik Riko agar ia dan keluarganya bisa tinggal dengan lebih aman dan nyaman.

Alhamdulillah, dengan dukungan dari sahabat sejuk Nurul Hayat, rumah adik Riko akhirnya bisa dibedah. Prosesnya sudah berjalan dan saat ini sudah sampai pada tahap finishing. Bedah rumah adik Riko ini dikebut selama bulan suci Ramadhan. Total biaya untuk bedah rumah ini adalah Rp 11.500.000. InsyaAllah pada awal bulan Mei 2023 akan dilakukan serah terima.

Terima kasih kami ucapkan kepada seluruh sahabat sejuk Nurul Hayat yang telah berpartisipasi membantu menghadirkan tempat tinggal yang layak untuk adik Riko dan keluarganya. Semoga Allah membalas setiap amal baik panjenengan semua, dengan kebaikan yang berlipat ganda. Aamiin ya Rabbal Alamiin.

Kabupaten Gunung Kidul merupakan kabupaten yang dikenal kering, berbatu, dan bebukit-bukit. Keberadaan sumber air sebenarnya banyak terdapat di daerah ini. Hanya saja letaknya di tempat tertentu dan kedalamannya lebih dari 30 Meter di bawah permukaan tanah. Sehingga agar air tersebut bisa dimanfaatkan butuh peralatan khusus.

Dusun Natah Wetan, Kelurahan Natah, Kapanewon, Nglipar, Kabupaten Gunung Kidul merupakan salah satu dusun yang kesulitan mendapatkan air bersih. Kesulitan tersebut disebabkan belum adanya sarana dan prasarana yang memadai untuk mengalirkan air ke rumah-rumah warga.

Kendala utama yang dialami dusun ini adalah ketersediaan alat yang masih minim. Pipa utama dan bak reservoir (bak penampungan air) ukurannya kecil, sehingga menjadi faktor pengahambat penyaluran air secara merata.

Untuk membantu warga Dusun Natah Wetan, Nurul Hayat menghadirkan program “Sumber Air Bersih untuk Warga Natah Wetan”. Tujuan dari program ini adalah untuk pemerataan penyaluran air bersih bagi warga Dusun Natah Wetan.

Selama ini, masyarakat Natah Wetan mendapatkan air bersih dari sumber air yang dibor pada pertengahan tahun 2013. Proses pengeboran tersebut dikerjakan dan dibiayai oleh masyarakat setempat dan beberapa donatur.  Tahun 2018 dilakukan pengeboran kedua. Dan terakhir tahun 2020 dilakukan pencarian titik sumber baru untuk dilakukan pengeboran yang ketiga.

Beberapa waktu yang lalu Laznas Nurul Hayat telah menyalurkan dana bantuan sebesar Rp 5.000.000 untuk pembelian material pembangunan instalasi air bersih. Ahamdulillah, saat ini tandon baru beserta instalasinya telah terpasang dan telah digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga setempat.

Terima kasih kami ucapkan kepada seluruh sahabat sejuk Nurul Hayat yang telah ikut membantu warga Dusun Natah Wetan dalam memenuhi kebutuhan air bersihnya. Semoga segala kebaikan sahabat sejuk, dibalas dengan limpahan berkah dari Allah Ta’ala. Aamiin ya Rabbal Alamiin.

Pada hari Jum’at 17 Februari 2023 sekitar pukul 14.30 WIB, telah terjadi bencana longsor di Madigondo RT 21 RW 08 Sidoarjo, Samigaluh, Kulonprogo, DIY. Bencana longsor ini mengakibatkan ruas jalan sepanjang 30 Meter dengan tinggi 5 Meter yang merupakan satu-satunya akses menuju fasilitas umum yaitu Masjid Al Jihad, TK Islam Al Qur’an, Paud Bina Anak Islami, Puskestren (Pusat Kesahatan Pesantren) dan Wisata Watu Tekek, menjadi hampir terputus. Sehingga berdampak pada aktivitas 34 KK dan 126 jiwa yang tinggal di sekitar jalan tersebut.

Sampai beberapa waktu setelah tanah longsor, belum ada kejelasan upaya pembangunan kembali jalan desa tersebut. Sehingga akhirnya warga berinisiatif melakukan perbaikan secara  swadaya. Namun kemampuan swadaya masyarakat setempat masih belum mencukupi. Sehingga pembangunan jalan menjadi terhambat.

Laznas Nurul Hayat mengajak sahabat sejuk untuk turut mendukung pembangunan jalan yang longsor ini. Alhamdulillah ajakan ini disambut dengan antusias. Banyak sahabat sejuk yang membantu perbaikan jalan Madigondo ini.

Beberapa waktu yang lalu, Laznas Nurul Hayat telah menyalurkan dana bantuan pembangunan amanah dari sahabat sejuk sebesar Rp 5.000.000 untuk dibelanjakan bahan material. Untuk perkembangan terkini,  hingga tanggal 12 Maret 2023, jalan masih dalam tahap pembangunan. Proses perbaikan dikerjakan secara gotong royong oleh warga setempat.

Mewakili warga Madigondo, kami ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh sahabat sejuk yang telah berpartisipasi dalam program ini. Semoga kebaikan sahabat semua mendapat sebaik-baik balasan dari Allah Ta’ala. Aamiin ya Rabbal Alamiin.