Author: nurulhayat

Mbah Sarmi (70 tahun) tidak bisa menyembunyikan ungkapan kata-katanya, ketika tim Nurul Hayat menyambangi kediamannya di Desa Sambong Rejo, Bojonegoro. “Lihat ini Nak, gentengnya melorot, dinding bolong-bolong, Mbah kedinginan kalau hujan. Rumahnya jelek,” ungkapnya.

Di usianya yang yang sudah sepuh Mbah Sarmi tak mampu lagi bekerja. Untuk makan, beliau makan seadanya. Bahkan seringkali, sisa-sisa nasi kemarin masih disimpan untuk dikeringkan. Soal tempat tinggal, beliau juga tinggal di rumah yang kondisinya memprihatinkan. Rumah itu beralas lantai tanah. Di dalamnya hanya ada tempat tidur sempit yang sudah rusak, alat makan kotor, serta tungku penghangat makanan. Beberapa sudut rumah sudah berlubang. Genteng juga sudah melorot, bahkan jika dilihat dari luar, rumah beliau sudah tidak dalam posisi berdiri tegak.

Tim Nurul Hayat mendatangi rumah Mbah Sarmi dua kali. Pertama untuk berkoordinasi dengan tokoh setempat yang tahu persis kondisi sehari-hari beliau. Dan yang kedua untuk memastikan kesehatan, kesiapan hati, sekaligus mendengarkan keinginan dan harapan beliau.

Melihat kondisi yang mendesak, kami ajak kepedulian dermawan untuk bersama-sama membantu Mbah Sarmi. Alhamdulillah, banyak dermawan yang tergugah meringankan beban beliau.

Kami kabarkan, alhamdulillah rumah Mbah Sarmi yang awalnya terbuat dari bambu lapuk, kini sudah berubah menjadi rumah yang lebih layak. InsyaAllah rumah ini sudah tidak bocor dan banjir lagi ketika musim hujan.

Terima kasih sahabat sejuk Nurul Hayat sudah berkontribusi bergotong royong bersama sama mewujudkan rumah impian Mbah Sarmi. Semoga menjadi ladang amal ibadah kita semua. Amiin ya Rabbal Alamiin.

Beberapa waktu yang lalu Pak Yanto mendapatkan ujian yang tidak mudah. Rumahnya dilahap si jago merah.  Beliau pun hanya bisa pasrah.

Pasca kebaran yang melahap seisi rumahnya, Pak Yanto berusaha untuk bangkit kembali. Saat kami berkunjung ke rumah beliau, beliau terlihat masih sedikit shock. Beliau tampak pasrah. Namun di balik pasrahnya, beliau menyimpan semangat untuk bangkit, memulai kembali usaha menjahit.

Ya, Pak Yanto adalah seorang penjahit. Saat ini yang beliau butuhkan adalah sebuah mesih jahit, sebab mesih jahit yang ia miliki hangus terbakar. Sedang untuk rumahnya yang terbakar, alhamdulillah Pak Yanto telah mendapatkan bantuan dari pihak desa.

Laznas Nurul Hayat berkomitmen membantu Pak Yanto. Untuk membantu beliau, kami sengaja mengambil segmentasi kemanfaatan di program lain. Karena pembangunan rumah beliau sudah dicover penuh oleh pemerintah setempat, maka kami membantu mencarikan solusi agar roda ekonomi beliau berputar kembali.

Alhamdulillah, donasi yang telah sahabat titipkan kepada kami, telah kami salurkan sesuai akadnya. Kami belikan mesin jahit agar Pak Yanto bisa kembali merintis usaha konveksinya. Semoga dengan mesin jahit ini perekonomian keluarga Pak Yanto bisa segera bangkit.

Terima kasih kami ucapkan kepada seluruh sahabat sejuk yang telah mendukung program ini. Semoga kebaikan sahabat semua, dibalas berlipat ganda oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Aamiin ya Rabbal Alamiin.

Perkenalkan, nama beliau Ibu Aminah. Usianya 50 tahun. Suami beliau telah wafat sejak lama. Saat ini, beliau hanya tinggal bersama anak semata wayangnya yang masih duduk di bangku SMA. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, beliau bekerja sebagai buruh cuci dan bersih-bersih di rumah tetangganya.

Ibu Aminah dan anaknya tinggal di sebuah rumah yang kondisinya cukup mengkhawatirkan. Ya, rumah yang seharusnya menjadi tempat berteduh yang nyaman tanpa kekhawatiran, tak beliau dapatkan. Rumah yang beliau miliki, jika hujan turun, maka air akan masuk ke dalam rumah, sehingga tidak  nyaman untuk ditinggali.

“Kasihan mas, kalau hujan sering lari ke rumah saya. Numpang berteduh sembari nunggu hujan reda,” tutur salah satu tetangga yang rumahnya berada di sebelah rumah Ibu Aminah.

Melihat apa yang dialami oleh Ibu Aminah, Laznas Nurul Hayat mengajak sahabat sejuk untuk membantu renovasi rumah beliau. Alhamdulillah, ajakan ini disambut dengan antusias oleh sahabat sejuk.

Saat ini, Alhamdulillah, Ibu Aminah dan anaknya sudah bisa menempati rumah baru. Di rumah baru ini, beliau tak perlu lagi merasa khawatir saat hujan tiba. Semoga rumah baru ini, dapat membuat Ibu Aminah dan anaknya lebih nyaman dan tenang, serta dapat mendatangkan keberkahan bagi keluarga beliau.

Mewakili keluarga Ibu Aminah, kami ingin mengucapkan ribuan terima kasih kepada sahabat sejuk yang telah mendukung renovasi rumah beliau. Semoga kebaikan sahabat semua dibalas berlipat ganda oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Aamiin ya Rabbal Alamiin.

Nama beliau Mbah Tukinem. Usianya 82 tahun. Beliau merupakan warga Desa Gendingan Kidul, RT 02, RW 06, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

Mbah Tukinem diuji sakit lumpuh. Beliau memiliki satu anak laki-laki yang berada dalam kondisi gangguan jiwa sehingga membutuhkan perhatian khusus setiap hari.

Mbah Tukinem tinggal di rumah yang kondisinya sungguh memprihatinkan. Area rumahnya kurang sehat. Bangunannya juga sangat riskan untuk ditinggali ketika hujan deras dan angin datang.

Laznas Nurul Hayat mengajak sahabat sejuk untuk gotong royong memberikan rumah yang lebih layak, agar beliau bisa tinggal dengan aman dan nyaman.

Alhamdulillah, gotong royong wujudkan rumah layak untuk Mbah Tukinem sudah terlaksana. Berkat kerjasama antara Laznas Nurul Hayat Madiun, BAZNAS Ngawi, Sosial Widodaren Ngawi, dan para relawan, kini Mbah Tukinem sudah bisa menempati rumah baru yang lebih layak dan nyaman.

Rumah untuk Mbah Tukinem diserahterimakan pada Selasa, 24 Januari 2023. Hadir dalam acara serah terima ini Khoirul Rohman selaku Branch Manager NH Madiun, Kapolsek Gendingan, BAZNAS Ngawi, dan aparat Kecamatan serta Desa Widodaren Ngawi.

Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah mendukung program ini. Semoga apa yang telah kita ikhtiarkan bersama mendapat keberkahan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Aamiin ya Rabbal Alamiin.

Hari itu, Hanung, Hanin, dan Ibunya hanya makan mie instan. Dua bungkus mie instan dibagi untuk 3 orang. Hanya itu yang bisa mereka makan hari itu. Tak ada bahan sembako yang bisa dinikmati bersama.

Hanun dan Hanin merupakan anak yatim. Ayahnya meninggal dunia karena sakit, 4 tahun yang lalu. Kini,  Hanung, Hanin dan Ibunya tinggal di sebuah kos-kosan yang ada di daerah Tanjung Sari, Pedurungan, Kota Semarang.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sang Ibu berjualan aneka snack. Bermacam-macam snack itu dititipkan ke pasar Pedurungan dan ke sekolah-sekolah. Dari hasil usahanya itu, keuntungan yang didapat sebesar Rp 20.000/hari. Jumlah tersebut sering tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bahkan beberapa kali mereka kehabisan sembako dan sempat pula menunggak pembayaran kos selama 3 bulan.

Kisah di atas, bukan Hanung dan Hanin saja yang mengalami. Masih banyak anak yatim dhuafa lain yang kondisinya seperti Hanung dan Hanin, atau bahkan lebih kekurangan lagi. Oleh karena itu Laznas Nurul Hayat Semarang menghadirkan program bantuan bulanan, sembako untuk anak yatim. Harapannya dengan program ini, bisa meringankan beban ekonomi mereka.

Alhamdulillah, program ini disambut antusias oleh sahabat sejuk Nurul Hayat. Amanah dana sembako dari sahabat semua telah mulai kami salurkan kepada anak-anak yatim (22/01). Total dana yang terkumpul sebesar Rp 8.248.409. Dana tersebut kami belanjakan paket sembako senilai Rp 150.000-Rp 200.000/per paket. Bantuan ini kami salurkan rutin setiap bulan.

Beberapa anak yatim yang terpilih menjadi penerima bantuan ini adalah Hanung warga Pedurungan, Annisa warga Candi Lama, dan Chiara warga Karanganyar Gunung. Tiga nama di atas dipilih karena kesulitan untuk memenuhi biaya makan sehari-hari.

“Terima kasih banyak untuk donatur Nurul Hayat yang telah membantu sembako untuk kami. Kebetulan pas jualan lagi sepi dan saya sudah sempat bilang ke anak-anak untuk mengurangi makan kita besok. Tapi alhamdulillah secara tidak terduga datang bantuan sembako ini,” ujar Bu Kartini selaku Ibu dari anak yatim bernama Hanung.

Terima kasih sahabat sejuk, semoga apa yang sahabat berikan, mendapat sebaik-baik balasan dari Allah Subhananu Wa Ta’ala. Aamiin ya Rabbal Alamiin.