Berbagi Manfaat Kebaikan untuk TPQ Pelosok Desa Lamongan

Berbagi Manfaat Kebaikan untuk TPQ Pelosok Desa Lamongan

ZAKAT GRESIK – “Barangsiapa melakukan suatu kebaikan, maka baginya adalah seperti pahala orang yang melakukan kebaikan itu”. (HR. Muslim No. 3509)Tidak terbayang jika kita ambil sedikit peran disitu. Untuk menyisihkan rezeki kita. Ikut mendukung dalam keberlangsungan proses belajar-mengajar Al-Qur’an. Dalam salah satu program bantuan sarana TPQ yang diluncurkan oleh Nurul Hayat. Bisa jadi satu diantara mereka ditakdirkan oleh Allah menjadi Ahlul Qur’an. Yang menjaga kalamullah dan mengamalkannya. InsyaAllah sedikit dari rezeki kita sisihkan itu menjadi jariyah yang tiada henti.

Program bantuan sarana TPQ ini diinisiasi karena keprihatinan kita. Akan sarana yang kurang memadai dalam proses belajar Al-Qur’an. Khususnya di pelosok-pelosok desa.


Seperti yang kita lakukan saat ini. Kita alokasikan untuk TPQ Roudhotul Qur’an yang berada di Dusun Bapuh Baru Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan.
Cukup jauh untuk sampai ke lokasi. Sekitar lima kilometer dari jalan raya. Akses mobil pun tidak bisa menjangkau ke TPQ tersebut. Terpaksa harus berkali-kali dibawa dengan menggunakan gerobak. Ditengah-tengah gerimis yang cukup lebat. Tapi rasanya terbayar lunas. Dengan sambutan santri-santri yang begitu senang melihat dapat bantuan.

Ucapan terima kasih juga dituturkan oleh Ustadzah Muzdalifah mewakili segenap guru dan pengurus TPQ Roudlotul Qur’an. Yang juga merupakan salah satu penerima manfaat program IBUQU (Insentif Bulanan Guru Qur’an) dari Nurul Hayat. Yaitu sedikit apresiasi bagi guru-guru Al-Qur’an yang ikhlas dalam mengajarkan kalamullah.

Semoga sedikit yang kita berikan ini bisa bermanfaat. Dan mendukung proses belajar Al-Qur’an. Sehingga apa yang menjadi amanah dari doantur ini bisa tercatat sebagai amal jariyah. Yang akan mengantarkan kita bersama-sama menuju surga Allah SWT.
NURUL HAYAT DUKUNG DAKWAH PENDIDIKAN AL QUR’AN DI BANYUWANGI

NURUL HAYAT DUKUNG DAKWAH PENDIDIKAN AL QUR’AN DI BANYUWANGI

ZAKAT BANYUWANGI – Alhamdulillah di penghujung tahun 2020, Laznas Nurul Hayat Banyuwangi kembali berkontribusi dalam mendukung syiar pendidikan Al Qur’an yang dilakukan lembaga-lembaga pendidikan Al Qur’an di wilayah Banyuwangi. Kali ini kami tim Layanan Sosial Nurul Hayat Banyuwangi berkesempatan untuk bersilaturahmi ke TPQ Al Mabruk yang dibina oleh Ustadz Ahmad Yunadi yang beralamat di Jl. Abdul Wahid Kelurahan Kertosari Kec./Kab. Banyuwangi.

Sesuai pengajuan yang disampaikan oleh sang ustadz, bahwa di TPQ nya yang baru merintis beberapa bulan ini, kami menyalurkan 1 set sound system siap pakai dan beberapa dampar kayu guna memberikan suntikan semangat untuk para santri yang mengaji disana.

Beliau sangat berterima kasih kepada Nurul Hayat. Karena dengan adanya bantuan ini, beliau dapat sedikit lega dan bisa fokus dalam pendidikannya.

“Terima kasih kepada Laznas Nurul Hayat Banyuwangi atas bantuan yang diberikan kepada kami. Semoga tim Laz Nurul Hayat dan semua donaturnya senantiasa diberi kesehatan dan perlindungan oleh Allah Swt.” Kata Ustadz Yunadi kepada kami.

Sedekah Puasa Penghafal Al-Quran

Sedekah Puasa Penghafal Al-Quran

ZAKAT MADIUN – Alhamdulillah amanah buka puasa tersalurkan, 1.600 lebih paket buka puasa terdistribusikan kepada para Santri di wilayah Madiun dan sekitarnya.

Pesantren Tahfidz Khairunnas Madiun
Pesantren Tahfidz Mujaddadiyah Madiun
Pesantren Tahfidz Al Hasan Ponorogo
Pesantren Ma’rifatul Ulum Ngawi
Pesantren Muhammadiyah Boarding School
Pesantren Tahfidz Daarul Madinah
Pesantren Tahfidz Darul Falah Sukorejo

Terima kasih kepada seluruh Donatur Nurul Hayat, semoga amal ibadah kita di terima Allah SWT, pahala puasa dan ibadah lainnya mengalir kepada kita semua, آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ

Sampai ketemu di program sedekah buka puasa berikutnya.
Peletakan Batu Pertama Musholla Darussalam, Gresik

Peletakan Batu Pertama Musholla Darussalam, Gresik

ZAKAT GRESIK – Musholla Darussalam merupakan Musholla tertua kedua di Kecamatan Bungah, kabupaten Gresik. Tepatnya berada di dusun Kening Desa Mojopurogede. Tempat ibadah ini masih berdinding dan berlantaikan kayu. Atap gentingnya juga sudah terlihat tua. Kira-kira usia bangunan ini sekitar satu setengah abad. Keberadaannya telah banyak melahirkan dan mencetak generasi terbaik seperti menjadi tempat belajar Al Qur’an juga menimba ilmu-ilmu keislaman. Diusianya yang sudah semakin tua dan kondisinya yang sudah rapuh, tempat ibadah ini harus dilakukan pembangunan total.

 dokumentasi peletakan batu pertama musholla di Gresik

Suasana Prosesi Peletakan Batu Pertama untuk Pembangunan Musholla


Hari ini, Ahad 10 Januari 2021. berkat ridho Allah SWT dan do’a masyarakat. Musholla Darussalam mulai dibangun. diawali dengan peletakan batu pertama. “Bersyukur kami dapat berbagi Jariyah kebaikan ditempat ini. dengan pembangunan ini, kami berharap semoga dapat bermanfaat bagi masyarakat dalam pengembangan ilmu keislaman”. Ungkap Abah Zainal, Wakil Lazis PT. PJB Gresik. Dalam pelaksanaan pembangunannya. gorong royong warga masyarakat dan para alumni yang dulu pernah mengenyam pendidikan baca tulis Al Qur’an.



“Pengurus Musholla menyampaikan ribuan terima kasih kepada Lazis PJB dan Nurul Hayat Gresik yang sudah memberikan bantuan pembangunan. Semoga amal jariyah kebaikan akan senantiasa mengalir pahala hingga waktu tak terbatas”, Ungkap H. Khoirul, takmir musholla.

“Kami ucapkan banyak terima kasih kepada Lazis PJB, warga, dan juga para alumni yang sudah membantu dalam pelaksanaan ini. semoga senantiasa diberikan kelancaran dan selesai sesuai target sehingga dapat digunakan untuk menyambut bulan suci Ramadhan”, terang M. Robby Amrizal, Kepala Cabang NH Zakatkita Gresik-Lamongan.

Program pembangunan seperti ini merupakan bagian dari program Nurul Hayat sektor sosial kemanusiaan. Selengkapnya tentang seluruh program Nurul Hayat klik disini

Untuk ikut serta dalam pembangunan infrastruktur dakwah seperti ini, kesempatan masih dibuka melalui zakatkita.org. Pada platform ini banyak terdapat pilihan program yang bisa diikuti oleh siapapun. Mulai dari sektor kesehatan, dakwah, sosial kemanusiaan, pemberdayaan ekonomi maupun pendidikan.

Untuk informasi selengkapnya bisa menghubungi hotline centre Nurul Hayat .

5 Tips untuk Ramadhan 2020 tetap Optimal

5 Tips untuk Ramadhan 2020 tetap Optimal

Oleh: Yola (@yolanaapr)

Bulan Ramadhan yang ditunggu-tunggu umat Islam seluruh dunia sudah datang. Tetapi, Ramadhan tahun ini sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. 

Ramadhan tahun 2020 bersamaan dengan adanya virus Corona yang menyebar hampir seluruh negara di dunia. Tercatat lebih dari 2,8 juta orang terjangkit dengan 200 ribu kasus kematian dan masih berpotensi untuk bertambah.

Virus Corona menyebar melalui kontak dengan orang yang terinfeksi saat mereka batuk/bersin, atau melalui kontak dengan tetesan air liur, atau cairan/ lendir hidung orang yang terinfeksi (droplet).

Sebagai ikhtiar untuk memutus penyebaran virus Corona, pemerintah Indonesia membuat kebijakan untuk menerapkan social distancing. Kebijakan tersebut mengharuskan masyarakat untuk tetap di dalam rumah dan mengurangi aktivitas di luar rumah.

Saat Ramadhan, biasanya banyak sekali aktivitas yang dilakukan di luar rumah. Misalnya, hadir kajian, sholat tarawih di masjid,  buka bersama, bagi-bagi takjil/sedekah, sahur on the road dan masih banyak lagi.

Penerapan social distancing membuat umat Muslim kehilangan euforia Ramadhan akan tetapi mari tidak gundah dulu.  Bulan Ramadhan dalam situasi pelik seperti ini, tetaplah menjadi Ramadhan  yang membawa limpahan kemuliaan. Ia tetaplah bulan yang membelenggu setan selama 30 hari, waktunya semua pintu surga terbuka dan pintu neraka ditutup, dan yang masih sama istimewanya adalah peluang mendapat pahala yang besar dan mendapat ampunan Allah ﷻ.

Jadi, mari kita tetap bergembira menyambut bulan penuh berkah tahun ini dan hidupkan perjalanan selama 30 hari ke depan dengan menanam kebaikan, memanen pahala, hingga meraih kemenangan. 

Lantas, apa saja yang bisa dilakukan untuk menghidupkan Ramadhan secara optimal saat di rumah saja?

  • Perbanyak Sholat

Sholat adalah ibadah yang pertama kali dihisab di akhirat kelak. Apabila seorang Muslim baik sholatnya maka baiklah semua amal lainnya. 

Terlebih di bulan Ramadhan, selain menjaga  keistiqomahan sholat wajib juga meningkatkan sholat sunah seperti sholat rawatib, sholat tahajjud, sholat dhuha, sholat hajat, dan sholat taubat.  Ibadah seperti ini sangat dianjurkan untuk dilakukan umat Muslim selama bulan Ramadhan.

Terutama di masa pandemi COVID-19, memang ada larangan beribadah jamaah di masjid, jika kita tetap melakukan ibadah Ramadhan seperti biasanya maka bisa menjadi bentuk tambah dukungan spiritual agar kuat mental selama menjalani #dirumahaja dan #workfromhome. Tambahan baik lainnya adalah hubungan silaturahmi dengan anggota keluarga menjadi semakin erat karena punya waktu lebih banyak bercengkrama, bagi yang tinggal 1 rumah dengan keluarga.

  • Streaming kajian online

Menuntut ilmu wajib hukumnya bagi setiap Muslim. Di rumah saja bukan berarti tidak bisa mengikuti kajian. Beruntungnya saat ini, era teknologi berkembang sangat cepat, banyak kemudahan digital yang bisa dimanfaatkan salah satunya adalah streaming kajian online. Satu bentuk produk digital yang menjadi sangat bermanfaat karena kita bisa tetap mengaji tanpa harus ke tempat ibadah langsung dan tetap bisa mendengarkan narasumber favorit dari rumah. Beberapa kanal streaming online yang bisa kita gunakan adalah youtube, facebook, instagram, dan aplikasi zoom

  • Tilawah Qur’an

Dalam QS. Al-Isra’ ayat 82,  Allah ﷻ berfirman bahwa Alquran menjadi penawar atau obat dari segala macam penyakit.  Memperbanyak baca Alquran di tengah tingginya resiko terpapar virus Corona bisa menjadi salah satu ikhtiar kita.  Pahala 10 per huruf yang dibaca, ditambah dibaca saat bulan Ramadhan menjadikan siapa saja yang membaca Alquran akan mendapat pahala berlimpah dari Allah ﷻ.

  • Banyak Sholawat

“Sesungguhnya Allah dan malaikatnya bershalawat kepada nabi, wahai orang-orang yang beriman bershalawatlah kalian kepadanya dan juga ucapkanlah salam untuknya.” (Qs. Al- Ahzab: 56)

Orang yang banyak bersholawat akan mendapatkan banyak keistimewaan. Dimudahkan segala urusan dan akan dekat dengan Rasulullah kelak di akhirat.

Bosan di rumah saja? Mari sibukkan diri dengan sholawat.
  • Sedekah

Penerapan social distancing berdampak pada perekonomian masyarakat.  Banyak tenaga kerja harus “dirumahkan” karena omset perusahaan turun drastis dan tidak sanggup memberi gaji. Banyak juga pedagang kecil tidak mampu mendapatkan penghasilan karena sepi pembeli.

Ramadhan saat ini adalah momentum tepat untuk saling memerhatikan satu sama lain. Salah satu caranya dengan menyedekahkan sebagian rezeki yang Allah beri untuk mereka yang membutuhkan.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Baqarah ayat 261: “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dikendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas (Karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

Allah ﷻ sudah menjanjikan balasan berlipat-lipat bagi orang yang mau sedekah. Jadi, tidak perlu pikir panjang untuk sedekah karena banyak keutamaannya.

NH Zakat Kita

 

Berlomba Kebaikan Pada Bulan Ramadhan

Berlomba Kebaikan Pada Bulan Ramadhan

Oleh : Ahmad

Alhamdulillah, puji syukur kita bisa berjumpa lagi dengan bulan Ramadhan. Bulan istimewa yang penuh rahmat dan ampunan. Pada bulan suci ini, semua ibadah dan amalan yang kita lakukan akan mendapat pahala berlipat ganda, pintu surga dibuka, dan pintu neraka ditutup. Tidak salah rasanya jika di bulan mulia ini seluruh umat Islam berlomba-lomba beribadah dan melakukan berbagai perbuatan baik. Ada banyak kebaikan yang bisa kita lakukan di bulan Ramadhan.

Apa saja kebaikan-kebaikan itu? Mari kita ulas satu per satu:

Puasa 

Ibadah wajib saat bulan Ramadhan adalah berpuasa. Selain menahan diri dari lapar dan haus, berpuasa juga harus mampu menjaga diri dari emosi, perbuatan maksiat dan hawa nafsu. Setiap amalan yang dikerjakan saat berpuasa akan dilipatgandakan. Dosa-dosa yang diperbuat di masa lalu akan diampuni oleh Allah ﷻ. Hal ini seperti tercermin dalam satu sabda Rasulullah ﷺ: “Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Sabda lain dari Rasulullah ﷺ yang menggambarkan istimewanya puasa pada bulan Ramadhan adalah berikut ini: “Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), ‘Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku.’ Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dari pada bau minyak kasturi.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Membaca Alquran 

Salah satu kebaikan lain di bulan Ramadhan adalah membaca Alquran. Membaca Alquran menjadi salah satu amalan yang wajib dilakukan. Walaupun hanya membaca satu huruf, Allah ﷻ akan memberikan banyak pahala untuk umatnya.

Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa membaca satu huruf dari kitab Allah maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf.” ( HR. At-Tirmidzi)

Melaksanakan Sholat Sunah dan Sholat Malam 

Selain dua kebaikan yang telah disebutkan di atas, kebaikan lain yang juga dapat dikerjakan di bulan Ramadhan adalah mengerjakan sholat sunah dan sholat malam. Sholat sunah yang dianjurkan oleh Rasulullah ﷺ untuk dikerjakan di bulan suci di antaranya adalah sholat tarawih, witir dan tahajud.

Sholat tahajud pada bulan Ramadhan sangatlah istimewa. Keistimewaannya dapat kita lihat pada sabda Rasulullah ﷺ berikut ini: “Sesungguhnya Allah telah memfardukan puasa Ramadhan dan aku telah mensunahkan bagimu shalat di malam harinya. Maka barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan dan shalat sunah di malam harinya karena iman dan mengharap pahala dari Allah, keluarlah ia dari dosa-dosanya sebagaimana pada hari dia dilahirkan oleh ibunya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Bersedekah

Bersedekah juga termasuk salah satu kebaikan yang dapat dikerjakan oleh umat Islam. Allah Ta’ala menjanjikan pahala dan balasan bagi orang-orang yang suka bersedekah. Banyak keutamaan bersedekah di bulan Ramadhan, yaitu menghapus dosa, mendapatkan naungan di hari akhir, memberi keberkahan pada harta dan mendapat pahala berlipat ganda.

Itulah berbagai kebaikan di bulan Ramadhan yang bisa dilakukan oleh umat Islam. Salah satu kebaikan berbuah pahala adalah berzakat dan bersedekah.

Ayo, berlomba-lomba dalam kebaikan pada bulan Ramadhan!

Artikel Terkait :
Sedekah Jariyah Mengalirkan Terus Pahala

Sedekah Jariyah Mengalirkan Terus Pahala

Oleh : Fajar Ryadi

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu):  sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, dan doa anak yang sholeh.” (HR. Muslim no. 1631)

Siapa di antara kita yang tidak pernah mendengar hadis riwayat di atas? Saya yakin hampir seluruh pembaca pasti sudah khatam mendengar hadis ini. Dari hadis ini dapat kita simpulkan bahwa sedekah jariyah adalah salah satu jenis amalan yang pahalanya akan mengalir terus selamanya meskipun seorang Muslim telah meninggal dunia.

Masya Allah, Allah memberikan kesempatan agar hamba-Nya bisa mengumpulkan banyak pahala saat hidup di dunia dan saat sudah tidak di dunia lagi. Tentu kita tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan yang sudah diberikan oleh Allah. Mari kita kembangkan apa saja yang bisa kita lakukan agar mendapatkan pahala sedekah jariyah.

  1. Sedekah pembangunan masjid

Masjid telah menjadi pusat segala kegiatan umat Islam sejak dulu hingga sekarang. Banyak masjid dibangun di seluruh Indonesia untuk memfasilitasi umat Islam. Selain sebagai tempat melakukan peribadatan, masjid juga menjadi tempat pembelajaran seperti kajian keislaman maupun sebagai tempat mengaji Alquran bagi anak-anak.

Tidak salah jika dikatakan masjid memiliki banyak manfaat bagi banyak orang. Bayangkan jika kita bisa ikut berkontribusi dalam pembangunan masjid. Berapapun rupiah yang kita sumbangkan akan dijadikan lantai tempat berpijak sholat, menjadi pilar yang menopang bangunan masjid, menjadi keran yang mengucurkan air wudhu. Masya Allah berapa banyak pahala yang mengalir terus selama masjid itu terus dipergunakan masyarakat.

  1. Sedekah pembangunan pesantren/madrasah

Sama halnya dengan masjid, pondok pesantren sebagai tempat untuk menimba ilmu, tentu juga berpotensi mengalirkan pahala jariyah yang tak terhenti. Bukankah ilmu yang bermanfaat juga disebutkan menjadi salah satu amalan yang dapat memberikan pahala jariyah. Maka pesantren atau madrasah menjadi wadah untuk menghasilkan ilmu yang bermanfaat.

Jika ingin mendapatkan aliran pahala jariyah, kita juga bisa bersedekah untuk pembangunan pesantren. Laznas Nurul Hayat memiliki banyak pesantren tahfidz yang tersebar di banyak kota. Dari SD, SMP, SMA hingga jenjang perkuliahan. Setiap ilmu yang dihasilkan dari pesantren tersebut, pahalanya akan kita terus nikmati meskipun kita sudah tiada.

  1. Sedekah pembuatan sumur di desa tertinggal

Segala puji kita panjatkan kepada Allah atas segala nikmat yang telah diberikan kepada kita. Tapi di belahan tempat lain banyak saudara-saudara kita yang tidak seberuntung kita. Salah satunya yang paling sederhana adalah kebutuhan air. Mungkin kita sering mengabaikan pemakaian air di rumah. Baik saat mandi, cuci baju atau wudhu. Kita terkadang boros menghabiskan air. Padahal di desa-desa tertinggal banyak saudara kita yang harus menempuh kiloan meter hanya untuk mendapatkan air.

Mari kita ambil investasi jangak panjang ini. Ikuti terus campaign zakatkita.org

Artikel Terkait :

1. Potensi Zakat di Indonesia

2. Mengubah Mustahik To Muzakki

3. Zakat Bersihkan Jiwa dan Harta

Tetap Optimal Ditengah Pandemi

Tetap Optimal Ditengah Pandemi

Oleh : Yola, Tetap Optimal Ditengah Pandemi

Bulan Ramadhan yang ditunggu-tunggu umat Islam seluruh dunia sudah datang. Tetapi, Ramadhan tahun ini sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

Ramadhan tahun 2020 ini bersamaan dengan adanya virus Corona yang melanda dunia. Sudah 2,8 juta orang terjangkit dengan lebih dari 200 ribu kasus kematian dan masih berpotensi untuk bertambah.

Virus Corona menyebar melalui kontak dengan orang yang terinfeksi saat mereka batuk atau bersin, atau melalui kontak dengan tetesan air liur, atau cairan/ lendir hidung orang yang terinfeksi.

Sebagai ikhtiar untuk memutus penyebaran virus Corona, pemerintah Indonesia membuat kebijakan untuk menerapkan social distancing. Kebijakan tersebut mengharuskan masyarakat untuk tetap di dalam rumah dan mengurangi aktivitas di luar rumah.

Saat Ramadhan biasanya banyak sekali aktivitas yang dilakukan di luar rumah. Misal, hadir kajian, sholat tarawih di masjid,  buka bersama, bagi-bagi takjil/sedekah, sahur on the road dan masih banyak lagi.

Kehilangan euforia memang, tapi mari tidak gundah dulu.  Bulan Ramadhan dalam situasi pelik seperti ini, tetaplah Ramadhan  yang membawa limpahan kemuliaan. Ia tetaplah bulan yang membelenggu setan selama 30 hari, waktunya semua pintu surga terbuka dan pintu neraka ditutup, dan yang masih sama istimewanya adalah peluang mendapat pahala yang besar dan mendapat ampunan Allah ﷻ masih sama besarnya.

Jadi, mari kita tetap bergembira menyambut bulan penuh berkah tahun ini dan hidupkan perjalanan selama 30 hari kedepan dengan menanam kebaikan, memanen pahala, hingga meraih kemenangan.

Lantas, apa saja yang bisa dilakukan untuk menghidupkan Ramadhan secara optimal saat di rumah saja?

  1. Perbanyak Sholat

Sholat adalah ibadah yang pertama kali dihisab di akhirat kelak. Apabila seorang muslim baik sholatnya maka baiklah semua amal lainnya.  Terlebih di bulan Ramadhan, selain menjaga  keistiqomahan sholat wajib juga meningkatkan sholat sunah seperti sholat rawatib, sholat tahajjud, sholat dhuha, sholat hajat, dan sholat taubat.  Ibadah seperti sangat dianjurkan untuk dilakukan umat Muslim di bulan Ramadhan.

Terutama di masa pandemi COVID-19 saat ini, memang ada larangan beribadah jamaah di masjid, jika kita tetap melakukan ibadah Ramadhan seperti biasanya maka bisa menjadi bentuk tambah dukungan spiritual agar kuat mental selama menjalani #dirumahaja dan #workfromhome. Tambahan baik lainnya adalah hubungan silaturahmi dengan anggota keluarga menjadi semakin erat karena punya waktu lebih banyak bercengkrama, bagi yang tinggal 1 rumah dengan keluarga.

  1. Streaming kajian online

Menuntut ilmu wajib hukumnya bagi setiap Muslim. Di rumah saja bukan berarti tidak bisa mengikuti kajian. Beruntungnya saat ini, era teknologi berkembang sangat cepat, banyak kemudahan digital yang bisa dimanfaatkan salah satunya adalah streaming kajian online. Satu bentuk produk digital yang menjadi sangat bermanfaat karena kita bisa tetap mengaji tanpa harus ke tempat ibadah langsung dan tetap bisa mendengarkan narasumber favorit dari rumah. Beberapa kanal streaming online yang bisa kita gunakan adalah youtube, facebook, instagram, zoom.

  1. Tilawah Qur’an

Dalam QS. Al-Isra’ ayat 82,  Allah ﷻ berfirman bahwa Alquran menjadi penawar atau obat dari segala macam penyakit.  Memperbanyak baca Alquran di tengah tingginya resiko terpapar virus Corona bisa menjadi salah satu ikhtiar kita.

Pahala 10 per huruf yang dibaca, ditambah dibaca saat bulan Ramadhan menjadikan siapa saja yang membaca Alquran akan mendapat pahala berlimpah dari Allah ﷻ.

  1. Banyak Sholawat

“Sesungguhnya Allah dan malaikatnya bershalawat kepada nabi, wahai orang-orang yang beriman bershalawatlah kalian kepadanya dan juga ucapkanlah salam untuknya.” (Qs. Al- Ahzab: 56)

Orang yang banyak bersholawat akan mendapatkan banyak keistimewaan. Dimudahkan segala urusan dan akan dekat dengan Rasulullah kelak di akhirat.

Bosan di rumah saja? Mari sibukkan diri dengan sholawat.

       5.  Sedekah

Penerapan social distancing berdampak pada perekonomian masyarakat.  Banyak tenaga kerja harus “dirumahkan” karena omset perusahaan turun drastis dan tidak sanggup memberi gaji. Banyak juga pedagang kecil tidak mampu mendapatkan penghasilan karena sepi pembeli.

Ramadhan saat ini adalah momentum tepat untuk saling memerhatikan satu sama lain. Salah satu caranya dengan menyedekahkan sebagian rezeki yang Allah beri untuk mereka yang membutuhkan.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Baqarah ayat 261: “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dikendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas (Karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

Allah ﷻ sudah menjanjikan balasan berlipat-lipat bagi orang yang mau sedekah. Jadi, tidak perlu pikir panjang untuk sedekah karena banyak keutamaannya.

NH Zakat Kita

Saling Memaafkan Meski Tanpa Bersalaman

Saling Memaafkan Meski Tanpa Bersalaman

Oleh : Fajar Riyadi Kadi Saling memaafkan meski tanpa bersalaman.

Sudah menjadi tradisi masyarakat kita, ketika hari raya Idul Fitri, rasanya kurang afdol jika tidak diisi silaturahmi dan bersalam-salaman dengan sanak saudara dan tetangga. Setelah sholat Ied, biasanya kita bersama keluarga akan langsung berkeliling menghampiri tetangga, menyalaminya sambil saling meminta maaf.  Masya Allah, indah sekali bukan?  Tapi sepertinya hal tersebut akan susah dilakukan tahun ini. Sebab, di tengah pandemi seperti sekarang ini, Idul Fitri 2020 akan menjadi Idul Fitri yang berbeda dari Idul Fitri tahun-tahun sebelumnya.

“Barangsiapa yang ingin dibangunkan baginya bangunan di Surga, hendaknya ia memaafkan orang yang mendzaliminya, memberi orang yang bakhil padanya dan menyambung silaturahmi kepada orang yang memutuskannya.” (HR. Thabrani). 

Memaafkan dan bersilaturahmi memiliki banyak keutamaan dan kita wajib melakukannya jika ingin mendapatkan pahala dari Allah. Tapi di musim pandemi ini, sebaiknya kita mengikuti anjuran pemerintah untuk di rumah saja, social & physical distancing. Mengutamakan kesehatan jauh lebih penting daripada bersalaman dan saling mengunjungi. Kegiatan bersalam-salaman dikhawatirkan, akan menjadi penyebab semakin meluasnya  permasalahan kesehatan di tengah pandemi Covid-19.

Meski tidak bisa bersalam-salaman, kita tidak perlu berkecil hati. Ada beberapa alternatif yang bisa menggantikan ritual bermaaf-maafan walau tanpa bersalam-salaman. Apa saja alternatif tersebut?

  1. Meminta Maaf Melalui Kartu Lebaran

Bagi kita yang termasuk generasi 90-an, kartu lebaran bukanlah hal yang asing. Atau jika kamu lahir ketika kartu lebaran sudah tidak banyak digunakan lagi, kamu bisa bertanya kepada Ayah atau Ibu, bagaimana mereka dulu saling berucap maaf lahir batin pada masanya. Ya! Mereka akan menjawab dengan mengirimkan ucapan di atas secarik kartu pos.

Sebelum teknologi komunikasi berupa handphone ditemukan, orang saling mengirimkan kartu lebaran. Eits! Sampai sekarang kartu lebaran masih ada loh, mungkin kita bisa memanfaatkan kartu tersebut untuk saling berkirim pesan lebaran kepada para sahabat.

  1. Ucapan Maaf Lewat Pesan Teks

Teknologi komunikasi berkembang sangat pesat. Dari munculnya telepon sampai handphone. Kita dapat dengan mudah mengirim pesan dengan sekali tekan. Jika pesan tidak cukup, saat ini kita bisa “berjumpa” secara virtual dengan layanan video call yang memudahkan kita berbincang tanpa harus bertatap muka secara langsung. Subhanallah, Allah memberikan ilmu pengetahuan kepada manusia agar bisa menjadi manfaat untuk seluruh umat manusia.

  1. Saling Memaafkan Melalui Social Media

Selain teknologi komunikasi, internet juga memiliki peran yang sangat penting pada masa modern saat ini. Kecepatan penyebaran informasi dapat dilakukan dengan bantuan social media. Kita juga bisa memanfaatkan social media untuk mengirimkan pesan Idul Fitri dengan lebih cepat dan menjangkau lebih banyak orang dibandingkan menggunakan handphone.

Jadi, tidak ada alasan untuk tidak bisa bermaaf-maafan di tengah pandemi Covid-19 ini. Lebaran 2020 ini kita tetap bisa “melakukan” tradisi bermaaf-maafan dan silaturahmi menggunakan cara yang berbeda. (*)

NH Zakat Kita

 

Bershalawat Dengan Cinta

Bershalawat Dengan Cinta

Bershalawat dengan cinta. Andai keutamaan shalawat yang banyak itu. Tidak ada sekalipun. Maka kita tetap tak pantas bila tak melazimkan sholawat. Yang mengerti besarnya kebaikan Rasulullah ﷺ terhadap kehidupannya, pastilah akan selalu mengenang dan mendoakan beliau.

Sifat dasar manusia adalah keinginan membalas. Bila ia diperlakukan baik atau ditolong, maka muncul keinginan membalas budi. Begitupun sebaliknya, keburukan juga akan mendorong hasrat membalas keburukan. Kecuali muncul upaya bersabar dan memaafkan. Dan itu butuh perjuangan.

Rasulullah ﷺ adalah sosok yang paling memberi banyak kebaikan kepada kita. Dalam urusan dunia, lebih-lebih akhirat. Balas budi yang paling tampak dan ringan itu adalah bersholawat untuk beliau. Dengan sholawat yang tidak hanya untuk tujuan mencari keutamaan dan pahala yang menguntungkan diri kita saja. Tapi sebagai ungkapan rasa terima kasih dan syukur atas kebaikan dan rahmat yang telah beliau tebarkan di muka bumi.

Beliaulah yang mengenalkan kita kepada Rabb kita Allah ta’ala, lalu bertauhid kepada-Nya. Rasulullah ﷺ mengarahkan pada akidah yang benar. Ibadah yang lurus. Agama yang diridhai. Membuka jalan ketenangan dalam keyakinan yang kuat. Tentang takdir, tentang balasan akhirat, tentang perhatian dan kemurahan-kemurahan Allah ta’ala.

Untuk bisa mewujudkannya, beliau mempertaruhkan harta dan nyawa. Dilukai jasad dan batinnya. Seluruh hidupnya didedikasikan untuk membukakan jalan petunjuk bagi ummatnya.

Allah ta’ala sudah menetapkan, bahwa pemilik petunjuk itu ada pada laki-laki Quraisy keturunan Nabi Ismail. Kemuliannya bukan hanya karena ketinggian akhlaknya. Kemuliannya, mutlak adalah karena Allah ta’ala sendiri yang memuliakan beliau. Sebagaimana Allah ﷻ menetapkan keadaan langit dengan keadaaannya yang kita lihat hari ini, bumi yang kita pijak, dan mahluk-mahluk lain sesuai manzilahnya.

Begitupun Rasulullah ﷺ. Beliau mulia sejak Qolam mencatatkan takdir seluruh mahluk semesta. Limapuluh ribu tahun sebelum alam diciptakan. Rasulullah ﷺ bersabda, “Allah telah menulis takdir seluruh makhluk ciptaan-Nya semejak lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim).

Maka tak perlu khawatir mengganggu keyakinan kepada Allah ﷻ sebagai sumber segala sebab, kalau kita berkata, “Andai tidak ada Rasulullah, maka kita tetap dalam kejahiliyahan. Yang karenanya kita mendapatkan alasan kuat untuk disiksa di akhirat.” Itu adalah ungkapan dzahir, sebagai makna penghormatan pada jasa Rasulullah ﷺ.

Mencintai Rasulullah ﷺ adalah kecintaan tertinggi. Tidak perlu tapi. Mengagungkan kemuliannya tak memiliki tepi. Kerinduan kepada beliau harus terbawa sampai mati.

Ada yang bertanya, apakah gambaran-gambaran kemuliaan di atas tak berlebihan? Bagaimana kalau sampai menyandingkan kedudukan Rasulullah ﷺ dengan Allah ta’ala.

Biasanya pernyataan ini muncul ketika membandingkan dengan kaum Nasrani yang dimurkai lantaran menjadikan Nabi Isa sebagai Tuhan (anak Tuhan).

Meskipun sebenarnya, sumber was-was tersebut adalah dari kurangnya Ilmu, gagal menyimpulkan sebuah pemahaman, ditambah egoisme pribadi. Yang ditimpa was-was itu karena rendahnya ilmu dan gagal mengambil kesimpulan tentang sejarah kaum Nabi Isa sendiri. Perhatikan, apakah kecintaan kaum Nabi Isa itu yang membuat mereka tersesat?

Kalau karena kecintaan kepada Nabi Isa yang membuat tersesat, maka 12 sahabat Hawariyyun Nabi Isa, yang menemani beliau di rumah kasih di jelang peristiwa Salib dan diangkatnya Nabi Isa ke Langit, merekalah yang mendapatkan laknat dari Allah ﷻ. Nyatanya tidak. Justru mereka mulia kedudukannya karena kedekatannya dengan Nabi Isa.

Kesesatan kaum Nabi Isa itu terbagi dua. Kesesatan pertama adalah kaum yang bersama dengan beliau saat beliau masih hidup. Sesat karena justru memusuhi dan merendahkan Nabi Isa. Sampai berujung percobaan pembunuhan. Mereka orang-orang Bani Israel.

Kesesatan kedua adalah orang-orang setelah beliau “dianggap” wafat. Kesesatan mereka adalah karena menyebut Nabi Isa sebagai anak Tuhan. Tuhan dalam Isa, Isa dalam Tuhan. Siapa mereka? Mereka sebagian besar adalah orang-orang Romawi. Yang membuat konsep ketuhanan Isa bukan dari landasan kecintaan. Tapi karena bawaan keyakinan pagan sebelumnya yang mereka bawa.

Jadi premis sederhananya begini: Orang Nasrani tersesat karena menganggap Nabi Isa sebagai Tuhan. Maka, selama tidak menganggap Nabi Isa sebagai Tuhan, ya, tidak tersesat. Semudah itu memahaminya.

Kalau itu berlaku kepada Nabi Isa, apalagi kepada Rasulullah ﷺ. Penghulu para nabi. Yang tidaklah nabi-nabi sebelumnya diutus, kecuali membawa amanah suci untuk mengabarkan kedatangan Rasul mulia bernama Ahmad.

Perhatikan ucapan Nabi Isa ini. “Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, ‘Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)’.” (Ash Shaf / 61: 6).

NH Zakat Kita

Copyright © 2001-2023 Yayasan Yay. Nurul Hayat Surabaya