Efek Domino Anak dan Lingkungan di Tengah Pandemi

Efek Domino Anak dan Lingkungan di Tengah Pandemi

“Udah pelajaran sekolah susah, anaknya susah dibilangin lagi.” Kalimat tersebut sering kali saya dengar selama pandemi covid 19. Kalimat yang merujuk pada  keluhan orang tua dalam proses pembelajaran online. Bukan lagi suatu hal yang tabu, pandemi covid 19 telah menjadi momok yang merugikan negara di berbagai bidang. Sejak kasus positif covid 19 pertama di Indonesia pada bulan Maret 2020, masyarakat berada dalam bayang-bayang ketakutan terpapar virus yang begitu mematikan. Pemerintah pun segera mengeluarkan berbagai kebijakan untuk memutus rantai penyebaran covid 19, salah satunya dengan penerapan kegiatan online atau tatap muka.

Beberapa kegiatan yang dibatasi adalah pendidikan dan ekonomi yang berarti kedua pekerjaan tersebut dilakukan di rumah. Berakar dari kebijakan tersebut, Orang tua kini memiliki fungsi ganda yaitu sebagai pencari nafkah dan juga guru bagi anak mereka di rumah. Waktu, pikiran, dan tenaga adalah makanan sehari-hari orang tua di masa pandemi ini, belum lagi tambahan beban pikiran karena faktor lain seperti faktor sosial. Ketidaknyamanan yang terus-terusan menumpuk membuat kesehatan mental menurun, membuat tubuh bereaksi terhadap situasi yang tampak berbahaya atau sulit yang lebih dikenal dengan istilah stress.

Stress berdampak buruk bagi kesehatan mental terutama dalam pengolahan emosi. Orang yang sedang terkena stress akan mudah marah karena emosinya yang tidak stabil. Bila ditarik benang merah dari persitiwa ini, maka dampak stress pada orang tua akan sangat berpengaruh pada mental anak dalam menghadapi pandemi ini. Anak cenderung meniru perilaku orang tua dan lingkungan sekitarnya saat usia 6 sampai 12 tahun. Langkah awal mendidik anak dari orang tua sangat berpengaruh di masa pandemi ini. Hal ini bisa digambarkan seperti domino, orang tua – anak – lingkungan merupakan sebuah kesatuan yang saling terhubung. Bila orang tua mengedepankan emosi negatif dalam mendidik anak mereka, maka kepribadian anak akan menjadi tidak baik. Ini disebabkan karena perlakuan anak di lingkungan dipengaruhi oleh bagaimana ia diperlakukan di rumah.

”Sejatinya tidak ada yang jahat dari awal.” Kalimat itu dikutip dari buku The Lord Of The Rings karya JRR Tolkien. Kalimat tersebut menginspirasi saya untuk menjadi domino awal yang memberikan dampak baik kepada lingkungan sekitar sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan dan mengurangi beban stress orang tua serta anak. Saya menyadari untuk menjadi pioner dalam berbagi kebaikan, saya haruslah terlebih dahulu paham apa makna berbuat baik yang sebenarnya. Dalam Islam, konsep berbuat baik banyak sekali contohnya, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Saya mengambil salah satu pengertian dari ihsan yang berarti mencurahkan kebaikan kepada hamba-hamba Allah dengan harta, ilmu, kedudukan dan badannya. Bertolak dari pengertian itulah timbul semangat untuk menebar kebaikan di tengah pandemi ini.

Sebelum saya membuat sebuah program, saya mencoba menahan diri dan berpikir secara kritis tentang peran apa yang dapat saya lakukan. Saya adalah mahasiswa Sastra Indonesia semester 3 di Universitas Negeri Yogykarta. Di mata kuliah yang saya tampu terdapat ilmu literasi dan juga pendidikan. Maka dari situlah saya bersama teman-teman, membuat sebuah komunitas bernama Negeri Literasi Yogykarta yang bertujuan membantu anak-anak dalam hal pembelajaran sekolah, terutama literasi.

Negeri Literasi yang saya gagas sebetulnya sudah ada sejak tahun 2019. Yaitu saat saya masih duduk di bangku SMA dan berlokasi di Kota Purwokerto sesuai tempat tinggal saya saat itu. Namun karena pandemi, kegiatan sempat dihentikan dan tidak aktif. Setelah berdiskusi kembali bersama teman-teman yang ada di Yogyakarta, saya memutuskan untuk kembali mendirikan negeri literasi yang berfokus pada kegiatan literasi anak yang belum mempunyai fasilitas membaca. Bentuk dari kegiatan ini adalah membagikan buku kepada sekolah atau desa yang masih belum mempunyai fasilitas membaca. Selain membagikan buku kita juga belajar bersama. Membaca dan menghitung yang dibungkus dengan suasana yang menyenangkan. Harapan dari kegaiatan ini adalah memberikan semangat positif bagi anak-anak dan lingkungan belajar yang menyenangkan supaya menimbulkan efek domino yang berkualitas.

Saya menyadari, peran saya sebagai mahasiswa sastra untuk berperan aktif dalam kegiatan bermasyarakat. Saya berfokus kepada perkembangan anak yang kelak dari merekalah lahir generasi unggul yang mempunyai manfaat bagi bangsa dan negara. Selain mendirikan negeri literasi, saya juga aktif menyuarakan ide-ide saya lewat media dan juga berbagai perlombaan terutama tentang tulisan anak-anak. Dengan menyuarakan gagasan dan juga terjun langsung ke tengah masyarakat, membuat kita lebih mengerti dan paham apa makna dari ihsan sesungguhnya.

Tentunya banyak pihak yang juga tengah berjuang bersama memaknai ihsan sesuai dengan bidangnya. Nurul Hayat merupakan Lembaga Swadaya Masyarakat yang memfasilitasi pemuda untuk menyuarakan gagasan dan pendapat mereka tentang kondisi yang tengah terjadi. Dengan mengambil tema “Berbagi Kebaikan di Tengah Pandemi” selaras dengan misi saya untuk mendalami makna ihsan dengan kegiatan bermasyarakat. Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Nurul Hayat yang telah menjadi wadah untuk menyampaikan tulisan saya. Besar harapan tulisan ini dapat menginspirasi orang-orang di tengah pandemi untuk membuat efek domino yang positif.

 

Penulis: Zain Fauzan Naufal – Juara Harapan 2 Lomba Menulis “Kebaikan di Tengah Pandemi”

 

Adab Bersosial Media dalam Pandangan Islam

Adab Bersosial Media dalam Pandangan Islam

Adab Bersosial Media dalam Pandangan Islam – Media sosial merupakan sebuah sarana di mana para penggunanya dapat dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), media secara harfiah diartikan sebagai alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk. Sedangkan sosial berarti berkenaan dengan masyarakat. Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpartisipasi dengan memberi kontribusi dan umpan balik secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas. Dikutip dari laman Binus oleh Abdul Rasyid (2017), media digital berbasis media sosial juga bisa menimbulkan dampak negatif (mudharat). Contohnya peredaran berbagai berita yang tidak benar, hoaks, ghibah, kebencian, permusuhan, fitnah, hingga adu domba (namimah) di media digital berbasis media sosial.

Adab Bersosial Media Dalam Pandangan Islam Dalam buku Akidah Akhlak Kelas VIII yang diterbitkan Kementerian Agama (2020), terdapat beberapa etika (adab) dalam bersosial media menurut pandangan Islam:

  1. Tabayyun (cek dan ricek) Dalam (QS. Al-Hujurat [49]:6) disebutkan bagaimana etika serta tata cara menyikapi sebuah berita yang kita terima, sebagai berikut: يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِن جَآءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوٓا۟ أَن تُصِيبُوا۟ قَوْمًۢا بِجَهَٰلَةٍ فَتُصْبِحُوا۟ عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَٰدِمِينَ Yā ayyuhallażīna āmanū in jā`akum fāsiqum binaba`in fa tabayyanū an tuṣībụ qaumam bijahālatin fa tuṣbiḥụ ‘alā mā fa’altum nādimīn Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. Al-Hujurat [49]:6) Quraish Shihab menerangkan ada dua hal yang dapat diperhatikan terkait ayat tersebut. Pertama, tabayyun terhadap pembawa berita apakah orang fasiq (orang yang aktivitasnya diwarnai dengan pelanggaran agama). Kedua, menyangkut dengan isi berita bahwa perlu adanya penyelidikan kebenaran sebuah berita. Kedua hal ini merupakan komponen yang tidak bisa diabaikan. Islam tidak membenarkan adanya share berita tanpa melakukan penyelidikan kevalidan secara mendalam.
  2. Menyampaikan informasi dengan benar. Islam mengajarkan opini yang jujur dan didasarkan pada bukti dan fakta serta diungkapkan dengan tulus. Tidak menyebarkan informasi yang belum diketahui kebenarannya di media sosial. Istilah ini disebut qaul zur yang berarti perkataan buruk atau kesaksian palsu. Firman Allah SWT: ذٰلِكَ وَمَنْ يُّعَظِّمْ حُرُمٰتِ اللّٰهِ فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗ عِنْدَ رَبِّهٖۗ وَاُحِلَّتْ لَكُمُ الْاَنْعَامُ اِلَّا مَا يُتْلٰى عَلَيْكُمْ فَاجْتَنِبُوا الرِّجْسَ مِنَ الْاَوْثَانِ وَاجْتَنِبُوْا قَوْلَ الزُّوْرِ ۙ Dzaalika wa mai yu’azzim hurumaatil laahi fahuwa khairul lahuu ‘inda Rabbih; wa uhillat lakumul an’aamu illaa maa yutlaa ‘alaikum fajtanibur rijsa minal awsaani wajtanibuu qawlaz zuur Artinya: “Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya. Dan telah dihalalkan bagi kamu semua binatang ternak, terkecuali yang diterangkan kepadamu keharamannya, maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta.” (QS. Al-hajj [22]:30)
  3. Haram menebar fitnah, kebencian, dan lainnya. Dalam Fatwa MUI No 24 Tahun 2017, disebutkan juga mengenai Hukum dan Pedoman Bermuamalah Melalui Media Sosial. Hal ini berkaitan dengan perilaku masyarakat dalam menggunakan medsos yang berdampak positif. Isi dari fatwa tersebut sebagai berikut: Melakukan ghibah; fitnah, namimah (adu-domba); dan menyebarkan permusuhan. Melakukan bullying, ujaran kebencian, dan permusuhan berdasarkan suku, ras. atau antara golongan; Menyebarkan hoax serta informasi bohong meskipun dengan tujuan baik, seperti info tentang kematian orang yang masih hidup; Menyebarkan materi pornografi, kemaksiatan, dan segala yang terlarang secara syari; Menyebarkan konten yang benar tetapi tidak sesuai dengan tempat atau waktunya.
  4. Media sosial digunakan untuk amar ma’ruf nahi munkar yang menjamin dan mengatur kebebasan ekspresi. Kebebasan berpendapat merupakan hak setiap insan. Namun, berpendapat sering kali disalahgunakan untuk membuat fitnah, opini palsu, dan menebar kebencian yang sering diutarakan melalui media sosial. Allah SWT meminta agar setiap umat (manusia) membela apa yang baik benar, seperti diterakan dalam dalam surah berikut: وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ Waltakum minkum ummatuny yad’uuna ilal khairi wa yaamuruuna bilma ‘ruufi wa yanhawna ‘anil munkar; wa ulaaa’ika humul muflihuun Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran:104)
  5. Tidak digunakan untuk mengolok-olok orang lain Media sosial tidak digunakan untuk mengolok-olok orang lain, seperti disampaikan dalam firman Allah SWT: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ Yaaa ayyuhal laziina aamanuu laa yaskhar qawmum min qawmin ‘asaaa anyyakuunuu khairam minhum wa laa nisaaa’um min nisaaa’in ‘Asaaa ay yakunna khairam minhunna wa laa talmizuuu bil alqoob; bi’sal ismul fusuuqu ba’dal iimaan; wa mal-lam yatub fa-ulaaa’ika humuzh zhalimuun Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Hujurat [49]:11) f. Larangan menebarkan kebencian dan berita palsu Dalam (QS. An-Nur [24]:4) Allah SWT melarang untuk menebar kebencian dan membuat berita palsu: وَالَّذِيْنَ يَرْمُوْنَ الْمُحْصَنٰتِ ثُمَّ لَمْ يَأْتُوْا بِاَرْبَعَةِ شُهَدَاۤءَ فَاجْلِدُوْهُمْ ثَمٰنِيْنَ جَلْدَةً وَّلَا تَقْبَلُوْا لَهُمْ شَهَادَةً اَبَدًاۚ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ ۙ Walladziina yarmuunal muhsanaati summa lam yaatuu bi-arba’ati shuhadaaa’a fajliduuhum samaaniina jaldatanw wa laa taqbaluu lahum shahaadatan abadaa; wa ulaaa’ika humul faasiquun Artinya: “Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya. Dan mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An-Nur [24]:4) Baca juga: Adab Makan dan Minum dalam Islam: Jangan Lupa Duduk & Berdoa Dikutip dari jurnal Adab Bermedia Sosial Dalam Pandangan Islam oleh Juminem (2019), terdapat beberapa tuntunan dalam penggunaan media sosial sebagai berikut:
  6. Menyampaikan informasi dengan benar Menyampaikan informasi dengan benar, tidak merekayasa atau memanipulasi fakta, serta menahan diri untuk tidak menyebarluaskan informasi tertentu di media sosial yang fakta atau kebenarannya belum diketahui secara pasti.
  7. Menghindari prasangka suudzon atau buruk sangka, gibah, fitnah, dan tajassus Dalam bahasa hukum, penyampai informasi melalui media sosial hendaknya memegang teguh “asas praduga tak bersalah”. Prasangka yang tidak berdasar dapat membahayakan, karena dapat memicu bullying dan pembunuhan karakter.
  8. Meneliti fakta Untuk mencapai ketetapan data dan fakta, seorang muslim hendaknya mengecek dan meneliti kebenaran fakta dengan informasi awal yang diperoleh agar tidak terjadi gibah, fitnah, dan tajassus.
  9. Menghindari namimah atau mengadu domba Namimah atau mengadu domba maksudnya membawa suatu berita kepada pihak tertentu dengan maksud untuk mengadu domba pihak tersebut dengan pihak lain. Namimah juga dapat berarti provokasi untuk tujuan tertentu.
  10. Menghindari Sukriyah Sukriyah berarti merendahkan atau mengolok-ngolok orang lain. Mengolok-ngolok, merendahkan orang lain, mencaci-maki, atau melakukan tindakan penghinaan dapat menumbuhkan kebencian.
  11. Bijak dalam bersosial media Setiap muslim hendaknya bijak dalam menggunakan media sosial dengan mengedepankan etika, logika, dan perasaan serta berbagi nasihat yang baik, bijak, dan ikhlas.
  12. Menghindari hal-hal negativ dalam media sosial Setiap muslim hendaknya menghindari upload maupun membagikan foto atau video berpose vulgar atau berkonten pornografi, berlebihan dalam bersuka cita, mengeluh, hingga berdoa di media sosial.
Peran Lembaga Sosial di Masyarakat

Peran Lembaga Sosial di Masyarakat

Peran Lembaga Sosial di Masyarakat-Lembaga yang anggotanya terdiri dari masyarakat yang berkumpul menjadi satu kesatuan karena adanya satu kesamaan visi dan misi. Lembaga Sosial sering disebut juga sebagai lembaga kemasyarakatan.

Selain visi dan misi, dalam Lembaga Sosial juga terdapat nilai-nilai, norma, adat dan unsur kemasyarakatan yang dianut oleh masyarakat yang sama. Dalam Lembaga Sosial tersebut nantinya juga terdapat aturan yang disepakati bersama sehingga ia dapat berjalan sesuai dengan keinginan bersama.

Setiap anggota yang masuk kedalam suatu lembaga sosal akan terikat dengan peraturan yang dibuat dan harus dipatuhi. Selain aturan, biasanya juga terdapat satu tradisi yang hanya diketahui oleh para anggota di dalamnya dan meski tradisi tersebut tidak tertulis, namun tetap dilaksanakan sebagai salah satu bentuk kegiatan dalam Lembaga Sosial.

Lembaga sosial di masyarakat adalah memberikan pedoman bersikap atau bertingkah laku pada masyarakat, menjaga keutuhan masyarakat, dan memberikan pedoman kepada masyarakat untuk mengadakan sistem kontrol sosial. Fungsi lembaga sosial Mengutip Kemdikbud RI, lembaga sosial di masyarakat memiliki peran atau fungsi bagi masyarakat dalam rangka mencukup kebutuhan pokok atau dasar tiap-tiap anggota masyarakatnya. Berbagai lembaga sosial di masyarakat mempunyai fungsi sendiri-sendiri yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Terkait usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, peran lembaga sosial atau fungsi lembaga sosial secara umum adalah Lembaga Sosial Memberikan pedoman bagaimana harus bersikap atau bertingkah laku pada anggota-anggota masyarakat.

Lembaga sosial berfungsi untuk memberikan pedoman bersikap dan bertingkah laku dalam menghadapi masalah yang muncul atau berkembang di lingkungan masyarakat, termasuk menyangkut hubungan pemenuhan kebutuhan hidup.  Lembaga sosial memberikan arahan kepada setiap anggotanya bagaimana seharusnya berbuat, sehingga tidak menimbulkan penyimpangan yang dapat meresahkan masyarakat. Menjaga keutuhan masyarakat yang bersangkutan; Lembaga sosial bermaksud untuk menghimpun dan mempersatukan anggota-anggotanya agar tercipta integrasi dalam masyarakat. Apabila dalam suatu lembaga sosial sudah tidak ada lagi perilaku-perilaku warga masyarakat yang sesuai dengan nilai-nilai yang ada, maka dapat dikatakan telah terjadi disintegrasi.

Lembaga sosial mengatur berbagai aktivitas masyarakat sehingga terwujud kehidupan yang serasi atau harmonis. Memberikan pedoman kepada masyarakat untuk mengadakan sistem kontrol sosial. Lembaga sosial berfungsi memberikan pedoman untuk mengadakan pengendalian sosial atau kontrol sosial kepada masyarakat. Artinya lembaga sosial sebagai sistem pengawasan masyarakat terhadap tingkah laku anggota masyarakatnya. Hubungan peran lembaga sosial dengan pemenuhan kebutuhan manusia Dalam masyarakat Indonesia yang heterogen terdapat berbagai jenis lembaga sosial yang saling berhubungan dan saling melengkapi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Lembaga sosial tumbuh karena kebutuhan masyarakat untuk tujuan mendapatkan keteraturan kehidupan bersama. Jika tidak ada lembaga sosial maka kehidupan di masyarakat akan mengalami kekacauan. Di dalam kehidupan masyarakat terdapat berbagai macam lembaga sosial, antara lain lembaga pendidikan, lembaga keluarga, lembaga politik, lembaga ekonomi dan lainnya.

Hubungan antara berbagai lembaga sosial dalam masyarakat tidak selalu sejalan atau serasi (harmonis). Ketidakcocokan antara berbagai lembaga sosial sering terjadi di masyarakat. Ketidakharmonisan antara lembaga sosial terjadi karena lembaga sosial bukan suatu hal yang tetap atau langgeng. Melainkan akan berubah sesuai perkembangan kebutuhan masyarakat. Lembaga sosial diperlukan untuk mengatur pemenuhan berbagai jenis kebutuhan manusia. Jika tidak, maka kehidupan masyarakat akan sulit terkendali, timbul kekacauan, ketidakmerataan, dan lain-lain. Maka dari itu, berbagai lembaga sosial di masyarakat memiliki peran atau fungsi masing-masing dalam mengatur kehidupan masyarakat.

Lembaga yang anggotanya terdiri dari masyarakat yang berkumpul menjadi satu kesatuan karena adanya satu kesamaan visi dan misi. Lembaga Sosial sering disebut juga sebagai lembaga kemasyarakatan.

Selain visi dan misi, dalam Lembaga Sosial juga terdapat nilai-nilai, norma, adat dan unsur kemasyarakatan yang dianut oleh masyarakat yang sama. Dalam Lembaga Sosial tersebut nantinya juga terdapat aturan yang disepakati bersama sehingga ia dapat berjalan sesuai dengan keinginan bersama.

Setiap anggota yang masuk kedalam suatu lembaga sosal akan terikat dengan peraturan yang dibuat dan harus dipatuhi. Selain aturan, biasanya juga terdapat satu tradisi yang hanya diketahui oleh para anggota di dalamnya dan meski tradisi tersebut tidak tertulis, namun tetap dilaksanakan sebagai salah satu bentuk kegiatan dalam Lembaga Sosial.

 

Contoh Lembaga Sosial

Ada banyak sekali Lembaga Sosial yang tersebar di masyarakat saat ini. Sebagai contoh adanya Lembaga Sosial Nurul Hayat  yang selalu memberikan kemanfaatan dalam berbagai bantuan sosial, keberadaan yayasan Nurul Hayat ini di harapkan mampu menangani berbagai kesenjangan sosial yang ada di Indonesia.

 

Memuliakan Sesama Saudara Muslim

Memuliakan Sesama Saudara Muslim

Memuliakan Sesama Saudara Muslim-Semua orang Islam berharap dirinya masuk dalam jajaran orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kiamat atau hari akhir. Rasulullah dalam salah satu haditsnya memberikan gambaran tentang tanda-tanda atau ciri mereka yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir.

Rasulullah SAW bersabda:

 

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلاَ يُؤْذِ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا، أَوْ لِيَصْمُتْ. (رواه البخاري).

 

Dari Abu Hurairah, ia berkata: Telah bersabda rasulullah SAW: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka janganlah menyakiti tetangganya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka muliakanlah tamunya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata yang baik atau diamlah.” (HR. al-Bukhari).

Dari hadits di atas setidaknya ada 3 tanda orang yang dianggap beriman kepada Allah dan kepada Hari Kiamat, pertama tidak menyakiti tetangganya, kedua memuliakan tamunya, dan ketiga berkata yang baik atau diam.

 

  1. Tidak Menyakiti Tetangga

 

Salah satu hal yang ditekankan dalam Islam adalah hidup rukun dalam bertetangga. Hal itu dilakukan adalah agar terciptanya ketenteraman, keamanan, dan kenyamanan dalam kehidupan masyarakat.

 

Kedudukan tetangga bagi seorang muslim sangat penting, hingga Allah dalam Alquran surat an-Nisa ayat 36 berfirman.

 

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا

 

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang memiliki hubungan kerabat dan tetangga yang bukan kerabat, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri” (QS. An Nisa: 36)

 

Lantas siapakah yang dimaksud dengan tetangga itu, dalam Kitab Fathul Baari dijelaskan ada perbedaan terkait definisi tetangga. Sebagian mereka mengatakan tetangga adalah ‘orang yang shalat subuh bersamamu’, sebagian mengatakan ’40 rumah dari setiap sisi, yakni kanan, kiri, depan, belakang’, sebagian lagi mengatakan ’40 rumah disekitarmu’, ada yang mengatakan ’10 rumah daei tiap sisi’, dan beberapa pendapat lainnya (Fathul Baari, 10/367).

 

Namun demikian, pendapat mana yang hendak diambil terkait definisi tetangga tidak masalah, yang paling penting adalah tidak menyakiti mereka.

 

  1. Memuliakan Tamu

 

Terkait pentingnya hal ini, Islam memberikan rambu-rambu dan tuntunan bagaimana kita memuliakan tamu itu. Beberapa diantara adabnya adalah:

 

  1. Mengundang orang yang bertaqwa

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

لاَ تُصَاحِبْ إِلاَّ مُؤْمِنًا,وَلاَ يَأْكُلُ طَعَامَك َإِلاَّ تَقِيٌّ

 

“Janganlah engkau berteman melainkan dengan seorang mukmin, dan janganlah memakan makananmu melainkan orang yang bertakwa!” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

 

  1. Tidak hanya mengundang orang kaya

Berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

 

شَرُّ الطَّعَامِ طَعَامُ الْوَلِيمَةِ يُدْعَى لَهَا الأَغْنِيَاءُ ، وَيُتْرَكُ الْفُقَرَاءُ

 

“Sejelek-jelek makanan adalah makanan walimah di mana orang-orang kayanya diundang dan orang-orang miskinnya ditinggalkan.” (HR. Bukhari Muslim)

 

  1. Disunnahkan mengucapkan selamat datang

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya tatkala utusan Abi Qais datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda,

 

مَرْحَبًا بِالْوَفْدِ الَّذِينَ جَاءُوا غَيْرَ خَزَايَا وَلاَ نَدَامَى

 

“Selamat datang kepada para utusan yang datang tanpa merasa terhina dan menyesal.” (HR. Bukhari)

 

  1. Menyediakan hidangan sebaik mungkin

Allah ta’ala telah berfirman yang mengisahkan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam bersama tamu-tamunya:

 

فَرَاغَ إِلىَ أَهْلِهِ فَجَاءَ بِعِجْلٍ سَمِيْنٍ . فَقَرَّبَهُ إِلَيْهِمْ قَالَ آلاَ تَأْكُلُوْنَ

 

“Dan Ibrahim datang pada keluarganya dengan membawa daging anak sapi gemuk kemudian ia mendekatkan makanan tersebut pada mereka (tamu-tamu Ibrahim-ed) sambil berkata: ‘Tidakkah kalian makan?’” (Qs. Adz-Dzariyat: 26-27)

  1. Mendahulukan tamu yang lebih tua

Sebagaimana sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam:

 

مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيْرَنَا وَيُجِلَّ كَبِيْرَنَا فَلَيْسَ مِنَّا

 

“Barang siapa yang tidak mengasihi yang lebih kecil dari kami serta tidak menghormati yang lebih tua dari kami bukanlah golongan kami.” (HR Bukhari).

 

  1. Berkata yang Baik atau Diam

 

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW mengingatkan kita agar jangan sampai kita menjadi orang yang “muflis”. Sebagaimana sabdanya

 

عن أبي هريرة : أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ قَالُوْاالْمُفْلِسُ فِيْنَا يَا رَسُو لَ اللَّهِ مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ قَالَ رَسُو لَ اللَّهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُفْلِسُ مِنْ أُمَّيِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَتِهِ وَصِيَامِهِ وِزَكَاتِهِ وَيَأتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَاَكَلاَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَيَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُحِذَ مِنْ خَطَايَاهُم فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرحَ فِي النَّارِ

 

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut?”

 

Para shahabat pun menjawab, ”Orang yang bangkrut adalah orang yang tidak memiliki uang dirham maupun harta benda.”

 

Beliau menimpali, ”Sesungguhnya orang yang bangkrut di kalangan umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat, tetapi ia juga datang membawa dosa berupa perbuatan mencela, menuduh, memakan harta, menumpahkan darah, dan memukul orang lain. Kelak kebaikan-kebaikannya akan diberikan kepada orang yang terzalimi. Apabila amalan kebaikannya sudah habis diberikan, sementara belum selesai pembalasan tindak kezalimannya, maka diambillah dosa-dosa orang yang terzalimi itu, lalu diberikan kepadanya. Kemudian dia pun dicampakkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim dalam Shahih-nya, no. 2581).

 

Dari penjelasan di atas Nabi sangat mewanti-wanti terkait pentingnya menjaga lisan, hingga memberikan pilihan kepada kita “berkata yang baik” atau “diam”.

 

Semoga kita di jadikan hamba Allah yang senantiasa memuliakan tamu, tidak menyakiti tetangga, mampu menjaga lisan untuk senantiasa berkata baik atau diam.

 

Adab Pergaulan Remaja Dalam Islam

Adab Pergaulan Remaja Dalam Islam

Adab Pergaulan Remaja Islam – Islam mengajarkan kepada umatnya agar selalu menjaga hubungan baik dengan sesama. Baik kepada saudara di dalam keluarga, teman, maupun para tetangga. Dalam surah An-Nisa’ ayat 36, Allah SWT telah berfirman sebagai berikut: وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا

Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri”.

Selain itu, sejumlah hadis juga menyebutkan tentang pentingnya menjaga hubungan dengan sesama. Dari Anas Bin Malik dia berkata: “Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berjumpa dengan seseorang dan beliau mengajaknya bicara, maka beliau tidak memalingkan mukanya dari orang tersebut sehingga orang itu sendiri yang berpaling, dan apabila menjabatnya, beliau tidak melepas tangannya sehingga ia sendiri yang melepaskannya, beliau juga tidak pernah terlihat mendahului teman duduknya dengan kedua lututnya,” (HR Ibnu Majah No. 3706).

Terkait salah satu kunci dalam pertemanan, riwayat Abu Dawud menuliskan, dari Abu Hurairah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Seorang laki-laki itu bergantung dengan agama teman gaulnya, maka hendaklah salah seorang melihat siapa yang menjadi teman gaulnya”. Demikian di antara dalil yang menyebutkan tentang pentingnya menjaga hubungan antar sesama, baik terhadap keluarga, memilih teman baik, atau dalam hal bertetangga. Berbicara mengenai pergaulan antar remaja, seorang muslim juga perlu memperhatikan beberapa adab dan layak untuk diterapkan sesuai dengan ajaran Islam. Remaja ialah usia menuju dewasa. Artinya, periode ini merupakan masa peralihan dari seorang anak sebelum menjadi dewasa. Maka, beberapa akhlak mulia sebaiknya diterapkan demi menjaga pergaulan menuju ke arah yang positif.

Adab Pergaulan Remaja Dalam Islam

Berikut adalah contoh adab pergaulan remaja menurut Islam sebagaimana dikutip dari buku Akidah Akhlak Kementerian Agama RI 2020.

  1. Menjaga sopan santun. Sopan santun diperlukan dalam bertindak dan berucap. Hal ini dilakukan demi menghargai orang lain atau antar sesama remaja.
  2. Mengerti dan memahami. Dua sifat ini bisa menimbulkan dampak positif. Yakni dapat terjalinnya persahabatan antar remaja hingga waktu yang cukup lama.
  3. Selalu mengajak ke arah kebaikan. Mengajak ke arah kebaikan dapat meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT. Seorang remaja diharapkan selalu dapat menjadi rekan bagi temannya untuk selalu mengajak ke jalan kebaikan.
  4. Saling membantu. Dalam pergaulan, dibutuhkan sikap saling membantu. Selain itu, juga diiringi sifat lapang dada. Apabila ada teman yang membutuhkan pertolongan, maka selayaknya dibantu. Namun demikian, andai ada yang kurang berkenan, setidaknya lapang dada dalam menyikapinya juga diperlukan.
  5. Jujur dan Adil. Dua sifat yang penting dimiliki remaja. Dengan menanamkan perilaku jujur, maka tidak akan menimbulkan masalah bagi orang lain. Demikian pula perilaku adil atau tidak pilih kasih terhadap sesama.
  6. Berjuang mencari ilmu. Sebagai seorang remaja, mencari ilmu merupakan hal terpenting sebelum memasuki masa dewasa. Dalam salah satu riwayat, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda: “Barangsiapa keluar dalam rangka menuntut ilmu maka dia berada di jalan Allah sampai dia kembali,” (HR At-Tirmidzi No. 2571).

Sementara beberapa tindakan negatif juga perlu dihindari oleh seorang remaja. Lantaran perilaku tersebut dapat merugikan bagi dirinya sendiri maupun orang lain, baik keluarga, teman, atau tetangga. Berikut adalah deretan perilaku menyimpang yang biasa dialami remaja dan layak menjadi perhatian untuk selalu dihindari.

  1. Minum minumas keras dan judi. Dua hal tersebut sudah dilarang dalam agara Islam. Surah al-Maidah ayat 90 menyebutkan: “Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung”.
  2. Pergaulan bebas,seperti berpasangan. Berpasangan atau memiliki hubungan khusus dengan lawan jenis termasuk perilaku negatif dan layak untuk dihindari bagi remaja. Dengan hanya berdasarkan nafsu demi memenuhi kebutuhan akan bersenang-senang, maka dikhawatirkan dapat menimbulkan hal negatif berikutnya. “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk,” (QS Al-Isra ayat 32).
  3. Tawuran atau berkelahi antar kelompok. Biasa terjadi di antara kelompok remaja akibat perselisihan yang sebelumnya terjadi. Tentang hal ini, surat Al-Hujurat ayat 11 menuliskan: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. “Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim”. Selain beberapa contoh perilaku menyimpang di atas, juga terdapat hal negatif lainnya dan bisa menjadi acuan bagi seorang remaja untuk tidak melakukan. Yakni seperti mengumbar syahwat, membentuk sebuah kelompok atau geng dengan tujuan buruk, melakukan bullying, suka berbohong, hingga tidak takut terhadap dosa.

Semoga kita selalu dalam lindungan Allah agar terhindar dari segala perbuatan keji dan tercela.

Anda bisa Juga ikut membantu menyebarluaskan Yayasan nurulhayat agar semakin semangat dalam menyebarkan dakwah dan kebaikan.

Menghitung Zakat Mal yang Benar

Menghitung Zakat Mal yang Benar

Cara Menghitung Zakat Mal – zakat termasuk salah satu ibadah yang wajib ditunaikan di bulan suci Ramadhan. Di mana di setiap bulan Ramadhan, seluruh umat Muslim mengeluarkan zakat fitrah yang dapat dimulai di awal bulan hingga sebelum sholat Idul Fitri. Biasanya zakat fitrah ini dibayarkan dalam bentuk beras atau makanan pokok.

Selain zakat fitrah, zakat mal juga bisa ditunaikan pada bulan Ramadhan. Dilansir dari situs Baznas, zakat mal merupakan zakat yang dikenakan berupa uang, emas, surat berharga, dan aset yang disewakan. Biasanya orang yang memiliki harta kekayaan lebih selama 1 tahun, dapat membayarkan zakat mal tersebut kepada orang yang membutuhkan.

Bahkan tidak jarang, banyak umat Muslim yang membayarkan zakat mal di bulan Ramadhan dengan harapan pahala yang berlipat ganda. Namun sebenarnya, bagi orang yang sudah memenuhi syarat dapat segera membayarkan zakat mal tanpa harus menunggu bulan Ramadhan.

Lalu seperti apa syarat orang, harta, dan cara menghitung zakat mal dengan benar? Dilansir dari berbagai sumber, berikut kami telah merangkum penjelasan lengkapnya untuk Anda.

Syarat Harta untuk Zakat Mal

Selain orang atau pihak yang wajib mengeluarkan zakat, harta yang hendak dizakatkan juga mempunyai syarat tersendiri. Berikut beberapa syarat harta yang wajib dibayarkan sebagai zakat mal:

  • Harta milik pribadi secara penuh.
  • Harta semakin bertambah atau berkembang.
  • Harta sudah memenuhi syarat nishab.
  • Harta sudah melebihi kebutuhan pokok.
  • Harta terbebas dari kewajiban utang.
  • Harta sudah dimiliki selama 1 tahun (haul).

Cara Menghitung Zakat Mal

kadar nisab zakat mal

Cara menghitung zakat mal yang pertama dengan mengetahui terlebih dahulu berapa besaran nishab yang ditentukan. Seperti dilansir dari Baznas.go.id, nishab zakat mal sebesar 85 gram emas. Kemudian, kadar zakat mal yang ditentukan dalam perhitungannya adalah sebesar 2,5%. Berikut cara menghitung zakat mal yang benar beserta contohnya:

2,5 % x Jumlah harta yang tersimpan selama 1 tahun

Contohnya :

Bapak A selama 1 tahun penuh memiliki harta yang tersimpan (emas/perak/uang) senilai Rp 100.000.000. Jika harga emas saat ini Rp 622.000/gram, maka nishab zakat senilai Rp 52.870.000. Sehingga Bapak A sudah wajib zakat. Zakat maal yang perlu Bapak A tunaikan yaitu :

2,5 % x Rp 100.000.000 = Rp 2.500.000

Cara menghitung zakat mal tersebut dapat disesuaikan dengan harga emas yang selalu mengalami perubahan setiap waktu. Bagi Anda yang sudah memenuhi perhitungan nishab, kewajiban zakat mal bisa segera ditunaikan. Apalagi di bulan Ramadhan seperti ini bisa menjadi kesempatan emas untuk bisa berbagi dengan sesame yang membutuhkan.

Jika Sahabat semua masih ragu untuk menghitung zakat mal, ada aplikasi yang memudahkan sahabat semua untuk menghitung zakat mal yaitu melalui : ZAKATKITA.ORG

Syarat Orang yang Menerima Zakat

Setelah mengetahui cara menghitung zakat mal, Anda juga perlu mengetahui golongan orang seperti apa yang berhak menerima zakat. Hal ini sudah diatur dengan jelas dalam QS At Taubah ayat 60. Berikut golongan orang yang berhak menerima zakat:

  • Fakir : adalah mereka yang tidak memiliki apa-apa sehingga tidak mampu mencukupi kebutuhan pokok sehari-hari.
  • Miskin : adalah mereka yang memiliki harta namun tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup.
  • Amil : adalah mereka yang bertugas mengumpulkan dan membagikan zakat.
  • Muallaf : adalah mereka yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk menguatkan tauhid dan syariah.
  • Hamba Sahaya : adalah termasuk budak yang ingin memerdekakan dirinya.
  • Gharimin : adalah mereka yang mempunyai utang untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam mempertahankan jiwa dan izzahnya.
  • Fisabilillah : adalah mereka yang berjuang di jalan Allah dengan kegiatan dakwah, jihad, dan sebagainya.
  • Ibnu Sabil : adalah mereka yang kehabisan biaya di perjalanan dalam ketaatan kepada Allah.

LAZNAS Nurul Hayat siap membantu menyalurkan zakat sahabat semua ke 8 golongan yang berhak menerima zakat. Untuk melihat semua program-program kemanfaatan Nurul Hayat bisa dicek di website zakatkita.org 

5 Amalan Setelah Sholat Subuh Mendatangkan Rezeki

5 Amalan Setelah Sholat Subuh Mendatangkan Rezeki

Amalan setelah sholat subuh yang baik dilakukan bisa memberikan ketenangan Jiwa dan mendatangkan rezeki. Sholat subuh menjadi salah satu sholat wajib yang dilakukan oleh muslim di seluruh dunia sebagai ibadah pada Allah SWT. Sama seperti sholat wajib lainnya, sholat subuh juga memiliki banyak sekali keutamaan, terutama dalam hal rezeki. Bahkan ada beberapa amalan setelah sholat subuh yang sangat baik bila kita lakukan.

Namun sayang, masih banyak di antara kita yang memilih untuk tidur kembali setelah sholat subuh. Nyatanya, bukan hanya menghambat rezeki saja, tidur setelah sholat subuh juga sangat tidak baik untuk kesehatan tubuh. Itulah mengapa Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk langsung beraktivitas setelah sholat subuh, seperti berdoa, berzikir, hingga mencari rezeki.

Berikut ini ada 4 amalan setelah sholat subuh yang baik untuk kita lakukan. Yuk langsung saja dicek Sahabat semua:

Amalan setelah sholat subuh yang baik dilakukan bisa memberikan ketenangan Jiwa dan mendatangkan rezeki

1. Doa Setelah Sholat Subuh

Amalan setelah sholat subuh yang pertama yaitu ada doa. Berdoa merupakan sebuah rutinitas yang dilakukan oleh setiap muslim, bukan hanya saat sholat subuh saja, namun juga setiap sholat dan setiap saat kita harus selalu berdoa dan minta perlindungan pada Allah SWT. Tetapi ada yang berbeda untuk doa setelah sholat subuh ya KLovers. Dan berikut ini doa yang baik diminta setelah sholat subuh:

“Allahumma innii asaluka ‘ilmaanaafi’aa. Wa rizqontoyyibaa wa amalammutaqobbalaa”

Artinya: Ya Allah sesungguhnya aku mohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang halal, dan amal yang diterima.” (HR Ahmad, Ibnu Majah).

2. Zikir Setelah Sholat Subuh

Kemudian amalan setelah sholat subuh yang lainnya yaitu ada zikir. Ya, zikir menjadi sebuah kegiatan yang baik dilakukan saat sholat subuh dan memiliki banyak sekali manfaatnya. Tidak hanya memberikan pahala yang besar saja, namun juga dapat memberikan cahaya serta ketenangan dalam dunia dan akhirat kelak. Dan berikut ini beberapa zikir yang bisa kalian jadikan sebagai amalan setelah sholat subuh:

“Astaghfirullah” 3x

Artinya: Aku memohon ampun kepada Allah (3x)

“Allahumma Antassalaam wa minkassalaam. Tabaa rokta yaa dzaljalaali wal ikroom.”

Artinya: Ya Allah, Engkau Mahasejahtera, dan dari-Mu kesejahteraan, Maha Suci Egkau wahai Rabb pemilik keagungan dan kemuliaan.” (HR Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah)

“Laa ilaaha illallahu wahdahuu laa syariikalahu. Lahul mulku walahul hamdu wa huwa alaa kulli syaiin qodiir. Allahumma laa maa ni’a limaa a’thoita. Wa laa mu’thiya limaa mana’ta. Wa laayanfa’u dzaljaddi minkaljaddu.”

Artinya: Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya pula segala pujian. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang mencegah apa yang Engkau beri dan tidak ada yang memberi apa yang Engkau cegah. Tidak berguna kekayaan dan kemuliaan bagi pemiliknya dari (siksa)-Mu.” (HR Al Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud)

“Laa ilaaha illallahu wahdahuu laa syariikalahu. Lahul mulku walahul hamdu wa huwa alaa kulli syaiin qodiir. Laa haula walaaquwwata illaabillaah. Laa ilaaha illallah walaa na’budu illaa iyyaahu lahunni’matu walahulfadhlu. Walahutstsanaaulhasanu. Laailaaha illallahu mukhlishiina lahuddiini walau karihal kaafiruuna.”

Artinya: Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya pula segala pujian. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali (dengan pertolongan) Allah semata. Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah. Kami tidak beribadah kecuali kepada-Nya. Bagi-Nya nikmat, anugerah, dan pujian yang baik. Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dengan memurnikan ibadah hanya kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukainya. (HR Muslim, Abu Dawud, Ahmad)

“Laa ilaaha illallahu wahdahuu laa syariikalahu. Lahul mulku walahul hamdu, yuhyii wayumiitu. Wahuwa ‘alaa kulli syai inqodiir.” 10x

Artinya: Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya pula segala pujian. Dialah yang menghidupkan (orang yang sudah mati atau memberi ruh janin yang akan dilahirkan) dan yang mematikan. Dialah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. (HR Ahmad, At Tirmidzi) (10x)

“Allaahumma a’innii ‘alaa dzikrika. Wasyukrika wahusni ‘ibaadatika.”

Artinya: Ya Allah, tolong aku agar selalu berdzikir kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu, serta beribadah dengan baik kepada-Mu. (HR Abu Dawud, Ahmad)

“Laa ilaaha illallahu wahdahuu laa syariikalahu. Lahul mulku walahul hamdu, wahuwa ‘alaa kulli syai inqodiir.”

Artinya: Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya pula segala pujian. (HR Abu Dawud)

“Subhaanallaah” 33x

“Alhamdulillah” 33x

“Allaahu akbar” 33x

 

3. Surat Al Quran yang Dapat Dibaca

Tidak hanya itu saja, kalian juga dapat membaca beberapa surat dalam Al Quran sebagai salah satu amalan setelah sholat subuh yang dapat dilakukan. Berikut ini beberapa surat dalam Al Quran tersebut:

  • Membaca Surat Al Fatihah
  • Membaca lima ayat pertama Surat Al Baqarah
  • Membaca ayat 255, 256, dan 257 Surat Al Baqarah
  • Membaca ayat 284 – 286 Surat Al Baqarah
  • Membaca Surat Al Ikhlas
  • Membaca Surat Al-Falaq
  • Membaca Surat An Naas

4. Sedekah di waktu subuh

Disebutkan dalam Quran Surat Al Baqarah ayat 261:
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.

Inilah janji Allah, bahwa ketika kamu bersedekah maka sejatinya hartamu tidak akan berkurang, melainkan Allah akan membalasnya dengan kebaikan yang berlipat. Maka, sedekah saat subuh menjadi cara hebat untuk mengawali hari. Insyaa Allah bisa mengundang kebaikan di sepanjang harimu.

“Tidak ada satu subuh pun yang dialami hamba-hamba Allah kecuali turun kepada mereka dua malaikat. Salah satu di antara keduanya berdoa, ‘Ya Allah, berilah ganti bagi orang yang berinfak’, sedangkan yang satunya lagi berdoa ‘Ya Allah, berilah kerusakan bagi orang yang menahan hartanya.” – HR. Bukhari & Muslim

Hadits di atas adalah salah satu alasan kuat betapa sedekah di waktu subuh adalah amalan yang mulia. Selain doa dari malaikat, ada beberapa keutamaan lain yang insyaa Allah akan kita dapatkan ketika ikhlas merutinkan sedekah, salah satunya sedekah saat subuh.

Sedekah subuh sekarang bisa makin mudah via online, kapan saja dimana aja bisa klik : ZAKATKITA.ORG

5. Memulai Aktivitas

Dan yang terakhir yaitu dengan memulai aktivitas. Ya, setelah sholat subuh tidak baik bagi kita untuk tidur kembali. Bukan hanya tidak baik untuk kesehatan, namun juga dapat menghambat rejeki dari Allah SWT. Bahkan Rasulullah SAW menganjurkan kepada umatnya agar tak tidur usai melaksanakan sholat subuh. Lebih baik usai subuh, aktivitas diisi dengan mengerjakan hal-hal bermanfaat yang dapat mendatangkan rezeki.

Dalam riwayat sahabat Ibnu Abbas sebagaimana diriwayatkan Imam Thabrani, disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Idza shalaytumul-fajra fala tanamuu ‘an thalabi arzuqakum.”

Artinya: “Ketika kalian sudah selesai melakukan sholat subuh, janganlah (mementingkan) tidur yang menjadi penyebab hilangnya rezekimu.”

Menurut Syekh al-Munawi dalam Faidhul Qadir, kebiasaan Rasulullah SAW usai subuh dimulai dengan mencari rezeki. Yakni di waktu-waktu yang diberkahi. Setelah sholat subuh, Rasulullah berzikir dan beristighfar kemudian setelah matahari terbit, barulah Rasulullah berjalan keluar mencari rezeki.

Itulah 4 amalan setelah sholat subuh yang sebaiknya kita lakukan. Semoga dengan melakukan amalan setelah sholat subuh di atas, kita tidak hanya mendapatkan pahala serta rezeki saja dari Allah SWT, namun juga kesehatan tubuh.

Keutamaan Sholat Subuh yang Wajib Diketahui Umat Muslim

Keutamaan Sholat Subuh yang Wajib Diketahui Umat Muslim

Keutamaan sholat subuh begitu dahsyat dampaknya bagi kehidupan. Subuh adalah salah satu waktu di antara beberapa waktu, di mana Allah Ta’ala memerintahkan umat Islam untuk mengerjakan shalat kala itu. Allah Ta’ala berfirman,

“ Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) Shubuh. Sesungguhnya shalat Shubuh tu disaksikan (oleh malaikat).” (Qs. Al-Isra’: 78)

Betapa banyak kaum muslimin yang lalai dalam mengerjakan shalat shubuh. Mereka lebih memilih melanjutkan tidurnya ketimbang bangun untuk melaksanakan shalat.  Jika kita melihat jumlah jama’ah yang shalat shubuh di masjid, akan terasa berbeda dibandingkan dengan jumlah jama’ah pada waktu shalat lainnya.

Padahal banyak keutamaan yang bisa didapat apabila seseorang mengerjakan shalat shubuh. Tidakkah kita takut dikatakan sebagai orang yang munafiq karena meninggalakan shalat shubuh? Dan kebanyakan orang meninggalkan shalat shubuh karena aktivitas tidur. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“ Sesungguhnya shalat yang paling berat dilaksanakan oleh orang-orang munafik adalah shalat isya dan shalat subuh. Sekiranya mereka mengetahui keutamaan keduanya, niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak.” (HR. Bukhari no. 657 dan Muslim no. 651)

Untuk itu berikut beberapa keutamaan mengerjakan sholat subuh yang wajib kamu ketahui.

Keutamaan Sholat Subuh Wajib Diketahui

  1. Disaksikan Oleh Para Malaikat

Keutamaan sholat subuh yang pertama adalah orang yang melakukan shalat Subuh berjamaah di masjid akan disaksikan oleh para malaikat yang bertugas di malam hari dan para malaikat yang bertugas di siang hari. Karena ketika waktu subuh tiba, bergantian para malaikat yang bertugas pada malam hari akan naik ke langit dan para malaikat yang bertugas pada siang hari turun ke bumi.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “ Malaikat-malaikat siang bergantian mendampingi kalian dengan malaikat-malaikat malam, dan mereka berkumpul pada waktu sholat Subuh dan Ashar. Setelah itu, malaikat yang semalaman menjaga kalian naik ke langit, lalu Allah bertanya kepada mereka – dan Dia lebih tahu tentang mereka-, ‘Bagaimana kalian tinggalkan hamba hamba Ku?’ Mereka menjawab, ‘Kami meninggalkan mereka dalam keadaan sholat, dan kami datang kepada mereka ketika mereka sholat,” (HR Bukhari)

 

  1. Mendapatkan Keutamaan Shalat Sepanjang Malam

“ Barangsiapa yang shalat isya` berjama’ah maka seolah-olah dia telah shalat malam selama separuh malam. Dan barangsiapa yang shalat shubuh berjamaah maka seolah-olah dia telah shalat seluruh malamnya.” (HR. Muslim no. 656)

 

  1. Dilapangkan Rezeki

Pernah suatu ketika Nabi SAW shalat subuh. Begitu selesai, beliau pun kembali ke rumah dan mendapati putrinya Fathimah ra sedang tidur. Kemudian beliau pun membalikkan tubuh Fatimah dengan kaki beliau, kemudian mengatakan kepadanya, “ Hai Fathimah, bangun dan saksikanlah rezeki Rabb-mu karena Allah membagi-bagikan rezeki para hamba antara shalat subuh dan terbitnya matahari.”(H.R. Baihaqi).

 

  1. Kunci Kemenangan

“ Rasulullah apabila hendak menyerbu suatu kaum, beliau menundanya hingga tiba waktu subuh.” (HR Bukhari) Dikisahkan pasca meletusnya perang Mesir-Israel tahun 1973 ada seorang tentara Mesir yang mengajak berbicara tentara Yahudi yang paham bahasa Arab.

Tentara Mesir itu berkata, “ Demi Allah, kami akan memerangi dan mengalahkan kalian sampai ada di antara kalian yang bersembunyi di balik pohon dan batu, kemudian pohon dan batu itu mengatakan,’hai hamba Allah, hai muslim, ini ada Yahudi di belakangku, ke mari dan bunuhlah dia.’” Tentara Yahudi menjawab, ”Semua itu tidak akan terjadi sebelum shalat subuh kalian sama dengan shalat Jumat.”

 

  1. Lebih Baik daripada Dunia dan Seisinya

“ Dua rakaat shalat sunnah subuh lebih baik daripada dunia dan seluruh isinya.” (HR. Muslim 725).

 

  1. Salah Satu Penyebab Masuk Surga

Rasulullah saw bersabda :

“ Barang siapa yang mengerjakan sholat bardain (yaitu sholat subuh dan ashar) maka dia akan masuk surga.” ( HR. Bukhari no 574 dan Muslim no 635). Sholat subuh merupakan sholat bardain yang apabia dikerjakan maka akan mendapatkan surga dari Allah swt.

 

  1. Penghalang Masuk Neraka

Keutamaan sholat subuh berikutnya adalah merupakan salah satu penghalang masuk nya kita ke dalam neraka. Maka dari itu lakukanlah sholat subuh maupun sholat lainnya dengan hati ikhlas dan niat semata ibadah karena Allah swt. insyaAllah kita semua akan terhindar dari panasnya api neraka.

Nabi SAW bersabda: tidaklah akan masuk neraka orang yang melaksanakan sholat sebelum terbitnya matahari ( yaitu sholat subuh dan sholat sebelum tenggelamnya matahari yaitu sholat ashar. HR. Muslim no. 634).

 

  1. Sumber Cahaya di Hari Kiamat

Shalat Subuh merupakan sumber dari segala sumber cahaya di hari kiamat. Di hari itu, semua sumber cahaya di dunia akan padam. Matahari akan ” digulung” . Ibadahlah yang akan menerangi pelakunya.

 

  1. Berada dalam Jaminan Allah SWT

Rasulullah SAW memberi janji, bila shalat Subuh dikerjakan, maka Allah akan melindungi siapa pun yang mengerjakannya seharian penuh. Hadits yang diriwayatkan dari Jundab bin Sufyan Rasulullah SAW bersabda: ”Barangsiapa yang menunaikan shalat Subuh maka ia berada dalam jaminan Allah. Maka jangan coba-coba membuat Allah membuktikan janji-Nya. Barangsiapa yang membunuh orang yang menunaikan shalat Subuh, Allah akan menuntutnya, sehingga Ia akan membenamkan mukanya ke dalam neraka. (HR Muslim, at-Tirmizi dan Ibnu Majah).

 

  1. Mendapatkan Berkah dari Allah SWT

Keutamaan sholat subuh terutama apabila dilakukan secara berjamaah akan mendapatkan berkah dari Allah SWT. Dikarenakan, dengan melaksanakan sholat subuh maka semua kegiatan manusia akan dilaksanakan pada waktu pagi hari, terlebih untuk aktivitas awajib dan juga dilaksanakan secara berjamaah seperti sholat subuh.

 

  1. Tidak Tergolong Orang Munafik

Manfaat sholat subuh bagi umatnya dapat menjadikan umatnya terhindar dari sifat-sifat munafik. Sholat subuh akan dapat menghindarkan kita dari penyakit kemunafikan tersebut, seperti yang telah dijelaskan dalam hadits sebagai berikut:

“ Tidak ada Sholat yang lebih berat (dilakukan) bagi orang munafik daripada sholat Subuh dan juga sholat Isya. Seandainya mereka mengetahui (keutamaan) yang terdapat di dalamnya, niscaya mereka akan melakukannya kendati dengan merangkak. Sungguh aku telah hendak memerintahkan kepada petugas azan untuk iqamat (Shalat) kemudian aku mengambil bara api dan kemudian membakar (rumah) orang yang belum tidak keluar melaksanakan Shalat (di masjid).” (HR. Bukhari-Muslim, dari Abu Hurairah)

 

  1. Berpeluang Mendapatkan Pahala Haji Atau Umrah

Bagi umat Islam yang selalu menjalankan kewajiban menjalankan sholat subuh dan melakukan dzikir hingga terbitnya matahari, maka orang tersebut akan berpeluang mendapatkan pahala haji atau umrah bagi amalan ibadahnya. Dasar dari hal ini adalah keterangan dari Anasibn Malik Radhiallahu ‘anhu, dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang bersabda:

“ Barang siapa yang shalat Subuh berjamaah kemudian dia duduk berzikir kepada Allah hingga matahari terbit, lantas shalat dua rakaat, maka baginya seperti pahala haji dan umrah, yang sempurna, sempurna, sempurna.” (HR. Tirmidzi)

 

  1. Kesempatan untuk Melaksanakan Sholat Sunah Subuh

Manfaat sholat subuh bagi umat Islam berikutnya dapat memiliki kesempatan untuk melakukan sholat sunah subuh ataupun sholat subuh berjamaah. Shalat sunat Subuh dua rakaat ini memiliki  kelebihan tersendiri yang telah disebutkan dalam hadits.

“ Dua rakaat (shalat sunah) Subuh lebih baik daripada dunia dan segala isinya.” (HR. Muslim dari Ummul MukmininAisyah Radhiallahu ‘anha)

 

  1. Melihat Allah SWT pada Kiamat Nanti

Mereka yang menjaga shalat Subuh dan ashar, dijanjikan kelak di surga akan melihat Allah SWT. Hal ini akan menjadi ganjaran terbesar yang akan dikaruniakan Allah SWT kepada hamba-Nya.

Dari Jarir Bin Abdullah al-Bajali Radhiallahu ‘anhu berkata, “ Kami pernah duduk bersama Nabi Muhammad  shallallahu alaihi wasallam, kemudian beliau melihat ke bulan di malam purnama tersebut, Maka, Nabi Muhammad bersabda, ‘Ketahuilah bahwa sesungguhnya kalian akan melihat kepada Rabb kalian sebagaimana kalian melihat kepada bulan ini. Kalian tidak akan terhalangi melihatnya. Bila kalian mampu untuk tidak untuk meninggalkan shalat sebelum terbitnya matahari dan juga sebelum terbenamnya, maka lakukanlah!” (HR. Bukhari-Muslim)

Sedekah Subuh makin Mudah via Online

Klik saja : ZAKATKITA.ORG

Cara Menghitung Zakat Penghasilan

Cara Menghitung Zakat Penghasilan

Cara Menghitung Zakat Penghasilan itu berdasarkan penghasilan bruto atau netto? Perlu diketahui terlebih dahulu bahwa zakat penghasilan atau zakat profesi ( al mal al- mustafad ) adalah zakat yang dikenakan pada setiap pekerjaan atau keahlian professional tertentu, baik yang dilakukan sendirian maupun bersama orang/ lembaga lain, yang mendatangkan penghasilan ( uang ) halal yang memenuhi nisab ( batas minimum untuk wajib zakat ). Contohnya adalah pejabat pemerintah, pegawai negeri atau swasta, dokter, konsultan, advokat, artis, selebgram, youtuber, dosen, guru dan sejenisnya.

Hukum zakat penghasilan ulama’ fiqh berbeda pendapat. Mayoritas ulama’ Madzhab empat tidak mewajibkan zakat penghasilan pada saat menerima kecuali sudah mencapai nisab dan setahun ( haul ). Namun para ulama’ mutaakhirin seperti Syekh Abdur rahman Hasan, Syeh Muhammad Abu Zahro, Syekh Abdul Wahhab Khallaf, Syekh Yusuf Al- Qardlowi, Syekh Wahbah Az- Zuhaili, hasil kajian majma’ fiqh dan fatwa MUI Nomor 3 tahun 2003 menegaskan bahwa : zakat penghasilan itu hukumnya Wajib.

Hal ini mengacu pada pendapat sebagian sahabat ( Ibnu Abbas, Ibnu Mas’ud, dam Mua’wiyah), Tabiin ( Az- Zuhri, Al- Hasan Al- Bashri, dan Makhul ) juga pendapat Umar bin Abdul Aziz dan beberapa ulam’ fiqh lainnya ( Al-fiqh al- Islam wa adillatu, 2/ 866 ).

Juga berdasarkan firman Allah SWT: “ … ambillah olehmu zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka ……( QS. Al- Taubah. 9:103 )

Jika kita mengikuti pendapat ulama’ yang mewajibkan zakat penghasilan, lalu bagaimana cara mengeluarkannaya. Dikeluarkan pengahsilan kotor ( Bruto ) atau penghasilan bersih ( Netto)? Baik sebelum itu simak dulu syarat seseorang berzakat dan Cara Mengeluarkan zakat penghasilan.

Syarat Seseorang Berzakat

Jika seseorang memenuhi syarat berikut ini maka wajib hukumnya untuk mengeluarkan zakat:

  1.  Islam
  2.  Merdeka
  3.  Berakal dan baligh
  4.  Hartanya memenuhi nisab

Cara Mengeluarkan Zakat Penghasilan

Dalam buku fiqh zakat karya Dr. Yusuf al-Qardlawi. Bab zakat profesi dan penghasilan, dijelaskan tentang cara mengeluarkan zakat penghasilan ada tiga cara, diantaranya:

Zakat Dihitung dari Penghasilan Bruto

Yaitu mengeluarkan zakat penghasilan kotor. Artinya, zakat penghasilan yang mencapai nisab 85 gram emas dalam jumlah setahun ( nisab menurut Prof. Dr. Yusuf al- Qardlowi ), dikeluarkan 2,5 % langsung ketika menerima sebelum dikurangi apapun. Jadi kalau dapat gaji atau honor dan penghasilan lainnya dalam sebulan mencapai 2 juta X 12 bulan = 24 juta, berarti dikeluarkan langsung 2,5% dari 2 juta tiap bulan= 50 ribu atau dibayar diakhir tahun = 600 ribu. Hal ini berdasarkan pendapat Az- Zuhri dan ‘ Auzai’, beliau menjelaskan : “ bila seorang memperoleh penghasilan dan ingin membelanjakan sebelum bulan wajib zakat  datang, maka hendaknya ia segera mengeluarkan zakat itu terlebih dahulu dari membelanjakannya “ ( ibnu Abi Syaibah, Al- mushannif. 4/ 30 ).

Dan juga menqiyaskan dengan beberapa harta zakat yang langsung dikeluarkan tanpa dikurangi apapun, seperti zakat ternak, emas perak, ma’dzan dan rikaz.

Zakat Setelah Dipotong Operasional Kerja

Yaitu setelah menerima penghasilan gaji atau honor, maka dipotong dahulu dengan biaya operasional kerja. Contonnya, seorang yang mendapat gaji 2 juta sebulan, dikurangi biaya  transport dan konsumsi harian di tempat kerja sebanyak Rp. 500 ribu. Sisa Rp. 1.500.000, maka zakatnya dikeluarkan 2,5 % dari Rp. 1.500.000,- yaitu Rp. 37.500,-.

Hal ini menganalogikan dengan zakat hasil bumi dan kurma serta sejenisnya. Bahwa biaya dikeluarkan lebih dahulu baru zakat dikeluarkan dari sisanya. Ini adalah pendapat ‘ Atho’ dan lainnya. Dari itu zakat hasil bumi ada perbedaan prosentase zakat antara yang diairi dengan hujan yaitu 10% dan melalui irigasi 5%.

Zakat Dihitung dari Penghasilan Netto atau Zakat bersih

Yaitu mengeluarkan zakat dari harta yang masih mencapai nisab setelah dikurangi untuk kebutuhan pokok sehari- hari, baik pangan, papan, hutang dan kebutuhan pokok lainnya untuk keperluan dirinya, keluarga dan yang menjadi tanggungannya. Jika penghasilan setelah dikurangi kebutuhan pokok masih mencapai nisab, maka wajib zakat. Tapi kalau tidak mencapai nisab maka tidak wajib zakat, karena dia bukan termasuk Muzakki ( orang yang wajib zakat ) bahkan menjadi mustahiq ( orang yang berhak menerima zakat ) karena sudah menjadi miskin dengan tidak cukupnya penghasilan terhadap kebutuhan pokok sehari- hari.

Hal ini berdasarkan hadist riwayat imam Al- bukhori dari Hakim bin Hizam bahwa Rasullah SAW bersabda “ … dan paling baiknya zakat itu dikeluarkan dari kelebihankebutuhan…”. ( lihat Dr. Yusuf Al- Qardlawi. Fiqh zakat. 486 ).

KESIMPULAN

Seorang yang mendapatkan penghasilan halal dan mencaoai nisab ( 85 gram emas ) wajib mengeluarkan zakat 2,5%. Boleh dikeluarkan setiap bulan atau akhir di akhir tahun. Sebaiknya zakat dikeluarkan dari penghasilan kotor sebelum dikurangi kebutuhan yang lain. Ini lebih utama ( Afdhal ) karena khawatir ada harta yang wajib zakat tapi tidak dizakati, tentu akan mendapatkan azab Allah baik di dunia dan di akhirat. Juga penjelasan Ibnu Rusdy bahwa zakat itu Ta’bbudi ( pengabdian kepada Allah SWT ) bukan hanya hak mustahiq. Tapi ada juga sebagian ulama’ yang memperbolehksn sebelum dikeluarrkan zakat dikurangi dahulu biaya operasional kerja atau kebutuhan pokok sehari – hari.

Semoga dengan zakat, harta menjadi bersih, berkembang, berkah, bermanfaat dan menyelamatkan pemiliknya dari siksa Allah SWT, Amiin ya mujibassailin. Wallahu ‘Alam

Cara Menghitung Zakat Mudah Via Online

Banyak lembaga amil zakat yang menyediakan platform hitung zakat secara online, mudah, praktis dan insyaaAllah sesuai dengan syariat islam. Salah satunya Lembaga Amil Zakat Nurul Hayat menyediakan platform kalkulator zakat, KLIK AJA : ZAKATKITA.ORG

Copyright © 2001-2023 Yayasan Yay. Nurul Hayat Surabaya