Bantuan Berobat untuk Adik Ghibran

Bantuan Berobat untuk Adik Ghibran

Alhamdulillah, Laznas Nurul Hayat Madiun terus bergerak menebar kemanfaatan. Beberapa waktu yang lalu (15/9), Laznas Nurul Hayat Madiun menyalurkan bantuan berobat buat adik Ghibran yang tengah berjuang sembuh dari sakit hidrosefalus yang sedang dialaminya.

Adik Ghibran kini telah mendapatkan tindakan operasi dan pemasangan VP shunt agar sakitnya tidak semakin parah. Tindakan operasi dan pemasangan VP shunt ini terhitung sangat penting. Sebab, jika kedua tindakan tersebut tidak dilakukan dalam waktu dekat, bisa berakibat semakin membesarnya kepala adik Ghibran.

Adik Ghibran berada dalam perawatan kedua orangtuanya, yang meskipun hidup dalam kondisi ekonomi pas-pasan, selalu mengusahakan yang terbaik demi kesembuhan buah hatinya. Sampai saat ini pun adik Ghibran masih terus rutin kontrol ke rumah sakit setiap 1 pekan sekali guna mengeluarkan cairan berlebih yang ada di kepalanya. Alhamdulillah, semakin hari, perkembangan adik Ghibran semakin membaik. Ia tampak mulai memberikan respon saat tim Laznas Nurul Hayat Madiun datang berkunjung ke tempat tinggalnya.

Terima kasih kami ucapkan kepada seluruh keluarga sejuk Nurul Hayat yang telah mendukung program bantuan berobat untuk adik Ghibran ini. Mohon doa terbaik, semoga adik Ghibran bisa segera sembuh dan dapat segera bermain dengan ceria seperti anak-anak yang lainnya. Insya Allah Laznas Nurul Hayat Madiun akan terus memberikan pendampingan dalam proses pengobatan adik Ghibran.

 

Bantu adik Ghibran dengan berdonasi melalui Nurul Hayat: https://zakatkita.org/bantughibran?r=Ma3vmmmZ .

www.zakatkita.org 

#TempatBerinfak #Sosial #Dakwah #Kesehatan #Ekonomi #Pendidikan #SosialKemanusiaan #BantuanKesehatan #NH #NurulHayat #ZakatKita #Madiun

Cara Menghitung Zakat Emas

Cara Menghitung Zakat Emas

Cara menghitung zakat emas berbeda dengan menghitung zakat pertanian maupun zakat penghasilan. Zakat emas, perak, atau logam mulia adalah zakat yang dikenakan atas emas, perak dan logam mulia lainnya yang telah mencapai nisab dan haul. Dalil mengenai kewajiban zakat atas emas atau perak ini ada dalam Al-Quran Surat At-Taubah Ayat 34.

“… Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih,”.

Kewajiban zakat emas dan perak juga didasari dari beberapa hadits lainnya, salah satunya adalah hadits riwayat Abu Dawud rahimahullah:

“Jika engkau memiliki perak 200 dirham dan telah mencapai haul (satu tahun), maka darinya wajib zakat 5 dirham. Dan untuk emas, anda tidak wajib menzakatinya kecuali telah mencapai 20 dinar, maka darinya wajib zakat setengah dinar, lalu dalam setiap kelebihannya wajib dizakati sesuai prosentasenya.” (HR. Abu Dawud)

Syarat Emas dan Perak yang Wajib Dizakati

Setelah mengetahui tentang kewajiban zakat emas dan perak, lalu selanjutnya kita perlu mengetahui apa saja syarat emas dan perak yang wajib dizakati. Adapun detailnya sebagai berikut :

  • Milik Sendiri, artinya kepemilikan atas emas dan perak tesrbut dimiliki secara sempurna dan sah, bukan pinjaman atau milik orang lain.
  • Sampai Haulnya, artinya emas dan perak tersebut sudah tersimpan selama satu tahun berjalan.
  • Sampai Nisabnya, artinya emas dan perak yang dimiliki sudah mencapai batasnya untuk dikategorikan sebagai harta yang wajib dizakati. Untuk nisab zakat emas sendiri sebesar 85 gram emas dan untuk perak sebesar 595 gram.

Nisab dan Cara Menghitung Zakat Emas dan Perak

Zakat emas wajib dikenakan zakat jika emas yang tersimpan telah mencapai atau melebihi nisabnya yakni 85 gram (mengikuti harga Buy Back emas pada hari dimana zakat akan ditunaikan), kadar zakat emas adalah 2,5%. Sementara itu, zakat perak wajib ditunaikan jika perak yang dimiliki telah mencapai atau melebihi nisab sebesar 595 gram, kadar zakatnya ialah 2,5% dari perak yang dimiliki.

Berikut cara menghitung zakat emas/perak:

2,5% x Jumlah emas/perak yang tersimpan selama 1 tahun

Contoh:

Bapak Fulan memiliki emas yang tersimpan sebanyak 100 gram (melebihi nisab), maka emasnya sudah wajib untuk dizakatkan. Jika ingin menunaikan zakat emas dengan uang, maka emas tersebut perlu di konversikan dulu nilainya dengan harga harga emas saat hendak ingin menunaikan zakat, misalnya Rp.800.000,-/gram, maka 100 gram senilai Rp.80.000.000,-. Zakat emas yang perlu Bapak Fulan tunaikan adalah 2,5% x Rp.80.000.000,- = 2.000.000,-.

Contoh Lain:

2,5% x jumlah harta yang tersimpan selama satu tahun

Jika Anda memiliki emas 87 gram yang disimpan selama satu tahun penuh, maka wajib zakat yang dikeluarkan dalam setahun dari harta yang disimpan, adalah sebesar 2,5% x 87 gram = 2,175 gram atau uang seharga emas tersebut.

Maka cara menghitung zakat mal sudah ditentukan sesuai kaidah islam. Tidak boleh sembarangan asal zakat, jika salah satu syart tidak terpenuhi maka tidak wajib zakat. Dan ketika sudah wajib zakat namun nominal harta yang dizakatkan kurang dari nishab maka tidak sah juga zakatnya.

Bagaimana Cara Menunaikan Zakat Emas dan Perak

Ada berbagai cara untuk menunaikan zakat emas dan perak. Pertama bisa menunaikan zakatnya berupa emas secara langsung atau bisa dikonversikan terlebih dahulu ke dalam nilai rupiah.

Bagi Anda yang ingin menunaikan zakat emas dan perak, LAZNAS Nurul Hayat menerima pembayaran zakat berupa emas secara langsung melalui zakatkita.org maupun bisa langsung ke kantor kami yang tersebar di 40 kota se-Indonesia.

 

 

(Sumber: Al Qur’an Surah At-Taubah Ayat 34 , Peraturan Menteri Agama Nomor 31 Tahun 2019, Fatwa MUI Nomor 3 Tahun 2003, dan pendapat Shaikh Yusuf Qardawi).

Bersama PMI, NH Madiun Gencarkan Program SAHABAT

Bersama PMI, NH Madiun Gencarkan Program SAHABAT

MADIUN (9/9) – Alhamdulillah, Lembaga Amil Zakat Nurul Hayat (NH) Madiun tak henti-hentinya melakukan kegiatan sosial. Salah satunya seperti yang telah dilaksanakan beberapa waktu yang lalu. Bekerjasama dengan PMI Kota Madiun, Lembaga Amil Zakat Nurul Hayat Madiun menggelar program SAHABAT (Santunan Kesehatan dan Pengobatan). Program ini ditujukan bagi warga Kota Madiun yang kurang mampu.

Bersama PMI, NH Madiun Gencarkan Program Sahabat

Koordinator daerah Lembaga Amil Zakat Nurul Hayat wilayah Kota Madiun, Rupin Hendrajana menjelaskan, program sahabat merupakan santunan kesehatan dan pengobatan bagi warga dhuafa yang sedang sakit. Sebagaimana yang dialami Bapak Kabul (55). Beliau menderita tumor ganas dan harus dirujuk ke salah satu rumah sakit di Solo untuk menjalani kemoterapi.

Alhamdulillah, dalam kesempatan tersebut, Lembaga Amil Zakat Nurul Hayat bersama PMI bersinergi memberikan layanan pendampingan dalam perawatan dan akomodasi Bapak Kabul menuju Solo. “Saya harap informasi ini bisa sampai ke masyarakat. Agar warga yang sedang sakit dan tidak punya biaya untuk berobat bisa segera mendapatkan fasilitas kesehatan yang layak seperti yang menjadi harapan Bapak Wali Kota,” ungkap Rupin.

Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah terlibat dalam program ini. Semoga kerjasama Lembaga Amil Zakat Nurul Hayat dan PMI bisa terus berkelanjutan, sehingga akan lebih banyak warga kurang mampu yang sedang sakit, yang bisa kita bantu. Amiin ya Rabbal Alamiin..

www.zakatkita.org | #TempatBerinfak #Santuan #SantunanKesehatan #Sahabat #NH #NurulHayat #NHZakatKita

Serah Terima Sumur Dalam dan Renovasi Asrama

Serah Terima Sumur Dalam dan Renovasi Asrama

ZAKAT PONOROGO – Alhamdulillah, Laznas Nurul Hayat Madiun telah melaksanakan prosesi serah terima sumur dalam dan renovasi asrama untuk Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Hasan Munadi Ponorogo (7/9).  Proses serah terima sumur dalam dan bantuan renovasi pesantren Pondok Pesantren Hasan Munadi ini, secara simbolis diserahkan langsung oleh Branch Manager Laznas Nurul Hayat Madiun, Bapak Khoirul Rohman.

serah terima bantuan sumur dalam dan renovasi asrama

Ponpes Hasan Munadi, terletak di daerah Ponorogo paling ujung selatan, yaitu perbatasan Pacitan serta paling barat perbatasan Wonogiri. Lokasinya berada di tanah perbukitan gunung yang kering. Sehingga saat kemarau sering kekurangan air bersih. Alhamdulilah pada kesempatan tersebut, Laznas Nurul Hayat (NH) Madiun memberikan bantuan sumur dalam buat pesantren. Proses penggarapan (pengeboran) sumur ini sendiri memakan waktu selama tiga pekan.

serah terima bantuan sumur dalam dan renovasi asrama

“Kami sangat bersyukur, bisa dikenalkan dengan Laznas Nurul Hayat dan kini betul-betul bisa merasakan program-program kemanfaatannya. Khususnya program sumur dalam ini. Program ini betul-betul sangat dirasakan manfaatnya oleh para santri dan warga sekitar. Biasanya saat musim kemarau seperti ini, kami harus beli air tanki.  Alhamdulillah berkat bantuan dari Laznas Nurul Hayat, kini sudah tidak perlu beli lagi.  Kebutuhan air bersih bagi santri dan warga kini telah tercukupi. Terima kasih para donatur NH,” ungkap Ust. Agus Maghfur, selaku pimpinan Pondok Pesantren Tahfidzul Quran Hasan Munadi Ponorogo.

Terima kasih yang sebanyak-banyaknya kami ucapkan kepada seluruh Sahabat Sejuk Nurul Hayat yang telah berpartisipasi dalam program ini. Semoga apa yang telah kita ikhtiarkan bersama, bisa bermanfaat dan mendapatkan sebaik-baiknya balasan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

www.zakatkita.org | #TempatBerinfak  #BantuanSumur #Pesantren #PondokPesantren #PesantrenTahfidz #NH #NurulHayat #NHZakatKita

Nurul Hayat Bantu Tebus Ijazah Anak Yatim Dhuafa

Nurul Hayat Bantu Tebus Ijazah Anak Yatim Dhuafa

Septian Suryo Ramadhan sudah dinyatakan LULUS SD sejak 12 Juni 2021. Namun sampai dengan Agustus 2021, ia belum juga mendapatkan ijazah. Ijazah tersebut belum bisa diambil karena ia masih memiliki tanggungan biaya sekolah sebesar Rp 1.455.000 yang harus segera dilunasi. Untuk mengatasi persoalan tersebut, Ibunda adik Suryo mengajukan bantuan kepada Nurul Hayat Semarang. Beliau berharap dengan bantuan tersebut ijazah anaknya bisa segera dibawa pulang. Sebab ijazah tersebut sangatlah penting untuk kelanjutan pendidikan Suryo nantinya.

Nurul Hayat Semarang lalu bergerak melakukan verifikasi data. Hasil verifikasi didapatkan info bahwa tanggungan biaya tersebut memang benar adanya. Jumlah tanggungan tersebut terasa berat bagi Ibundo Suryo. Apalagi Suryo adalah anak yatim dan pendapatan ibunya sebagai pedagang jajanan anak-anak, sangatlah kecil. Ditambah lagi pada masa pandemi seperti ini, jualan ibunya juga sepi pembeli.

Alhamdulillah, pada tanggal 27 Agustus 2021, Nurul Hayat Semarang mendatangi sekolah Suryo untuk melakukan pelunasan. Uang pelunasan langsung diterima oleh pihak sekolah. Ijazah Suryo pun akhirnya bisa dibawa pulang. Dan yang lebih membahagiakan lagi adalah, nilai-nilai hasil pembelajaran Suryo yang tertera di ijazah pun tergolong sangat baik.

Bantuan pendidikan untuk yatim dhuafa

Terima kasih sahabat sejuk Nurul Hayat yang telah berpartisipasi dalam program Bantuan Pendidikan Dhuafa. Alhamdulillah, apa yang sahabat sejuk semua berikan, sangat bermanfaat untuk menebus ijazah suryo. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan berkah dan ridho-Nya untuk kita semua. Aamiin ya Rabbal Alaminn.

 

#JagaHarapanYatim #ZakatKita #NurulHayat

Santunan Pengobatan untuk Pejuang Al Quran

Santunan Pengobatan untuk Pejuang Al Quran

Sejak pertengahan Ramadhan tahun 2021 lalu,  Ustadz Amirudin, salah satu guru Al Quran binaan Nurul Hayat Semarang, mendadak mengalami struk. Tubuhnya tidak bisa bergerak. Bicarapun sudah tidak jelas. Ustadz Amirudin bergabung menjadi anggota binaan Nurul Hayat Semarang sejak tahun 2014. Selain menjadi guru Al Quran, beliau juga aktif mengkoordinir anak-anak yatim dhuafa di sekitar tempat tinggalnya untuk diikutkan program beasiswa anak yatim Laznas Nurul Hayat. Tak hanya itu, beliau juga mengkoordinir para lansia sebatang kara untuk mendapat bantuan sembako dari Laznas Nurul Hayat. Namun sejak mengalami stroke, Ustadz Amirudin sudah tidak bisa lagi mengajar di TPQ dan mengkoordinir program kemanfaatan Laznas Nurul Hayat.

Beberapa waktu lalu (27/08)  tim Laznas Nurul Hayat Semarang, berkesempatan untuk silaturahmi lagi dengan beliau. Pada kesempatan tersebut, alhamdulillah, terlihat kondisi beliau sudah membaik. Saat ini beliau sudah bisa berjalan sedikit-sedikit dan sudah bisa berbicara meski belum seperti sedia kala. Pada momen silaturahmi tersebut, Laznas Nurul Hayat juga memberikan santunan pengobatan untuk beliau.

Saat ini, Ustadz Amirudin masih terus menjalani pengobatan. Ikhtiar pengobatan yang dilakukaan saat ini adalah pengobatan alternatif pijat dan konsumsi makanan minuman alami yang mepercepat proses penyembuhan. Sahabat sejuk, mari kita doakan semoga Ustadz Amir segera diberikan kesehatan kembali oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sehingga beliau bisa kembali mengajarkan Al Quran di TPQ dan mengkoordinir program-program kemanfaatan untuk orang-orang di sekitarnya. Aamiin ya Rabbal Alamiin..

#pejuangAlQuran #nurulhayatsemarang #santunanpengobatan

Belajar Berbagi dari Lereng Rinjani

Belajar Berbagi dari Lereng Rinjani

Cahaya senja tampak meredup. Tertutup gagahnya perbukitan. Pantulannya menyebabkan warna perbukitan tidak lagi hijau, membuat puncak Rinjani tanpak menyala. Saya dan beberapa orang kawan masih duduk menunggu seseorang yang sudah membuat janji dengan kami. Tak lama berselang, seorang lelaki dengan tubuh tegap dan kulit hitam manis mengucap salam dari kejauhan, sambil melempar senyum semeringah.

Dia adalah Ri’is, seorang pemuda yang memelopori berdirinya komunitas Bajang Kreatif Sembalun, kabupaten Lombok Timur, NTB. Sebuah komunitas yang bergerak di bidang sosial kemasyarakatan dan pemberdayaan pemuda. Sore itu ia datang agak terlambat dari waktu yang kita telah sepakati untuk bersua. “Mohon maaf bang, saya baru saja usai mendistribusikan sembako bersama kawan-kawan yang lain,” ucap  mantan guide pendakian gunung Rinjani itu.

Memang benar, sore itu (17/7) di Sekolah Alam Rinjani (SAR), nampak para relawan SAR yang sebagian besar merupakan anggota Komunitas Bajang Kreatif Sembalun sedang menyiapkan paket sembako yang rencananya akan dibagikan ke warga esok pagi. “Paket sembako ini ada beras, mie instan, minyak goreng dan gula,” jelas salah seorang relawan sambil membungkus paket itu.

Telah menjadi rutinitas setiap bulannya, sejak tujuh tahun yang lalu, para relawan membagikan paket sembako ke masyarakat kecamatan Sembalun yang meliputi beberapa Desa itu. Biasanya mereka membagikan paket sembako tersebut kepada masyarakat yang terkategori kurang mampu dan jompo. Namun, di tengah kondisi pandemi, pendistribusian paket sembako juga ditujukan kepada warga yang terdampak pandemi. Baik yang sedang menjalani isolasi mandiri atau yang terdampak secara ekonomi.

Menjelang hari raya Idul Adha, Ri’is dan kawan-kawan pun telah mempersiapkan dua ekor kambing untuk dijadikan sebagai hewan qurban. Kemudian dagingnya akan di bagikan ke warga, terutama kelompok rentan terinveksi virus (lansia, perempuan, penyandang disabilitas dan pekerja sektor informal) dengan harapan daging-daging itu bisa membantu menambah protein serta meningkatkan daya tahan tubuh mereka.

Padahal ia dan para relawan adalah salah satu yang terdampak pandemi ini. Pembatasan mobilitas manusia membuat aktivitas wisata mati total, salah satunya adalah wisata pendakian gunung Rinjani, selama pembatasan tersebut banyak dari mereka menganggur. Namun, kondisi itu tidak menjadi alasan untuk tidak berbagi, berbekal relasi yang ia bangun dengan pihak luar negeri seperti Australia dan Singapura. Ia mengumpulkan donasi untuk membantu masyarakat yang terdampak pandemi.

***

Setiap bulan, Riis dan kawan-kawan bergerilya menyusuri setiap sudut kampung untuk mendata keluarga yang terdampak dan mengalami kesulitan ekonomi. Bermodalkan kepercayaan yang telah ia tanam sejak dulu, Riis memberanikan diri untuk mengumpulkan donasi dari para sahabatnya di luar negeri itu. Selalu ada jalan untuk setiap niat baik, gayung bersambut, sahabat luar negerinya itu pun merespon dengan memberikan sejumlah donasi untuk Riis dan kawan-kawan donasikan ke masyarakat sekitar. Berkat kepedulian dan kedermawanan Riis, para relawan dan sahabat luar negerinya itu. Tidak sedikit keluarga yang merasa terbantu, tidak sedikit juga jembatan, rumah dan infrastruktur yang diperbaiki.

Hidup di bawah kaki gunung Rinjani, mungkin saja menjadi alasan para pemuda lereng Rinjani itu, tidak disibukkan dengan pertikaian dan saling tuding tak berujung di media sosial yang telah menyedot banyak energi itu. Ataukah mereka memang tidak ingin ambil pusing. Selama kami berdiskusi tak satu patah kata pun keluar dari pria pendiri SAR itu yang menyalahkan siapapun atas kondisi yang kita alami hari ini, karena menurutnya saling menyalahkan tak akan memperbaiki keadaan. “Kami akan membantu apa yang bisa kami bantu,”  kata pria lulusan Sekolah Teknik Mesin itu.

Ri’is tak pernah mengenyam bangku kuliahan. Begitupun dengan sebagian besar relawan-relawan lainnya. Namun pengalaman serta kenyataan hidup yang mereka alami menempa rasa kepedulian dan menggerakan mereka untuk berbuat dan memberi manfaat kepada sesama. Tak terhitung sudah berapa banyak warga yang terbantu oleh gerakan yang mereka lakukan. Walaupun tidak terliput media, namun mereka tetap tulus dan konsisten membantu meringankan kesulitan masyarakat.

Di tengah pandemi yang melanda negeri, sosok Riis dan kawan-kawan menjadi contoh yang patut kita tauladani. Kita mesti banyak belajar dari sosok Ri’is dan kawan-kawan relawannya. Kondisi sulit tak lantas membuatnya mencari kambing hitam dan enggan berbagi. Justru sebaliknya, kondisi sulit membuat mereka semakin terpanggil, walaupun sederhana namun memberi dampak yang luar biasa bagi masyarakat. Untuk mengubah dunia tak perlu melakukan hal-hal besar, lakukanlah hal-hal sederhana namun konsisten.

Sebagaimana Rinjani yang menyimpan dan mengalirkan air kehidupan. Riis dan kawan- kawan pun menumbuhkan asa dan harapan bagi kehidupan sekelilingnya. Dari kaki gunung Rinjani itu kita belajar makna berbagi kepada sesama. “Lebih baik menyalakan lilin dari pada mengutuk kegelapan” kata pepatah Cina

 

Penulis: Ahmad Hadi Ramdhani – Juara 1 Lomba Menulis “Kebaikan di Tengah Pandemi”

Kepada Teman dengan COVID-19 dan Penyintas

Kepada Teman dengan COVID-19 dan Penyintas

“Terima kasih, ya Mas. Sudah banyak membantu. Perasaan saya menjadi lega. Alhamdulillah,” sambil tersenyum penuh dengan harap, laki-laki muda di seberang line video call mengakhiri percakapan.

“Iya, sama-sama. Semoga lekas membaik. Jangan lupa istri diberi tahu dan dituntun cara melakukan terapinya. Ikhlas dan pasrahkan semua sama Gusti Allah. Pasti segera disembuhkan. Aamiin. Assalamu’alaikum.”

Saya pun selalu terharu bercampur bahagia setiap mengakhiri sesi telekonseling. Bukan karena ucapan terima kasih dari teman-teman yang sedang berjuang melawan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Melainkan melihat energi positif yang diekpresikan setelah telekonseling berakhir. There must be hope for survival and  recovery.

Telekonseling COVID-19

Adalah sebuah program tak berbayar yang dilakukan sebuah entitas peduli jiwa. Berupa konseling jarak jauh untuk membantu menguatkan kondisi psikologis teman- teman yang terpapar oleh Covid-19. Program telekonseling dilakukan selama 30 menit dengan para praktisioner di bidang Emotional Freedom Techniques (EFT) yang bersertifikat  ICEP  (International Community EFT Practitioner).

EFT merupakan tools (alat bantu/aid) universal yang digunakan di seluruh dunia oleh praktisi dalam profesi therapeutic dan masyarakat umum. Merupakan gabungan pendekatan timur (akupuntur) dan barat dalam ilmu psikologi. Tools yang meyakini bahwa permasalahan emosi adalah akibat ketidakseimbangan sistem energi di  dalam tubuh manusia.

Mengapa Saya Bergabung dalam Program Ini?

Sedikit cerita, butuh perjalanan panjang bagi saya untuk menjadi seorang  praktisioner EFT bahkan untuk mengenal ilmu jiwa. Saya berjuang untuk sembuh dari depresi, gangguan bipolar, dan gangguan kepribadian histrionik sejak Agustus 2019. Berkaca dari apa yang saya alami, mental illness, menjadikan saya lebih peduli dengan kesehatan mental.

Terus melakukan konseling dengan psikolog, psikiater, dan konselor membuat saya pada akhirnya dipahamkan Tuhan agar mau untuk mengerti tentang ilmu jiwa, khususnya kejiwaan saya. Di bulan Juni 2020, salah satu teman saya yang juga seorang konselor jiwa, mengajak saya untuk mengambil sertifikasi Hypnotherapy dan Praktisi Terapi dan alhamdulillah saya dinyatakan lulus. Tuhan pun berkehendak,  saya terlibat sebagai salah satu praktisi   di Telekonseling for COVID-19.

Kondisi Kejiwaan Pasien COVID-19

 “Mas, saya itu bingung, cemas, sedih, takut, karena istri saya yang lagi hamil delapan bulan juga lagi dirawat di sini, Mas?” Ujarnya sambil sesekali menahan sesak napas dan batuk.

Tercatat percakapan di atas, saya lakukan pada hari Jum’at, tanggal 9 Juli 2021, pukul 15.44 WIB. Bersama seorang pasien reinfeksi Covid-19, yang menjalani perawatan di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat.

Cerita di atas hanya salah satu dari sekian banyak cerita dari teman-teman dengan Covid-19 selama saya menangani telekonseling. Lain halnya dengan salah satu teman dengan COVID-19 lainnya, berusia 22 tahun, mengalami saturasi yang terus menurun,  dan detak jantung yang tak tentu. Selain mengalami obesitas, teman dengan Covid-19 ini juga kehilangan nenek dan ibunya. Bahkan hanya berselang dalam hitungan hari. Dan masih banyak cerita lain yang menguras empati.

Dampak psikologis yang ditimbulkan oleh Coronavirus-19 memang luar biasa.  Berita tentang kematian, banyak saudara yang terpapar virus, hoax atau berita bohong yang berseliweran di media sosial dan lewat aplikasi pesan semakin membuat teman- teman dengan COVID-19 semakin memburuk kondisi kesehatannya. Stres dan kecemasan yang berlebihan. Dengan Telekonseling EFT, saya dan teman-teman praktisi dengan hati akan mendengar keluhan teman-teman dengan COVID-19 dan menjadi sahabat di tengah kecemasan dan perasaan negatif lainnya.

Setelah mereka curhat tentang apa yang mereka rasakan secara fisik dan jiwa, kami akan melakukan tapping EFT. Tapping EFT adalah sebuah ikhtiar untuk menyeimbangkan kembali energi yang tidak lancar di dalam tubuh kita sehingga menyebabkan emosi negatif. Terapi ini dilakukan dengan cara mengetuk beberapa titik pada bagian tubuh kita dengan dua jari kita sambil memberikan sugesti positif.

Di awal dan pada akhir sesi terapi, praktisi akan menanyakan tingkat kecemasan, kekhawatiran atau pikiran negatifnya dengan skala nilai. Jika nol maka keadaan pasien baik-baik saja. Jika skala semakin naik hingga di angka sepuluh maka dapat disimpulkan pasien dalam keadaan sangat tidak baik. Alhamdulillah, dari sekian banyak teman-teman dengan COVID-19 maupun para penyintas yang ikut terapi, semua dapat merasakan gangguan psikologis yang terus menurun.

Apakah cukup cukup dilakukan satu kali konseling? Tentu tidak. Kita akan tetap berkabar di lain hari. Kembali bercerita tentang apa yang dialami. Dan hal yang paling membuat kami bahagia adalah mendapat kabar jika mereka sudah negatif. Alhamdulillah ‘ala kulli hal …

Dalam keterbatasan saya, setidaknya masih bisa bermanfaat untuk teman-teman  yang lain. Belajar menyembuhkan diri sendiri dengan membantu kesembuhan orang lain adalah hal terindah dan salah satu wujud syukur kepada Allah SWT.

Dan ketika saya tuliskan essai ini … saya pun tengah berjuang untuk pulih dari COVID-19.

Semoga kita semua selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa. Setiap sakit adalah terbukanya satu pintu penggugur dosa.

 

 

Penulis: Lilik Kurniawan – Juara 2 Lomba Menulis “Kebaikan di Tengah Pandemi”

Jadikan Dirimu Produktif dengan Aksi Kebaikan

Jadikan Dirimu Produktif dengan Aksi Kebaikan

Sudah satu tahun sejak Presiden Joko Widodo mengumukan kasus pertama Covid-19 pada Maret 2020. Sekaligus suatu momen untuk mengingat bahwa untuk pertama kali kita semua jadi kurang produktif karena harus membatasi segala aktivitas, mulai dari penutupan sekolah, pembelajaran online, kerja dari rumah, mengurangi mobilitas, dan yang paling identik adalah memakai masker setiap saat.

Satu hingga tiga bulan pertama, keadaan ini masih dianggap baik-baik saja bahkan tidak sedikit pelajar dan pekerja yang merasa diuntungkan dengan kondisi tersebut. Hitung-hitung menambah hari libur katanya  waktu itu. Karena sudah bosan atau lelah dengan tuntutan tugas atau pekerjaan yang serasa tiada habisnya. Namun, keadaan berputar 180 derajat tidak sesuai dengan yang dipikirkan.

Covid-19 tak kunjung usai hingga akhirnya kondisi kesehatan dan finansial yang harus dikorbankan. PHK atau pemutusan hubungan kerja banyak dilakukan dimana-mana karena perusahaan tidak mampu menutupi biaya operasionalnya. Sektor perniagaan gulung tikar karena kebijakan pemerintah untuk mengurangi keramaian, sektor pariwisata juga tujuan destinasi sepi pengunjung, sektor penerbangan, dan masih banyak lagi.

Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah untuk menekan kasus positif Covid-19. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menjadi babak awal penanganan Covid-19 di Indonesia untuk mencegah kemungkinan penyebaran virus yang lebih luas. Mencegah aktivitas mudik pada perayaan hari-hari besar guna mengantisipasi risiko penularan.

Larangan mudik ini menuai pro kontra dari masyarakat pasalnya mudik sudah menjadi tradisi di masyarakat Indonesia dan menjadi salah satu momen untuk berkumpul bersama keluarga besar di daerah asal. Hingga memasuki era New Normal yang mengatur mobilitas warga dengan protokol kesehatan. Namun, lagi-lagi, perlu disadari bahwa pandemi ini tidak hanya berkutat pada masalah penularan virus saja, tapi dampaknya mampu melumpuhkan sektor ekonomi negara dan mematikan usaha atau industri di masyarakat.

Salah satu  influencer tanah air, Fiersa Besari, yang merasa prihatin dengan kondisi masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19 sempat menuliskan keprihatinannya tersebut di Twitter. Apalagi dengan perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sejak  awal tahun 2021 ini sudah cukup memutus rantai penghasilan masyarakat menegah ke bawah. Yang lebih mengejutkan adalah pandemi tidak menghalangi jalannya praktik korupsi di pemerintahan. Beberapa pejabat negara berhasil diamankan oleh aparat sebab menjadi tersangka korupsi terkait bantuan penanganan dan penanggulangan Covid-19. Hal tersebut sungguh amat disayangkan karena dalam kondisi seperti yang sekarang ini, segala bentuk bantuan dan dukungan sangat diperlukan bagi siapapun, terutama masyarakat terdampak pandemi.

Meskipun demikian, pemerintah telah bergerak untuk membantu masyarakat melalui program Bantuan Sosial Tunai (BST) yang bersumber dari APBN ataupun APBD dengan harapan dapat meringankan beban perekonomian masyarakat. Faktanya, bantuan selama pandemi Covid-19 tidak hanya datang dari pemerintah, tetapi juga dari komunitas, selebgram atau influencer, dan para relawan. Mereka turut bahu-membahu mengirimkan bantuan untuk masyarakat kurang mampu yang terdampak pandemi. Lalu sebagai masyarakat ‘biasa’, kita bisa apa sih untuk berbagi ke sesama dengan harapan saling menguatkan satu sama lain di tengah pandemi?

  1. Langsung Salurkan Bantuanmu Kepada Mereka yang Membutuhkan

Apabila kamu adalah orang yang berkecukupan atau bahkan memiliki kelebihan harta, kamu bisa dengan mudah memberikan bantuan kepada mereka dengan menggunakan penghasilanmu. Seperti aksi yang dilakukan oleh pengguna TikTok, Farhan Mayor. Remaja asal Malang ini membagikan momen ketika dirinya menjadikan bagasi mobilnya penuh dengan bahan-bahan kebutuhan pokok dan mempersilahkan orang-orang di pinggir jalan yang ditemuinya untuk mengambil sesuai dengan kebutuhannya.Sumber: tiktok.com/farhanmayor

Farhan Mayor memang berasal dari keluarga yang sangat berkecukupan, namun ia tetap ingat dengan hak orang lain apalagi di situasi pandemi sekarang ini. Video tersebut telah disaksikan sebanyak 7,6 juta views dan mendapat 1,2 juta likes. Berbagi tidak harus dalam jumlah yang besar, yang penting adalah nilai kebermanfaatannya bagi sesama. Ketika kamu memiliki penghasilan lebih, berbagi dengan yang lain tentu bukan hal yang rumit, kan?

  1. Tunjukkan Rasa Empatimu dengan Mendukung Aksi Positif Para Influencer

Rachel Vennya, seorang selebgram, berhasil mengumpulkan donasi mencapai Rp 9 miliar dari aksi galang dana yang dilakukannya melalui Kitabisa.com. Dana tersebut kemudian disalurkan untuk membantu fasilitas rumah sakit, tenaga kesehatan, dan masyarakat terdampak. Nah, bagi kita yang rasanya tidak memiliki pengaruh sebesar para artis dan selebgram, kita tetap bisa melakukan aksi dengan mendukung usaha influencer-influencer yang menebar kebaikan di luar sana loh. Mulai dari ikut menyumbang dan mengajak orang lain untuk ikut serta. Melihat mereka tersenyum atas bantuan kita, menyenangkan bukan?Pandemi yang melanda negeri telah menggerakan hati banyak orang, termasuk para influencer. Dengan memanfaatkan popularitasnya, tidak sedikit artis/selebgram/content creator yang menginisiasi aksi galang dana untuk turut bersama-sama mengumpulkan bantuan bagi para covid fighter seperti tenaga medis, korban PHK, masyarakat menegah ke bawah yang terdampak.

  1. Memeriahkan dan Ikut Serta dalam Campaign

Campaign menjadi salah satu media mengajak orang lain untuk ikut berbuat kebaikan loh. Campaign 10.000 Susu untuk Kebaikan, misalnya. BEM Keluarga Mahasiswa UGM beserta beberapa aliansi di UGM mengadakan digital campaign

dengan mengajak para mahasiswa memasang twibbon yang berisi ajakan untuk berbuat kebaikan di masa pandemi. Nah, nantinya setiap satu twibbon yang dipasang berarti menyumbang 2 kotak susu bagi yang membutuhkan. Bayangkan  saja, semakin banyak yang memasang twibbon, maka akan semakin banyak pula yang terbantu. Campaign seperti ini merupakan alternatif yang sangat mudah terutama bagi kalangan pelajar atau mahasiswa untuk mulai berbagi ke sesama. Cukup memposting twibbon beserta foto, kamu sudah menyebarkan kebaikan dengan mengajak orang lain bergabung sekaligus menyumbangkan bantuan kepada yang berhak.

  1. Tidak Ada Salahnya Mencoba untuk Jadi Relawan

Ingin menambah pengalaman sekaligus berbuat aksi kebaikan? Menjadi relawan bisa menjadi opsi pilihan. Banyak sekali gerakan yang mengajak para generasi muda untuk bertanggung jawab dan berkomitmen mengentaskan Covid-19. Kegiatan seperti ini sekaligus menjadi ajang untuk berjejaring dan bertukar pikir dengan orang-orang baru serta meggelorakan jiwa sosial. 

  1. Berbagi Informasi adalah Bentuk Bahwa Kamu Peduli

Memberikan bantuan tidak selamanya harus berupa materi loh. Kita bisa ikut berbagi dengan keahlian atau pengetahuan yang kita miliki. Apabila tergabung dengan komunitas atau organisasi mahasiswa, pencerdasan melalui poster atau infografis sudah banyak dijumpai. Mereka menyerukan aksinya melalui tulisan dengan harapan dapat mengedukasi masyarakat umum mengenai fenomena sosial yang terjadi melalui kajian-kajian ilmiah. Informasi yang dibagikan ke publik merupakan bukti bahwa mereka memberikan perhatian terhadap apa yang terjadi.

 

 

Penulis: Eka Amalya Ramadhani – Juara 3 Lomba Menulis “Kebaikan di Tengah Pandemi”

 

Stop Kebaikan di Era Pandemi

Stop Kebaikan di Era Pandemi

Bagaimana menurut Anda jika kita harus benar-benar menghentikan segala aktifitas kebaikan kita di masa pandemi ini karena terbatasnya akses mobilitas keseharian kita? Apakah Anda setuju? Saya rasa tidak! Sudah tentu jiwa-jiwa mulia itu akan meronta jika harus menutup diri dari berbagai kebaikan yang sudah rutin dilakukan, terutama saat bertatap wajah. Tapi apakah harus dengan menghentikannya di era pandemi yang dirasa mengerikan ini? Tentu saja tidak! Masih banyak cara untuk terus menjadikan diri ber-fastabiqul khoirot (berlomba-lomba dalam kebaikan).

Sebagai manusia yang seringkali tak luput dari kesalahan tentu kita berusaha untuk terus melakukan kebaikan agar kita tetap bisa mendapat ridho Allah untuk menggapai surga-Nya. Pada hakikatnya manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah, salah satu caranya dengan melakukan kebaikan. Itulah mengapa walau di tengah pandemi seperti sekarang ini maka kita tidak boleh kehabisan ide untuk melakukan kebaikan apa yang bisa kita lakukan. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 148 yang artinya:

Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya (pada hari kiamat). Sungguh, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Lalu apa saja kebaikan yang bisa kita lakukan di tengah pandemi yang melanda seperti sekarang ini? Berikut adalah sebagian kecil hal-hal yang bisa kita lakukan di era pandemi seperti sekarang ini:

  1. Apresiasi Diri

Apa maksudnya apresiasi diri? Coba ingat kembali masa-masa sebelum pandemi. Apakah kita sudah rajin makan teratur? Apakah kita sudah rajin berolahraga? Apakah kita sudah rajin membaca? Apakah kita sudah rajin beribadah?

Bagi sebagian orang mungkin sudah berusaha menjalankan dengan baik. Namun, bagi sebagian orang lagi, ada juga yang masih merasa kesulitan untuk menjalankan hal- hal tersebut. Kemudian, di masa pandemi seperti sekarang inilah orang mulai berlomba- lomba untuk menjaga ruhiyah, fikriyah, dan jasadiyah-nya dengan baik. Orang mulai lebih berlomba untuk memperbanyak tilawah dan berdoa, makan teratur, minum multivitamin, atau sekadar berjemur di pagi hari. Orang mulai mengganti hobi nongkrongnya menjadi membaca, walaupun sekadar banyak membaca status di media sosial, namun semoga ada hikmah yang bisa diambil dari yang ia baca.

Banyak orang mulai sadar bahwa kesehatan itu sangatlah penting tatkala mereka sakit di tengah pandemi ini, padahal sebelumnya mereka rela berlelah hingga terlalu sering begadang tanpa memperhatikan kesehatannya. Banyak orang mulai sadar bahwa hidupnya selama ini kurang ibadah, karena sibuk dengan urusan dunia yang tak pernah ada habisnya. Banyak orang mulai sadar bahwa pentingnya berliterasi agar tak mudah mengambil informasi dengan serta merta, tanpa mencari kebenaran lagi.

Intinya, dengan adanya pandemi ini makin banyak orang yang semakin sadar diri bahwa diri sendiri butuh diapresiasi dengan pemenuhan hak diri. Tak perlu dengan hal- hal mewah seperti makan di restoran mahal atau dengan membeli barang bermerek, namun cukup dengan istirahat yang cukup, penuhi hak tubuh ketika lapar, apalagi hak hati untuk mendapatkan ketenangan dengan banyak menghadirkan diri pada Illahi.

  1. Bertegur Sapa

Kebaikan kecil yang kadang terabaikan adalah bertegur sapa. Saat bertemu ada kalanya kita terlalu sibuk dengan gadget masing-masing. Ketika pandemi seperti sekarang kita baru merasakan betapa bosannya ketika terlalu lama berada di rumah tanpa bertemu dengan orang lain atau rekan bahkan saudara kita. Sehingga, kita dipaksa bertegur sapa walau sekadar melalui video call untuk tahu kabar mereka dan mengubur kebosanan kita karena tak selamanya gadget menjadi hiburan yang betul-betul kita butuhkan dan bisa menggantikan posisi mereka.

Kita pun menjadi orang yang merindukan saat-saat bisa berkumpul dengan orang lain tanpa rasa takut dan curiga. Namun, dengan kemudahan teknologi Allah takdirkan kita untuk tetap bisa bertegur sapa walau jarak memisahkan, walau keadaan memaksa kita untuk tidak bertemu padahal kita bisa.

Tak perlu jauh kepada sanak saudara, teman, atau tetangga yang memang tak mesti tiap hari kita temui, bahkan dengan keluarga kita di rumah pun kadang kita susah untuk bertemu karena kesibukan aktifitas kerja kita. Pandemi ini menjadikan kita menjadi lebih dekat lagi untuk sering bertegur sapa dan menjaga keharmonisan dalam keluarga. Mengapa? Karena kita dipaksa untuk lebih banyak waktu di rumah dibanding di luar rumah.

Ayah yang jarang melihat anaknya bermain karena sibuk bekerja, kini bisa memiliki banyak waktu untuk mendampingi tumbuh kembang anaknya bahkan bisa mendampingi anaknya untuk mengaji bersama. Ibu yang biasanya sibuk bekerja karena keputusannya membantu sang suami dalam perekonomian keluarga, kini bisa banyak waktu untuk sekadar memasak makanan kesukaan anaknya di pagi hari yang mungkin biasanya dikerjakan oleh pembantu rumah tangganya. Bahkan orangtua yang biasanya tidak tahu bagaimana proses belajar anaknya di sekolah, kini bisa mendampingi anaknya belajar di tengah kesibukan urusan rumah tangganya.

Pandemi ini memang memberi banyak dampak positif dan negatif. Tentunya kita tak boleh terlalu lama untuk terkungkung dalam dampak negatifnya. Sebagai seorang yang berjiwa sosial kita tetap bisa terus berbagi dengan mereka yang membutuhkan, misal anak yatim piatu, orang-orang yang kekurangan dan lain sebagainya walau kita tidak bisa bertemu langsung dengan mereka karena sudah banyak sekali wadah yang menjembatani kita untuk bisa memberikan bantuan kita pada mereka secara online.

Jika kita belum bisa membantu dengan uang atau benda, kita tetap bisa membantu mereka dengan membagikan informasi terkait bagaimana orang lain bisa ikut membantu mereka. Bahkan paling minimal jika kita belum bisa membantu dengan semua itu, maka kita bisa bantu dengan doa tulus yang kita tujukan untuk mereka.

Pandemi ini memang terlihat menyesakkan, tapi mungkin ini menjadi ladang rezeki untuk sebagian orang. Pandemi ini mungkin terasa menyesakkan, tapi mungkin ini jalan kemudahan untuk banyak orang. Pandemi ini mungkin terasa membosankan, tapi mungkin ini kemudahan bagi mereka yang belum paham akan teknologi agar menjadi lebih paham teknologi.

Pandemi ini mungkin terasa memberatkan, tapi mungkin ini jalan hidayah untuk setiap pribadi agar terus menerus memperbaiki diri dan memperbanyak berdoa. Misalnya, para mahasiswa yang biasanya berlelah menunggu dosen untuk bimbingan, kini cukup melalui dunia virtual dengan membuat kesepakatan temu, kemudian waktu lainnya bisa ia gunakan untuk menuntut ilmu agama secara online juga. Murid yang mungkin sekian kilometer harus menempuh jarak ke sekolahnya, cukup melalui gadget sudah bisa belajar dengan gurunya dan mendapat ilmu asal penuh kesungguhan. Sungguh Allah sudah menjelaskan dalam Al Qur’an bahwa di balik kesulitan pasti ada kemudahan.

Semoga Allah senantiasa menguatkan kita, mengokohkan hati kita, memudahkan kita, untuk terus istiqomah dalam melakukan kebaikan dalam segala kondisi. Semoga kita juga menjadi orang yang senantiasa bersyukur dan berpikir positif dengan segala yang diberikan Allah dengan hati yang ikhlas. Semoga kebaikan yang kita usahakan, Allah terima dan menjadi pemberat amal kebaikan untuk menggapai rahmat Allah, demi bisa menapaki surga-Nya. Aamiin yaa robbal ‘aalamiin. Sungguh tiada daya dan upaya melainkan dengan pertolongan dan kekuasaan Allah. Wallahu a’lam bishowab.

 

Penulis: Ana Wahyu Nurrohmah – Juara Harapan 1, Lomba Menulis “Kebaikan di Tengah Pandemi”

KANTOR PUSAT

Platform donasi Yayasan Nurul Hayat, klik aja zakatkita.org

PUBLIKASI

GABUNG

LAYANAN

INFORMASI

Copyright © 2001-2021 Yayasan Nurul Hayat Surabaya