Ketahuilah apa itu Microsleep

Ketahuilah apa itu Microsleep

Ketahuilah apa itu Microsleep – Microsleep atau tidur sekejap adalah kondisi ketika seseorang tiba-tiba tertidur selama beberapa detik. Ini bisa terjadi kapan saja dan di mana saja, misalnya saat belajar di kelas atau bekerja di kantor, bahkan saat berkendara. Seseorang yang mengalami microsleep tidak menyadari jika dirinya tertidur atau akan memasuki kondisi tidur, kondisi ini juga dapat terjadi dengan mata terbuka dengan pandangan kosong.

Salah satu dampak dari kekurangan waktu tidur adalah rasa lelah dan mengantuk saat berativitas. Hal ini terjadi karena otak yang merasa kelelahan namun tetap bertahan agar kita tetap terjaga.

Akibatnya, Anda dapat mengalami microsleep atau tertidur secara tiba-tiba dalam waktu yang singkat. Microsleep merupakan tidur ringan yang hanya terjadi selama lima sampai sepuluh detik.

Sebagai contoh, ketika ada pengendara yang memacu kendaraannya dengan kecepatan 100 km/jam. Tiba-tiba mengalami microsleep sekitar 5 detik. Akibatnya, kendaraan yang dikendarai pun tiba-tiba melaju tanpa kendali sejauh 200 meter dan tentu saja, keadaan itu dapat memicu terjadinya kecelakaan yang fatal.

Lantas, Apa Penyebabnya?

Ketahuilah apa itu Microsleep – Microsleep diyakini terjadi ketika beberapa bagian otak “tertidur”, sementara bagian otak lainnya tetap aktif. Salah satu bagian otak yang menjadi tidak aktif saat microsleep adalah bagian yang berfungsi memproses suara. Inilah sebabnya, orang yang sedang mengalami microsleep tidak merespons panggilan.

Microsleep riskan terjadi pada orang yang sangat mengantuk tapi menahan dirinya untuk tidur. Ini bisa terjadi kapan saja pada orang-orang yang kekurangan tidur, misalnya pekerja shift malam atau penderita gangguan tidur.

Apa yang Terjadi pada Microsleep?

Sebelum jatuh ke dalam microsleep, akan muncul tanda-tanda berupa sulit menahan mata untuk tetap terbuka dan berulang kali menguap. Biasanya, orang yang sedang mengalami microsleep akan:

  • Hilang fokus
  • Tidak mendengar pembicaraan orang lain
  • Tidak ingat kejadian 1–2 menit yang lalu
  • Menjatuhkan barang yang sedang dipegang
  • Hilang kontrol postur tubuh sehingga kepala terjatuh tiba-tiba

Agar Terhindar dari Bahaya Microsleep

Microsleep tidak berbahaya bila terjadi saat kamu tengah bersantai di sofa sambil menonton film hingga larut malam. Akan tetapi, ini bisa jadi masalah jika kamu tertidur ketika meeting di kantor. Bahkan, bisa sangat berbahaya bila terjadi saat kamu mengemudi, karena dapat menyebabkan kecelakaan.

Oleh karena itu, microsleep perlu dicegah atau dikendalikan agar tidak membahayakan keselamatan dan tidak mengganggu produktivitasmu. Caranya adalah sebagai berikut:

Saat berada di rumah

  • Usahakan untuk tidur yang cukup setiap malam, yakni sekitar 7–9 jam. Sebelum tidur, hindari minum minuman berkafein atau beralkohol dan perbanyak minum air putih.
  • Matikan lampu kamar dan buat suasana kamarmu senyaman mungkin. Atur suhu kamar agar tidak terlalu dingin atau terlalu panas.

Ketika sedang berkendara

Hindari mengemudi ketika sedang mengantuk. Bila memungkinkan, minta teman untuk menyetir selama kamu tidur. Namun, jika kamu sedang berkendara seorang diri, lakukan beberapa hal berikut:

  • Microsleeps dapat dihindari dengan memenuhi kebutuhan waktu tidur 7-9 jam, berhati-hatilah jika kamu hanya tidur kurang dari 6 jam saat malam hari. Lebih baik jangan berkendara dalam kondisi seperti ini.
  • Saat merasa lelah atau mengantuk segera berhenti dan gunakan waktu untuk tidur sejenak, jika kamu sedang berkendara jarak jauh beristirahatlah setiap 1-2 jam sekali.
  • Konsumsi kopi sebelum mengemudi,namun beri jarak waktu. Pada umumnya kopi memberikan efek 30 menit setelah dikonsumsi. Atau kamu juga bisa konsumsi minuman berenergi untuk tetap terjaga saat berkendara.
  • Lakukan aktivitas yang membuat kamu tetap terjaga seperti mengobrol saat berkendara atau mendengarkan musik dengan tempo cepat.

Ketika sedang bekerja

  • Jangan mengoperasikan mesin apa pun ketika mengantuk
  • Lakukan olahraga ringan, seperti meregangkan kaki atau berjalan, untuk mengusir rasa kantuk
  • Cuci muka atau berdiskusi dengan teman kantor perihal pekerjaan, untuk mengalihkan kantuk.

Microsleep memang hanya terjadi selama beberapa detik. Namun, ini bisa meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan, terutama jika terjadi saat kamu mengemudi atau bekerja dengan mesin. Jadi, usahakan untuk tidak kurang tidur sebelum melakukan hal-hal yang berbahaya atau membutuhkan konsentrasi.

Bila kamu sering sulit tidur, masih mengantuk meski sudah cukup tidur, atau sering mengalami microsleep, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter, karena bisa jadi kamu mengalami gangguan tidur, seperti sleep apnea atau narkolepsi.

Menjadi Manusia Yang Bermanfaat Bagi Orang Lain

Menjadi Manusia Yang Bermanfaat Bagi Orang Lain

Menjadi Manusia Yang Bermanfaat Bagi Orang Lain – Sungguh beruntung bagi siapapun yang dikaruniai Allah kepekaan untuk mengamalkan aneka pernik peluang kebaikan yang diperlihatkan Allah kepadanya. Beruntung pula orang yang dititipi Allah aneka potensi kelebihan olehNya, dan dikaruniakan pula kesanggupan memanfaatkannya untuk sebanyak-banyaknya umat manusia

Karena sesungguhnya ketika kita berbuat baik kepada orang lain, manfaatnya akan kembali kepada kita .

إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ ۖ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا ۚ فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ الْآخِرَةِ لِيَسُوءُوا وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُوا مَا عَلَوْا تَتْبِيرًا

Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai. (Al-Isra Ayat 7)

Menjadi Manusia Yang Bermanfaat Bagi Orang Lain – Yang terpenting agar kita benar-benar mendapatkan manfaat yang kita berikan kepada orang lain, kita harus ikhlas, karena ikhlas adalah salah satu kunci diterimanya amalan kita. Dan hanya amalan yang diterima Allah Jalla fii ‘Ulaah yang akan memberikan manfaat kepada kita baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ

Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289).

Menjadi pribadi yang bermanfaat adalah salah satu karakter yang harus dimiliki oleh seorang Muslim. Setiap Muslim diperintahkan untuk memberikan manfaat bagi orang lain.

Memberikan manfaat kepada orang lain, maka manfaatnya akan kembali untuk kebaikan diri kita sendiri. Allah Jalla wa ‘Alaa berfirman:

إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ

Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri” (QS. Al-Isra:7)

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

مَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ الله فِي حَاجَتِهِ

“Barangsiapa membantu keperluan saudaranya, maka Allah akan membantu keperluannya.” (Muttafaq ‘alaih)

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ الله عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ, ةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ الله عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ

Barang siapa yang memudah kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya pada hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang dalam kesulitan niscaya akan Allah memudahkan baginya di dunia dan akhirat” (HR. Muslim).

Betapa indah pribadi yang penuh pancaran manfaat, ia bagai cahaya matahari yang menyinari kegelapan, menjadikannya tumbuh benih-benih, bermekarannya tunas-tunas, merekahnya bunga-bunga di taman, hingga menggerakkan berputarnya roda kehidupan. Dan hanya amalan yang diterima Allah Jalla fii ‘Ulaah yang akan memberikan manfaat kepada kita baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Demikianlah, cahaya pribadi kita hendaknya mampu menyemangati siapapun, bukan hanya diri kita, tetapi juga orang lain dalam berbuat kebaikan dengan sepenuhnya melimpahan energi karunia Allah Azza wa Jalla, Zat yang Maha Melimpah energiNya, Subhanallah. Ingatlah, hidup hanya sekali dan sebentar saja, sudah sepantasnya kita senantiasa memaksimalkan nilai manfaat diri ini, yakni menjadi seperti yang disabdakan Nabi SAW, sebagai khairunnas. Sebaik-baik manusia! Insya Allah

Doa Mustajab Saat Hujan

Doa Mustajab Saat Hujan

Doa Mustajab Saat Hujan – Doa merupakan salah satu bentuk ibadah yang menjadi rutinitas sehari-hari. Dalam Islam, kita dianjurkan untuk memanjatkan doa dalam waktu-waktu tertentu, salah satunya adalah saat hujan turun.

Waktu-waktu saat hujan turun adalah waktu yang mustajab untuk memanjatkan doa. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk berdoa kepada Allah SWT saat turun hujan.
Sejumlah hadis meriwayatkan saat turun hujan merupakan waktu yang mustajab berdoa. Artinya, pada waktu ini, doa lebih mudah dikabulkan oleh Allah SWT.

Dalam sebuah hadis diriwayatkan Nabi Muhammad SAW pernah bersabda terdapat tiga keadaan waktu yang mustajab untuk berdoa.

“Carilah doa yang mustajab pada tiga keadaan yakni bertemunya dua pasukan, menjelang salat dilaksanakan, dan saat hujan turun,” dari Ibnu Qudamah dalam Al Mughni.
Hadis lain yang juga menyebut saat hujan turun merupakan waktu terkabulnya doa.
“Dua doa yang tidak akan ditolak yaitu doa ketika azan dan doa ketika ketika turunnya hujan,” hadis dari Sahl bin Sad.
Dalam hadis riwayat Abu Hurairah juga disebutkan pintu-pintu langit terbuka saat hujan turun.
“Sesungguhnya pintu-pintu langit dibuka saat perang fi sabilillah berkecamuk, turunnya hujan, ketika salat wajib, maka perbanyaklah berdoa pada waktu tersebut,” bunyi hadis tersebut.

Doa saat hujan merupakan salah satu doa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad semasa hidupnya. Hal ini karena saat turun hujan merupakan saat turunnya rahmat dari Allah. Hal ini seperti yang disebutkan dalam buku berjudul Rahasia Agar Doa Selalu Dikabulkan Allah yang disusun oleh Fahruddin Ghozy (2018:220) yang menyebutkan bahwa hujan merupakan rahmat yang besar dari Allah SWT.

Tak hanya itu, dalam buku tersebut juga disebutkan bahwa saat hujan turun termasuk salah satu waktu yang mustajab untuk memanjatkan doa. Hal ini seperti yang disebutkan dalam hadits berikut:

ثِنْتَانِ مَا تُرَدَّانِ الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِوَ تَحْتَ المَطَرِ

Artinya: “Dua doa yang tidak akan ditolak: [1] do’a ketika adzan dan [2] do’a ketika ketika turunnya hujan.” (HR. Al Hakim dan Al Baihaqi.)

Berdasarkan hadist tersebut, kita dianjurkan untuk memanjatkan doa agar doa yang kita panjatkan dikabulkan oleh Allah SWT. Nabi mencontohkan saat hujan turun untuk membaca doa “Allahumma shoyyiban nafi’an” yang berarti permohonan untuk diturunkan hujan yang bermanfaat. Hal tersebut dijelaskan dalam hadits berikut ini:

إِنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا رَأَى الْمَطَرَ قَالَ اللَّهُمَّ صَيِّباً نَافِعاً

Artinya: “Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika melihat turunnya hujan, beliau mengucapkan, ”Allahumma shoyyiban nafi’an” [Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat]”. (HR. Bukhari No. 1032)

Selain hadits di atas, Nabi juga mengajarkan kita untuk membaca doa lainnya saat turun hujan yang lebat. Doa saat turun hujan lebat ini merupakan doa yang berisi permohonan untuk diberikan hujan yang tidak merusak atau hujan yang mendatangkan musibah bagi manusia. Berikut ini adalah hadits lengkapnya:

اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا,اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ

“Allahumma haawalaina wa laa ’alaina. Allahumma ’alal aakami wal jibaali, wazh zhiroobi, wa buthunil awdiyati, wa manaabitisy syajari

Artinya: Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah, turukanlah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan].” (HR. Bukhari no. 1014)

Alih-alih gelisah saat hujan turun, sebaiknya panjatkan doa kepada Allah SWT. Doa atau permintaan apa saja yang baik boleh dipanjatkan kepada Allah SWT. Tak terbatas pada doa tertentu saja.
Selain itu, umat Islam juga dapat membaca doa saat turun hujan. Doa ini meminta agar hujan yang mengguyur menjadi berkah dan manfaat bagi setiap makhluk.

Pemaparan mengenai doa saat hujan beserta dalil yang menganjurkannya dapat menjadi ilmu yang bermanfaat bagi Anda, khususnya untuk membaca doa saat hujan turun.

 

 

 

Beginilah Cara Rasulullah Bergaul

Beginilah Cara Rasulullah Bergaul

Beginilah Cara Rasulullah Bergaul – Rasulullah merupakan salah satu utusan Allah yang sangat penyabar, lapang hati, penyayang, pemurah, dan pemaaf. Beliau dikenal sebagai pribadi yang jujur, iffah (memelihara diri dari sifat keji), amanah, zuhud, serta tawadu.

Tidak hanya itu saja, pada pribadi Rasulullah terkumpul seluruh karakter baik lagi terpuji. Sifat-sifat mulia tersebut beliau tampakkan dihadapan para sahabat, bahkan musuh-musuhnya. Benci dan dengki tidak mampu menutupi keagungan sifat-sifat Rasulullah. Mereka menyaksikan sendiri dan mengakuinya.

Sebagaimana firman Allah SWT: “Sesungguhnya engkau benar-benar memiliki akhlak yang mulia” (QS al-Qalam: 4).

Beginilah Cara Rasulullah Bergaul – Rasulullah adalah sebaik-baik Nabi dalam membina umatnya. Beliau sebaik-baik ayah bagi anak-anaknya. Sebaik-baik suami bagi para istrinya. Sebaik-baik kakek bagi cucu-cucunya. Dan sebaik-baik sahabat bagi para sahabatnya.

Perlu umat Islam ketahui, bahwa dalam pergaulan, Rasulullah mewariskan kesan mendalam kepada para sahabatnya. Beliau selalu mendahului mengucapkan salam kepada orang yang dijumpainya lalu menyodorkan tangannya terlebih dahulu untuk bersalaman. Beliau tidak akan melepas tangannya sebelum orang itu melepas tangannya sendiri.

Jika Rasulullah dipanggil, beliau akan menengok dengan seluruh anggota tubuhnya. Apabila bercakap-cakap dengan seseorang, beliau tidak memalingkan wajahnya sampai orang itu pergi. Wajahnya selalu diarahkan kepada orang yang semajelis dengan beliau. Sehingga, orang-orang yang bersama Rasulullah merasakan bahwa mereka sangat dihargai dan dihormati.

Selain itu, Rasulullah tidak pernah memotong pembicaraan seseorang hingga ia selesai berbicara. Kecuali jika orang itu keterlaluan, maka beliau memutuskan pembicaraannya dengan melarangnya berbicara, atau dengan berdiri berpaling meninggalkannya.

Rasulullah yang mulia ini menghormati tamu yang masuk ke rumahnya. Kadang-kadang tamu beliau dipersilakan duduk di atas bajunya serta diberi bantal. Jika tamunya menolak, beliau terus menawarkan hal itu hingga tamu itu berkenan duduk di atasnya.

Salah satu contoh, ketika Jabir bin Abdillah al-Bajali hadir di majelis Rasulullah, ia tidak mendapati tempat maka ia duduk di dekat pintu. Lalu Rasulullah melipat bajunya dan memberikan kepadanya seraya berkata, “Silakan duduk di atasnya!”

Diambillah baju itu oleh Jabir dan diletakkan di wajahnya lalu diciumnya seraya menangis serta dikembalikannya kepada Rasulullah yang mulia. “Semoga Anda dimuliakan oleh Allah sebagaimana engkau memuliakanku,” kata Jabir.

Tatkala seseorang datang ke rumah beliau karena suatu keperluan, sedangkan beliau sedang menunaikan salat, beliau meringankan salatnya untuk segera menemui tamunya. “Apakah engkau memiliki keperluan?” kata beliau. Apabila keperluannya telah terpenuhi, beliau lalu kembali menunaikan salatnya.

Kekasih Allah ini selalu menasihati para sahabatnya dengan bahasa yang santun, lemah lembut, dan penuh kasih sayang. Beliau tidak bercakap-cakap dengan sesuatu yang menyinggung perasaan dan menyakiti hati para sahabatnya.

Bila tidak bertemu dengan salah seorang dari para sahabatnya selama sekian hari, Rasulullah selalu menanyakannya. Bila sahabatnya itu pergi, beliau mendoakannya. Jika sakit, beliau menjenguknya. Bila sudah wafat dan beliau belum mensalatinya, Rasulullah datang ke kuburannya.

Bergaul itu ada seninya. Seninya adalah menjaga etika. Etika pergaulan yang ditanamkan Rasulullah akan turun kepada Anda, jika akhlak beliau ada pada diri Anda. Tanpa meneladani beliau, kemuliaan belum pantas disematkan pada diri Anda. Wallahu A’lam.

Hukum Merayakan Maulid Nabi

Hukum Merayakan Maulid Nabi

Hukum Merayakan Maulid Nabi – Di sekitar kita, masih banyak yang sering merayakan maulid Nabi. Sebenarnya, bagaimana hukum maulid Nabi? Simak penjelasan singkat tentang hukum maulid Nabi berikut ini.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah menjawab:

Pertama, malam kelahiran Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak diketahui secara pasti kapan. Bahkan sebagian ulama masa kini menyimpulkan hasil penelitian mereka bahwa sesungguhnya malam kelahiran beliau adalah pada tanggal 9 Robi’ul Awwal dan bukan malam 12 Robi’ul Awwal. Oleh sebab itu maka menjadikan perayaan pada malam 12 Robi’ul Awwal tidak ada dasarnya dari sisi latar belakang historis.

Kedua, dari sisi tinjauan syariat maka merayakannya pun tidak ada dasarnya. Karena apabila hal itu memang termasuk bagian syariat Allah maka tentunya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukannya atau beliau sampaikan kepada umatnya. Dan jika beliau pernah melakukannya atau menyampaikannya maka mestinya ajaran itu terus terjaga, sebab Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al Quran dan Kami lah yang menjaganya.” (QS. Al-Hijr: 9)

Hukum Merayakan Maulid Nabi – Sehingga tatkala ternyata sedikit pun dari kemungkinan tersebut tidak ada yang terbukti, maka dapat dimengerti bahwasanya hal itu memang bukan bagian dari ajaran agama Allah. Sebab kita tidaklah diperbolehkan beribadah kepada Allah ‘azza wa jalla dan mendekatkan diri kepada-Nya dengan cara-cara seperti itu.

Apabila Allah ta’ala telah menetapkan jalan untuk menuju kepada-Nya melalui jalan tertentu yaitu ajaran yang dibawa oleh Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam maka bagaimana mungkin kita diperbolehkan dalam status kita sebagai hamba yang biasa-biasa saja kemudian kita berani menggariskan suatu jalan sendiri menurut kemauan kita sendiri demi mengantarkan kita menuju Allah?

Hal ini termasuk tindakan jahat dan pelecehan terhadap hak Allah ‘azza wa jalla tatkala kita berani membuat syariat di dalam agama-Nya dengan sesuatu ajaran yang bukan bagian darinya. Sebagaimana pula tindakan ini tergolong pendustaan terhadap firman Allah ‘azza wa jalla,

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي

“Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagi kalian agama kalian dan Aku telah cukupkan nikmat-Ku kepada kalian.” (QS. Al-Maa’idah: 3)

Oleh sebab itu kami katakan bahwasanya apabila perayaan ini termasuk dari kesempurnaan agama maka pastilah dia ada dan diajarkan sebelum wafatnya Rasul ‘alaihish shalatu wa salam. Dan jika dia bukan bagian dari kesempurnaan agama ini maka tentunya dia bukan termasuk ajaran agama karena Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagi kalian agama kalian.” Barang siapa yang mengklaim acara maulid ini termasuk kesempurnaan agama dan ternyata ia terjadi setelah wafatnya Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam maka sesungguhnya ucapannya itu mengandung pendustaan terhadap ayat yang mulia ini.

Dan tidaklah diragukan lagi kalau orang-orang yang merayakan kelahiran Rasul ‘alaihis shalatu was salam hanya bermaksud mengagungkan Rasul ‘alaihis shalaatu was salaam. Mereka ingin menampakkan kecintaan kepada beliau serta memompa semangat agar tumbuh perasaan cinta kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melalui diadakannya perayaan ini. Dan itu semua termasuk perkara ibadah.

Kecintaan kepada Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah ibadah. Bahkan tidaklah sempurna keimanan seseorang hingga dia menjadikan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai orang yang lebih dicintainya daripada dirinya sendiri, anaknya, orang tuanya dan bahkan seluruh umat manusia. Demikian pula pengagungan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam termasuk perkara ibadah. Begitu pula membangkitkan perasaan cinta kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga termasuk bagian dari agama karena di dalamnya terkandung kecenderungan kepada syariatnya.

Apabila demikian maka merayakan maulid Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah serta untuk mengagungkan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah suatu bentuk ibadah. Dan apabila hal itu termasuk perkara ibadah maka sesungguhnya tidak diperbolehkan sampai kapan pun menciptakan ajaran baru yang tidak ada sumbernya dari agama Allah. Oleh sebab itu, hukum merayakan maulid Nabi adalah bid’ah dan diharamkan.

Kemudian kami juga pernah mendengar bahwa di dalam perayaan ini ada kemungkaran-kemungkaran yang parah dan tidak dilegalkan oleh syariat, tidak juga oleh indera maupun akal sehat. Mereka bernyanyi-nyanyi dengan mendendangkan qasidah-qasidah yang di dalamnya terdapat ungkapan yang berlebih-lebihan (ghuluw) terhadap Rasul ‘alaihish sholaatu was salaam sampai-sampai mereka mengangkat beliau lebih agung daripada Allah –wal ‘iyaadzu billaah-.

Dan kami juga pernah mendengar kebodohan sebagian orang yang ikut serta merayakan maulid ini yang apabila si pembaca kisah Nabi sudah mencapai kata-kata “telah lahir Al-Mushthafa” maka mereka pun serentak berdiri dan mereka mengatakan bahwa sesungguhnya ruh Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam hadir ketika itu maka kita berdiri demi mengagungkan ruh beliau.

Ini adalah tindakan yang bodoh. Dan juga bukanlah termasuk tata krama yang baik berdiri ketika menyambut orang karena beliau tidak senang ada orang yang berdiri demi menyambutnya. Dan para sahabat beliau pun adalah orang-orang yang paling dalam cintanya kepada Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam serta kaum yang lebih hebat dalam mengagungkan beliau daripada kita. Mereka itu tidaklah berdiri tatkala menyambut beliau karena mereka tahu beliau membenci hal itu sementara beliau dalam keadaan benar-benar hidup. Lantas bagaimanakah lagi dengan sesuatu yang hanya sekedar khayalan semacam ini?

Bid’ah ini -yaitu bid’ah Maulid– baru terjadi setelah berlalunya tiga kurun utama. Selain itu di dalamnya muncul berbagai kemungkaran ini yang merusak fondasi agama seseorang. Apalagi jika di dalam acara itu juga terjadi campur baur lelaki dan perempuan dan kemungkaran-kemungkaran lainnya. (Diterjemahkan Abu Muslih dari Fatawa Arkanil Islam, hal. 172-174).

Keutamaan Menjenguk Orang Sakit

Keutamaan Menjenguk Orang Sakit

Keutamaan Menjenguk Orang Sakit – Menjenguk orang yang sakit termasuk salah satu hak seorang muslim atas muslim lainnya yang disebutkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Oleh karena itu, jika kamu menunaikan hak orang yang sedang sakit, maka sudah pasti ada keutamaan dan pahala di dalamnya.

Imam Muslim telah meriwayatkan dalam shahihnya, bahwasanya Tsauban maula Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:

“Orang yang menjenguk orang sakit berada dalam taman buah di surga hingga dia pulang”.

Sungguh besar pahala orang yang menjenguk saudara sesama muslimnya yang tengah sakit.

Tetapi, hendaknya sejak awal kita sudah melandasi hal ini dengan niat yang tulus karena Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya.

Ada pula hadits lain yang juga menjelaskan tentang besarnya keutamaan menjenguk orang sakit.

Hadits ini diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Majah, dimana Ahmad Syakir menyatakannya sebagai hadits yang shahih.

Adapun hadits yang dimaksud yakni sebagai berikut:

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apabila seseorang berkunjung pada saudara muslimnya (yang sedang sakit), maka seolah-olah dia berjalan-jalan di surga hingga duduk. Apabila telah duduk, maka akan dituruni rahmat dengan deras. Apabila dia berkunjung saat pagi hari, maka sebanyak tujuh puluh ribu malaikat akan mendoakannya supaya diberi rahmat sampai sore hari. Apabila dia berkunjung saat sore hari, maka sebanyak tujuh puluh ribu malaikat mendoakannya supaya diberi rahmat sampai pagi hari.’

Dari kedua hadits tersebut dan dengan hadits-hadits lain yang akan disebutkan kemudian, keutamaan-keutamaan menjenguk orang yang sedang sakit adalah sebagai berikut:

  • Orang yang sedang menjenguk orang sakit seperti ada di dalam kebun buah di surga

Maksudnya adalah orang yang sedang menjenguk orang sakit ini akan memperoleh banyak pahala sebagaimana dia memanen buah-buahan di dalam surga.

  • Memperoleh doa kebaikan dari malaikat 

Dalam hadits yang telah disebutkan sebelumnya, malaikat akan mendoakan kebaikan bagi orang yang menjenguk orang sakit.

Kemudian dalam riwayat dari Ibnu Majah juga disebutkan bahwasanya malaikat juga akan memohonkan ampunan kepada Allah bagi siapapun yang menjenguk orang sakit.

  • Ada dalam rahmat Allah SWT

Hal ini sesuai dengan yang disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasannya:

“Barang siapa yang menjenguk orang sakit, maka dia akan masuk ke dalam rahmat Allah, sehingga jika dia duduk, dia akan ada di dalam rahmat tersebut.”

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan telah dishahihkan oleh Al Albani.

Dalam redaksi lain, disebutkan juga bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

“Barang siapa yang menjenguk orang sakit, maka dia masuk ke dalam rahmat (Allah), jika dia duduk di sisinya, dia merasa puas dalam rahmat tersebut. Jika dia keluar darinya, dia senantiasa ada dalam rahmat itu sampai dia pulang ke rumahnya.”

  • Memperoleh banyak pahala dari Allah

Ada hadits qudsi yang menjelaskan bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:

“Sesungguhnya Alla azza wa jalla berfirman di hari kiamat: ‘Hai anak Adam, Aku sakit tapi Engkau tidak menjenguk-Ku.’

Ia berkata: ‘Ya Rabb, bagaimana aku menjenguk-Mu, sementara Engkau adalah Tuhan alam semesta?’

Allah berfirman: ‘Tidakkah engkau tahu bahwa hamba-Ku sakit, tapi engkau tidak menjenguknya, tidakkah engkau tahu, bila menjenguknya niscaya engkau akan mendapati-Ku di sisinya?’

Hadits tersebut adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.

Ulama menjelaskan bahwasanya kalimat Allah sakit di atas tidak bermakna bahwa Dia benar-benar sakit, tetapi ini lebih menunjukkan betapa besarnya kemuliaan yang akan diterima oleh hamba yang menjenguk saudaranya yang tengah sakit.

  • Mendapatkan tempat di surga

Selanjutnya dalam hadits lain yang juga diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu bahwasanya:

“Siapa saja yang menjenguk orang sakit, atau mengunjungi saudaranya karena Allah subhanahu wa ta’ala, maka malaikat berseru: ‘Engkau adalah orang yang baik, langkahmu adalah langkah yang baik dan engkau telah memperoleh satu posisi di surga.’

Bahkan Allah juga menjanjikan surga bagi orang yang meluangkan waktunya untuk menjenguk saudaranya yang tengah sakit

Adab Menjenguk Orang Sakit

Adab Menjenguk Orang Sakit

Saat menjenguk orang sakit kita juga harus memperhatikan adab-adab menjenguk orang sakit, karena bagaimanapun juga, yang namanya menjenguk orang sakit itu berbeda dengan ketika kamu hanya sekedar bertamu saja.

Berikut adalah adab-adab menjenguk orang sakit, yang perlu diketahui, antara lain:

  • Waktu menjenguk

Mengenai waktu untuk menjenguk ini sebenarnya bisa dilakukan kapan saja, asalkan tidak merepotkan orang yang tengah sakit tersebut serta keluarganya.

Di dalam hadis sendiri, tidak ditemukan adanya keterangan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai waktu menjenguk ini.

Jadi, kapanpun kita memiliki waktu, sebaiknya segera menjenguk orang yang sedang sakit tersebut, tetapi perhatikan waktunya.

Maksudnya adalah hindari berkunjung di waktu istirahat, di waktu repot atau sedang banyak tamu.

  • Lama waktu kunjungan

Saat menjenguk orang sakit, kamu juga harus memperhatikan lama waktu menjenguknya.

Lebih baik, dipersingkat saja dan jangan berlama-lama, supaya tidak membebani orang yang tengah sakit dan juga tidak merepotkan keluarganya.

Kecuali jika memang diminta oleh keluarga ataupun orang yang sakit karena sebenarnya kehadiran kita mampu memberikan kegembiraan baginya.

  • Posisi orang yang menjenguk

Adapun posisi tempat duduk orang yang menjenguk adalah di sisi kepala orang sakit yang bagian kanan.

Ini adalah posisi yang dianjurkan dan ternyata juga mampu membuat suasana menjadi lebih akrab dengan orang yang sakit.

Berdasarkan pada hadits yang diriayatkan oleh Imam Bukhori dalam Adabul Mufrad, bahwasanya Rasulullah shallallhu ‘alaihi wa sallam akan duduk di sisi kepala orang yang sakit ketika beliau menjenguknya.

  • Bertanya tentang kondisi orang yang sakit

Nah, ketika kita sudah duduk di posisi yang dianjurkan di atas, sebaiknya kita juga bertanya tentang bagaimana kondisinya.

Adab ini secara tidak langsung bisa memberi dukungan moral sekaligus juga menunjukkan bahwa kita pun berharap supaya dia lekas sembuh.

  • Tidak mengajak orang yang sakit untuk berbicara panjang lebar 

Sesungguhnya orang yang tengah sakit membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk beristirahat, karenanya sangat dianjurkan untuk tidak memberi dia pertanyaan yang menyebabkannya bercerita terlalu banyak.

Cukuplah bertanya seperlunya saja karena ada kemungkinan memberikan pertanyaan yang jawabannya terlalu banyak seperti itu bisa membebani si sakit bahkan termasuk keluarganya.

Ingatlah bahwa tujuan kita menjenguk orang sakit itu adalah untuk meringankan penderitaannya walau hanya sedikit, jadi jangan sampai kita menambah beban orang yang sakit ataupun keluarganya dengan pertanyaan ataupun pembicaraan yang seperti itu.

  • Hibur dan berikan keyakinan untuk sembuh

Adab menjenguk orang yang sakit selanjutnya adalah hiburlah dia dan keluarganya.

Cara menghibur ini bisa dilakukan menyampaikan pahala apa yang akan mereka peroleh sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, bahwasanya:

“Setiap orang Islam yang tertimpa musibah penyakit ataupun yang lainnya, maka Allah akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya, layaknya sebuah pohon yang menggugurkan daun-daunnya.”

Selain menghibur, kita juga hendaknya memberikan dia keyakinan atau harapan bahwa dia bisa sembuh.

  • Selalu mengucapkan perkataan yang baik-baik

Saat menjenguk orang yang sedang sakit, lebih baik sampaikanlah kalimat-kalimat baik yang mengandung motivasi di dalamnya sehingga penderitaan orang yang sakit bisa sedikit lebih ringan.

Jaga lisanmu supaya tidak justru mengeluarkan ucapan yang menimbulkan rasa cemas ataupun takut dalam hati orang yang sakit serta keluarganya.

  • Pahami kondisi orang yang sedang sakit 

Jika orang yang sakit mengucapkan keluhan yang didalamnya berisi kejengkelan dan kekesalan, maka sebaiknya kita mengingatkan dia bahwa keluhan seperti itu adalah keluhan yang dilarang oleh Allah.

Nasehatilah dia dengan cara yang baik.

Tetapi jika keluhan tersebut hanya keluhan yang biasa, dengarkan saja lalu berilah dia motivasi dan sampaikan keutamaan apa yang akan dia dapatkan dari sakit tersebut sesuai dengan makna hadits yang telah disebutkan sebelumnya.

  • Menampakkan kesedihan atau menangis di tempat orang yang sedang sakit 

Terkadang kita bertanya-tanya, bolehkah kita menampakkan kesedihan atau bahkan mencucurkan air mata tatkala berada di tempat orang yang sedang sakit?

Ternyata jawabannya adalah boleh, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri pernah melakukannya.

Ada hadits yang menceritakan hal ini, bahwasanya:

“Saad bin Ubadah radliyallahu ‘anhu pernah mengeluh tentang sakit yang dideritanya, lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang menjenguk bersama dengan sahabat Abdurrahman bi ‘Auf, Saad bin Abi Waqqash dan Abdullah bin Mas’ud.

Ketika beliau menemuinya, beliau melihat Saad bin Ubadah ini tengah dikerumunioleh keluarganya, kemudian beliau bertanya: ‘Apakah dia sudah meninggal?’

Mereka menjawab: ‘Tidak ya Rasulullah’, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menangis dan tatkala orang-orang di sana melihat tangisan beliau, maka mereka juga menangis.

Setelah itu beliau bersabda: ‘Tidakkah kalian mendengar, bahwa sesungguhnya Allah tidak mengadzab karena air mata ataupun kesedihan hati, tetapi mengadzab karena ini (lalu beliau menunjuk pada lidahnya) atau Dia berbelas kasih. Dan sesungguhnya mayit itu akan disiksa karena tangisan keluarganya yang meratapi (kepergian)nya.’

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhori.

  • Mendoakan orang yang sedang sakit

Mengucapkan doa bagi orang yang sedang sakit ternyata juga termasuk dalam adab menjenguk.

Kita dianjurkan untuk berdoa supaya orang yang tengah sakit ini diberikan rahmat oleh Allah, ampunan, keselamatan serta kebebasan dari penyakit yang dideritanya.

Kemudian ada perkara yang juga sering ditanyakan, apakah kita boleh menjenguk orang yang sakit sekalipun dia berbeda jenis dengan kita?

Jawabannya adalah boleh, seorang laki-laki boleh menjenguk perempuan yang sedang sakit sekalipun bukan mahram, begitu pula sebaliknya.

Namun, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yakni jangan tampakkan aurat, jangan hanya berdua dengan orang yang sakit saja dalam ruang serta aman dari fitnah.

Tidak ada batasan mengenai kondisi sakit, maksudnya adalah sebaiknya kita tetap menjenguk orang sakit tersebut sekalipun sakitnya hanya sakit yang ringan.

 

Cara Menjaga Imunitas Tubuh

Cara Menjaga Imunitas Tubuh

Cara Menjaga Imunitas Tubuh – Seperti yang sudah banyak orang tahu bahwa sistem imunitas yang kuat dapat melindungi tubuh dari virus dan penyakit, sedangkan sistem daya tahan tubuh yang lemah membuat Anda rentan terserang pilek atau lebih parah.

Definisi dari imunitas

Cara Menjaga Imunitas Tubuh – Secara sederhana, imunitas didefinisikan sebagai kemampuan tubuh dalam melawan racun, terhindar dari jatuh sakit, dan zat atau mikroorganisme berbahaya lain penggunaan sel darah putih atau antibodi tertentu. Anggap saja seperti sistem pelindung – begitulah cara tubuh melindungi diri. Jika bukan karena sistem imun, berbagai jenis bakteri, virus, dan bahkan jamur bisa menyerang atau menginfeksi tubuh dengan sesuka hati. Berkat imunitas, hal tersebut tidak terjadi.

Jenis-jenis sistem imun

Terdapat 4 tipe sistem imun – tiga di antaranya imunitas alami dan satu lagi merupakan tambahan:

  • Imunitas bawaan – jenis yang dibawa sejak lahir. Kekuatan imunitas ini berbeda-beda pada setiap orang karena sebagian terlahir dengan imunitas yang kuat dan beberapa orang terlahir dengan imunitas yang lemah.
  • Imunitas adaptif – disebut juga “imunitas yang didapat”. Imunitas ini melindungi kita berdasarkan “pengalaman”. Oleh karena itu, setelah terserang infeksi tertentu dan sembuh, Anda tidak akan lagi (setidaknya untuk sementara) rentan terserang infeksi yang sama.
  • Imunitas pasif – imunitas sementara, juga disebut “imunitas pinjaman”. Imunitas yang diperoleh dari orang lain, contohnya bayi yang meminjam imunitas sementara dari sang Ibu melalui ASI.
  • Imunisasi – kita dapat dibuat imun terhadap sesuatu – biasanya melalui pemberian vaksin.

Tujuan dan fungsi dari sistem imun

Fungsi utama dari sistem imun yaitu untuk melindungi Anda dari mikroorganisme berbahaya yang bisa menyebabkan infeksi. Namun, bukan hanya mencegah – ketika Anda sakit, sistem imun-lah yang merupakan pertahanan pertama tubuh. Sistem imun akan melawan infeksi dan berperan untuk menghambat kerusakan dalam tubuh. Sistem imun yang sehat akan mampu melawan sebagian besar jenis infeksi. Sistem imunitas tubuh yang lemah berarti penyakit lebih lama bertahan, dan gejala bisa lebih parah.

Cara meningkatkan sistem imun

Gaya hidup sehat merupakan cara terbaik untuk meningkatkan sistem imun. Ada baiknya Anda selalu memperhatikan sistem imun setiap hari. Berikut Anda akan menemukan beberapa tips tentang cara menjaga sistem imun yang sehat dan kuat melalui aktivitas sehari-hari. Jika Anda merasa imunitas menurun, selalu ingat Anda dapat berkonsultasi pada dokter.

  • Mengonsumsi makanan secara seimbang, termasuk buah dan sayur segar yang banyak. Pola makan sehat akan memberikan berbagai vitamin dan mineral esensial yang dibutuhkan daya tahan tubuh untuk berfungsi normal.
  • Ketika Anda ragu karena merasa tidak mendapat cukup asupan vitamin dan mineral dari makanan, pertimbangkan untuk menambah asupannya dari suplemen yang mengandung Vitamin CVitamin D, dan Zinc yang dapat membantu memperkuat sistem imunitas tubuh yang lemah.
  • Rutin berolahraga. Kebiasaan ini akan membantu mengurangi stres yang berdampak negatif pada imunitas dan meningkatkan sirkulasi darah, serta mendorong sel darah putih untuk mencapai setiap sel yang terserang penyakit.
  • Lakukan langkah untuk mengurangi stres. Jika Anda termasuk orang yang sering merasa stres, coba teknik meditasi atau yoga.
  • Tidur berkualitas. Beristirahat memungkinkan tubuh beregenerasi dan membantu sistem imun bekerja sesuai fungsinya.
  • Menjaga berat badan ideal. Orang yang kelebihan berat badan memiliki fungsi sistem imun yang lemah sehingga menyebabkan mereka lebih berisiko terserang penyakit 4.
  • Bersikap proaktif agar terhindar dari jatuh penyakit. Cuci tangan secara menyeluruh dan teratur, hindari berbagi barang pribadi ketika sedang dekat dengan orang yang terinfeksi dan pastikan daging yang dikonsumsi dimasak hingga matang.
  • Berhenti/jangan merokok. Merokok tembakau dapat membahayakan sistem imun dan membuatnya kurang efektif dalam melawan penyakit.
  • Batasi asupan alkohol. Alkohol dapat merusak respon imun
Cara Menghilangkan Pikiran Negatif

Cara Menghilangkan Pikiran Negatif

Cara Menghilangkan Pikiran Negatif – Kadang, memiliki pikiran negatif dapat menyerang dan menjadi racun untuk kondisi psikologis dan suasana hati. Entah saat Anda Anda bekerja, belajar, bersama dengan orang tercinta, dan sebagainya. Kalau sudah sangat mengganggu ketenteraman diri dan tak dapat dikontrol, Anda perlu mempraktikkan cara menghilangkan pikiran negatif berikut ini.

Untuk menghilangkan pikiran negatif, hal ini bisa Anda coba dan terapkan:

1. Mengenali pikiran negatif yang muncul

Untuk mulai menghilangkan pikiran negatif, Anda harus bisa mengenal dan mengindentifikasi pikiran yang bisa muncul di pikiran. Mengenali dan mengidentifikasi pikiran negatif memang sulit dilakukan. Kadang, apa yang muncul di benak Anda terjadi secara spontan.Observasi dan identifikasi tersebut membantu Anda untuk mengenali bagaimana pikiran negatif itu muncul. Saat Anda mulai mengenal polanya, Anda akan lebih mudah untuk menyingkirkannya. Mengenali pikiran negatif yang muncul tersebut menjadi cara awal untuk menghilangkannya.

2. Mencatat pola dan area pikiran negatif

Setelah mampu mengidentifikasi pikiran negatif, Anda bisa membuat jurnal untuk mengetahui pola dan area yang paling sering memancing pikiran negatif. Area tersebut dapat beraneka ragam, misalnya:

  • Pekerjaan, seperti tidak percaya diri dengan hasil kerja yang dilakukan atau khawatir dengan pekerjaan di masa depan.
  • Hubungan percintaan. Misalnya tidak pede dengan bentuk tubuh untuk disukai calon pasangan.
  • Performa akademik. Misalnya meragukan kemampuan diri untuk mencapai prestasi atau merasa menjadi yang paling bodoh di kelas.

Anda bisa memulai langkah menenangkan pikiran tersebut dengan memfokuskan diri pada satu area terlebih dahulu.

3. Menyediakan alternatif untuk pikiran negatif tersebut

Anda dapat memulai menghilangkan pikiran negatif yang muncul dengan memberikan ide alternatif. Misalnya, pikiran bahwa Anda tak memiliki kompetensi dalam pekerjaan dapat dilawan dengan memunculkan “kekuatan” yang Anda miliki.Cara tersebut dapat berupa mengingat prestasi yang pernah dicapai di pekerjaan tersebut, atau mengingatkan diri bahwa Anda lulus dan pantas diterima di pekerjaan tersebut.

4. Memberikan afirmasi terhadap diri

Ciptakan pernyataan-pernyataan positif atau afirmasi yang dapat melawan pikiran negatif dan menghilangkannya. Afirmasi tersebut diucapkan berulang-ulang setiap harinya.Dalam sebuah studi yang dimuat dalam Social Cognitive and Affective Neuroscience, afirmasi diri mengaktifkan bagian otak yang berkaitan dengan proses diri dan penghargaan diri.Aturan berikut harus Anda terapkan: Jangan pernah mengatakan hal-hal pada diri sendiri yang tak akan pernah Anda katakan pada orang lain.

5. Berteman dengan orang-orang yang memberikan suasana positif

Pikiran negatif kadang dapat berasal dari orang-orang sekitar. Pastikan Anda berteman dengan orang-orang yang dapat memberikan perspektif positif terhadap diri serta mendukung dengan hal-hal baik yang Anda tekuni. Teman teman ini dapat memberikan nasihat dan feedback, yang membantu Anda untuk berkembang lebih baik.

6. Menjalani gaya hidup sehat

Gaya hidup sehat pun tak hanya penting untuk kesehatan fisik, namun juga untuk kesehatan mental dan pikiran. Olahraga dan latihan fisik, misalnya, memengaruhi mood secara positif dan dapat mengurangi stres. Dengan demikian, luangkanlah waktu dengan berolahraga dan beraktivitas fisik. Makanan sehat juga menjadi bahan bakar yang diperlukan pikiran dan tubuh, sehingga pastikan nutrisi selalu tercukupi dengan makanan yang bervariasi.

7. Belajar untuk meditasi

Cara menghilangkan pikiran negatif ialah mencari ketenangan dengan meditasi. Selain menghilangkan pikiran negatif, bermeditasi juga bisa membantu Anda mendapatkan perspektif baru terhadap situasi genting, membantu Anda belajar menghadapi stres, hingga meningkatkan kesabaran.

Cara menghilangkan pikiran negatif harus dilakukan dengan komitmen

Menyingkirkan dan menghilangkan pikiran negatif memang bukan proses yang instan, terutama jika Anda cenderung berpikiran negatif terhadap semua hal yang Anda alami. Walau begitu, dengan komitmen, pikiran negatif dan kritis terhadap diri dapat pelan-pelan berubah menjadi penerimaan diri. Apabila pikiran Anda cenderung positif, Anda akan lebih terlatih untuk menangani stres dengan cara yang konstruktif. Artinya, Anda dapat menjadikan pengalaman untuk membuat hidup lebih baik.

Memuliakan Tamu Dalam Ajaran Islam

Memuliakan Tamu Dalam Ajaran Islam

Memuliakan Tamu Dalam Ajaran Islam – Islam mengajarkan untuk memelihara silaturahmi dengan saudara, terutama sesama Muslim. Salah satu cara menjaga silaturahmi adalah dengan memuliakan tamu. Selain membuat tamu senang, amalan ini juga memiliki banyak keutamaan.

Memuliakan Tamu Dalam Ajaran Islam – Sebagai seorang Muslim, sudah selayaknya memperlakukan tamu dengan sebaik-baiknya. Umat Muslim harus menyambut dengan ramah, menjamu dengan makanan dan minuman terbaik, melayani keperluannya, serta memenuhi maksut dan tujuannya.

Dikutip dari buku 42 Hadits Panduan Hidup Muslim Oleh Abu Utsman Kharisman, tamu adalah orang safar yang singgah ke tempat tinggal seseorang karena ada suatu keperluan. Rasulullah SAW tidak menyebutkan batasan memuliakan tamu, karena hal ini disesuaikan dengan urf atau kebiasaan setempat.

Hadist Memuliakan Tamu

Dalam hadist riwayat Muslim dan Bukhari, Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلأخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ

Artinya: “Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya.”

Hadist ini memberikan penjelasan bahwa ada kaitan antara iman seseorang dan memuliakan tamu. Islam memandang memuliakan tamu tidak hanya sebagai faktor penting dalam membangun kehidupan manusia, tetapi juga menjadi ukuran keimanan seseorang.

Memuliakan tamu juga dicontohkan oleh Nabi Ibrahim AS. Dikutip dari buku Informasi Kapuas 2019 Oleh Jum’atil Fajar, kisah ini tercantum dalam Alquran pada Surat Adh-Daariyat ayat 24-27.

“Sudah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tentang tamu Ibrahim (yaitu malaikat-malaikat) yang dimuliakan? (Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan: Salamun. Ibrahim menjawab: Salamamun (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal. Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk. Lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata: Silakan Anda makan.”

Dari ayat di atas, dapat diketahui salah satu sifat mulia Nabi Ibrahim adalah senang memuliakan tamu, padahal beliau tidak kenal dengan tamunya. Beliau tidak tahu bahwa tamu tersebut adalah malaikat, tapi ia tetap memperlakukan mereka dengan istimewa.

Adab Memuliakan Tamu

Selanjutnya, ada beberapa adab memuliakan tamu dalam Islam. Dikutip dari buku Adab Bertamu oleh Alik al Adhim, dalam memuliakan tamu ada beberapa cara yaitu:

  1. Disunnahkan menyambut tamu dengan mengucapkan selamat datang kepada mereka.
  2. Menghormati dan menyediakan hidangan untuk tamu semampunya saja. Akan tetapi, tetap berusaha sebaik mungkin untuk menyediakan hidangan terbaik.
  3. Dalam pelayanannya, diniatkan untuk memberikan kegembiraan.
  4. Mendahulukan tamu yang lebih tua daripada tamu yang lebih muda, sebagaimana sabda dari Rasulullah SAW berikut:

“Barang siapa yang tidak mengasihi yang lebih kecil dari kami serta tidak menghormati yang lebih tua dari kami bukanlah golongan kami.” (HR Bukhari dalam kitab Adabul Mufrad)

  1. Mempercepat untuk menghidangkan makanan bagi tamu, karena hal tersebut merupakan penghormatan bagi mereka.
  2. Di antara adab orang yang memberikan hidangan ialah mengajak mereka berbincang-bincang dengan topik yang menyenangkan, tidak tidur sebelum mereka tidur, tidak mengeluhkan kehadiran mereka, bermuka manis ketika mereka datang, dan merasa kehilangan tatkala pamitan pulang.
  3. Tidak membereskan hidangan sebelum tamu selesai menikmati.
  4. Setidaknya mengantarkan tamu saat hendak mau pulang hingga ke depan rumah.
  5. Tidak mengkhususkan mengundang orang-orang kaya saja tanpa mengundang orang miskin. Ini sesuai dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“Sejelek-jelek makanan adalah makanan walimah di mana orang-orang kayanya diundang dan orang-orang miskinnya ditinggalkan.” (HR. Bukhari Muslim)

 

Copyright © 2001-2023 Yayasan Yay. Nurul Hayat Surabaya