Bersedekah dengan Sebutir Kurma

Bersedekah dengan Sebutir Kurma

Bersedekah dengan Sebutir Kurma – Bersedekah tidak mesti banyak, yang penting adalah ikhlas dan halal. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ يَتَصَدَّقُ أَحَدٌ بِتَمْرَةٍ مِنْ كَسْبٍ طَيِّبٍ إِلاَّ أَخَذَهَا اللَّهُ بِيَمِينِهِ فَيُرَبِّيهَا كَمَا يُرَبِّى أَحَدُكُمْ فَلُوَّهُ أَوْ قَلُوصَهُ حَتَّى تَكُونَ مِثْلَ الْجَبَلِ أَوْ أَعْظَمَ

“Tidaklah seseorang bersedekah dengan sebutir kurma dari hasil kerjanya yang halal melainkan Allah akan mengambil sedekah tersebut dengan tangan kanan-Nya lalu Dia membesarkannya sebagaimana ia membesarkan anak kuda atau anak unta betinanya hingga sampai semisal gunung atau lebih besar dari itu.” (HR. Muslim, no. 1014).

 

Hadits ini menjelaskan kemuliaan bersedekah dan jaminan Allah SWT bahwa harta yang disedekahkan tidak akan berkurang tetapi bertambah dan terus bertambah sehingga di hari kiamat nanti orang yang bersedekah terheran-heran menerima balasan sedekah dengan sebutir kurma seperti sebesar gunung atau lebih besar lagi.

Kalimat “bersedekah dengan sebutir kurma” tidak menunjukkan kekhususan bersedekah dengan satu biji kurma, tetapi hanyalah perumpamaan bersedekah dengan sesuatu yang sedikit atau sepele baik berupa uang, makanan, minuman, pakaian, atau lainnya.

Kalimat “dari penghasilan yang baik” menunjukkan bahwa sedekah yang diterima oleh Allah hanyalah sedekah yang bersumber dari penghasilan yang cara mendapatkannya secara halal. Sebaliknya, sedekah dari penghasilan yang tidak baik maka tidak akan diterima oleh Allah SWT, meskipun nominal sedekahnya sangat fantastis namun tetap tertolak.

Akibat jelek dari makanan dan pekerjaan yang haram adalah doa sulit terkabul. Dalam hadits disebutkan tentang seorang musafir yang sudah dalam keadaan benar-benar memohon kepada Allah sambil mengangkat tangannya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan diberi makan dari yang haram, maka bagaimanakah Allah akan memperkenankan doanya?” (HR. Muslim, no. 1014)

 

Mengenai sedekah dengan harta haram, maka bisa ditinjau dari tiga macam harta haram berikut:

  • Harta yang haram secara zatnya. Contoh: khamar, babi, benda najis. Harta seperti ini tidak diterima sedekahnya dan wajib mengembalikan harta tersebut kepada pemiliknya atau dimusnahkan.
  • Harta yang haram karena berkaitan dengan hak orang lain. Contoh: HP curian, mobil curian. Sedekah harta semacam ini tidak diterima dan harta tersebut wajib dikembalikan kepada pemilik sebenarnya.
  • Harta yang haram karena pekerjaannya. Contoh: harta riba, harta dari hasil dagangan barang haram. Sedekah dari harta jenis ketiga ini juga tidak diterima dan wajib membersihkan harta haram semacam itu. Namun apakah pencucian harta seperti ini disebut sedekah? Para ulama berselisih pendapat dalam masalah ini. Intinya, jika dinamakan sedekah, tetap tidak diterima karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Tidaklah diterima shalat tanpa bersuci, tidak pula sedekah dari ghulul (harta haram).” (HR. Muslim, no. 224). Ghulul yang dimaksud di sini adalah harta yang berkaitan dengan hak orang lain seperti harta curian. (HR. Muslim no. 1014). Lihat Syarh Al-Arba’in An-Nawawiyyah Al-Mukhtashar, hlm. 92-93.

 

Baca juga : Sedekah Listrik untuk Pesantren Tahfidz Nurul Hayat

Kalimat “sampai (sedekah kurma itu) sebesar gunung atau lebih besar lagi”. Hadits ini menunjukkan bahwa siapapun bisa bersedekah, dan kekurangan harta atau banyaknya kebutuhan bukanlah alasan untuk tidak bersedekah. Orang kaya sangat dianjurkan untuk memperbanyak sedekah sebagai ungkapan syukur dan demi mempertahankan nikmat, sedangkan orang miskinpun dianjurkan untuk bersedekah sebagai ungkapan syukur atas nikmat iman dan agar keluar dari jerat kesulitan. Perhatikanlah bagaimana hadis ini memberikan illustrasi indah bersedekah satu biji kurma dengan ganjaran hingga sebesar gunung atau lebih besar lagi. Hadis ini menunjukkan keutamaan bersedekah meskipun dengan sesuatu yang sedikit. 

Oleh karena itu, janganlah kita meremehkan bersedekah dengan Rp. 1000, Rp. 5000, atau satu kotak susu, atau satu kantong sayuran, dan lain sebagainya. Yang terpenting adalah bersedekah dengan tulus ikhlas semata-mata berharap ridha Allah SWT dan bersumber dari penghasilan baik, niscaya Allah akan memelihara sedekah tersebut sampai pada hari kiamat nanti ia didapati seperti sebesar gunung atau lebih besar lagi. Jangan lupa sedekah.

 

Sabar dan Sholat

Sabar dan Sholat

Sabar dan Sholat – Dinamisnya hidup terkadang menjadi manusia sering merasakan kebahagiaan dan kesenangan. Meski begitu tentu manusia juga tak akan terlepas dengan berbagai persoalan yang menerpa kehidupan di dunia. Sakit, masalah keluarga, pekerjaan, bahkan permasalahan dalam sosial tak dapat dihindari oleh manusia untuk menjalani kehidupan yang singkat ini. Tentu berangkat dari hal tersebut. Manusia akan senantiasa memerlukan pertolongan dari Allah SWT. Sehingga Allah memerintahkan kita manusia untuk mencari pertolongan dari Allah SWT.

Dalam dua ayat surat Al Baqarah, Allah memerintahkan bagi hamba-Nya untuk meminta pertolongan dengan sabar dan shalat. Allah Ta’ala berfirman,

وَاسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلاَّ عَلَى الْخَاشِعِينَ

“Jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu” (QS. Al Baqarah: 45).

Allah Ta’ala juga berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ إِنَّ اللّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar” (QS. Al Baqarah: 153).

 

Baca Juga : Hunian Baru untuk Penyintas Semeru

Faedah ayat

Pertama. Petunjuk dan sekaligus perintah dari Allah agar seorang hamba meminta pertolongan kepada Allah dengan melakukan dua sebab ini yaitu sabar dan shalat.

Kedua. Allah dalam ayat ini memanggil khusus kepada orang-orang yang beriman, menunjukkan betapa penting perintah Allah untuk bersabar dan melaksanakan salat. Meminta pertolongan dengan sabar dan shalat adalah tuntutan dan konsekuensi keimanan seseorang.

Ketiga. Sabar adalah kunci datangnya pertolongan Allah dalam menghadapi musibah. Kesabaran mencakup tiga hal: sabar dalam taat, sabar dalam meninggalkan maksiat, dan sabar dalam menghadapi takdir buruk berupa musibah.

Keempat. Salat adalah sebab datangnya pertolongan Allah. Ibadah salat yang dimaksud adalah mencakup salat wajib dan juga berbagai salat sunah.

Kelima.  Amal ibadah akan terasa berat bagi orang yang tidak khusyu, lebih-lebih lagi ibadah salat. Yang dimaksud orang yang khusyu di sini adalah orang beriman yang benar-benar menundukkan dan merendahkan diri terhadap perintah Allah.

Keenam. Penetapan sifat ma’iyyah bagi Allah, yaitu kebersamaan Allah dengan makhluk-Nya. Allah senantiasa bersama dengan orang-orang yang sabar dalam makna kebersamaan yang khusus, yaitu Allah senantiasa membantu dan memberi pertolongan kepada mereka. Ini merupakan berita gembira bagi orang-orang yang sabar.

 

Setiap hari manusia diperintahkan oleh Allah untuk mengerjakan Sholat lima waktu sehari semalam sebagai bentuk ujian Allah SWT kepada manusia apakah orang tersebut masih memiliki iman atau tidak. 

Dalam salah satu kajian Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa Sholat itu satu-satunya wasilah Ibadah yang disebutkan dalam alquran untuk langsung memohonkan kebutuhan yang langsung dirasakan oleh manusia. Bahkan sebelum manusia diminta untuk Sholat, Adi Hidayat mengukapkan dalam penjelasan ayat Al-Baqarah ayat 45-46, Allah langsung menayakan masalah yang dihadapi oleh manusia. 

“Dalam ayat itu Allah menempatkan Sholat dalam urutan ke dua. Kata Allah hai hamba ku jika kalian punya persoalan dalam hidup maka mintakan solusinya kepada ku (Allah SWT),” agar setiap orang yang memiliki masalah tidak mengurainya melalui sosial media yang hanya akan mendapatkan tanggapan yang negatif bagi manusia. Tapi kata Adi Hidayat mintalah pertolongan itu dalam sholat.

Jangan ketika dapat masalah langsung lari ke medsos. Namun, ingatlah Allah. Mintalah pertolongan pada Allah. Bagaimana? satu, dengan sabar. Terima dulu masalah itu, problematika apapun itu sebesar apapun kata Allah karena memang hanya anda yang sanggup. Mustahil Allah menurunkan ujian dan cobaan jika Allah tidak menurunkan solusi dan hikmah dari masalah itu. Apapun permasalahnnya tetap sabar dan sholat solusi terbaik.

 

Setiap Amalan Tergantung Pada Niat

Setiap Amalan Tergantung Pada Niat

Setiap Amalan Tergantung Pada Niat – Dari Amirul Mukminin, Abu Hafsh ‘Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

إنَّمَا الأعمَال بالنِّيَّاتِ وإِنَّما لِكُلِّ امريءٍ ما نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُولِهِ فهِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُوْلِهِ ومَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُها أو امرأةٍ يَنْكِحُهَا فهِجْرَتُهُ إلى ما هَاجَرَ إليهِ

“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” (HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, no. 1 dan Muslim, no. 1907]

 

Hadits ini menjelaskan bahwa setiap amalan tergantung pada niat. Dan setiap orang akan mendapatkan balasan dari apa yang ia niatkan. Balasannya sangat mulia ketika seseorang berniat ikhlas karena Allah, berbeda dengan seseorang yang berniat beramal hanya karena mengejar dunia seperti karena mengejar wanita. Dalam hadits disebutkan contoh amalannya yaitu hijrah, ada yang berhijrah karena Allah dan ada yang berhijrah karena mengejar dunia.

Niat secara bahasa berarti al-qashd (keinginan). Sedangkan niat secara istilah syar’i, yang dimaksud adalah berazam (bertedak) mengerjakan suatu ibadah ikhlas karena Allah, letak niat dalam batin (hati).

Kalimat “Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya”, ini dilihat dari sudut pandang al-manwi, yaitu amalan. Sedangkan kalimat “Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan”, ini dilihat dari sudut pandang al-manwi lahu, yaitu kepada siapakah amalan tersebut ditujukan, ikhlas lillah ataukah ditujukan kepada selainnya.

Baca Juga : NH Madiun Berikan Modal untuk Koperasi Berani Jujur

Niat punya peranan penting dalam setiap ibadah termasuk dalam sedekah. Ada kisah dalam hadits yang disebutkan oleh Imam Nawawi dalam kitab yang sudah  sangat masyhur di tengah-tengah kita yaitu kitab Riyadhus Sholihin. Kisah ini berkaitan dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, setiap amalan itu tergantung pada niat. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan.

Dari Abu Yazid Ma’an bin Yazid bin Al Akhnas radhiyallahu ‘anhum, -ia, ayah dan kakeknya termasuk sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam-, di mana Ma’an berkata bahwa ayahnya yaitu Yazid pernah mengeluarkan beberapa dinar untuk niatan sedekah. Ayahnya meletakkan uang tersebut di sisi seseorang yang ada di masjid (maksudnya: ayahnya mewakilkan sedekah tadi para orang yang ada di masjid, -pen). Lantas Ma’an pun mengambil uang tadi, lalu ia menemui ayahnya dengan membawa uang dinar tersebut. 

Kemudian ayah Ma’an (Yazid) berkata, “Sedekah itu sebenarnya bukan kutujukan padamu.” Ma’an pun mengadukan masalah tersebut kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

لَكَ مَا نَوَيْتَ يَا يَزِيدُ ، وَلَكَ مَا أَخَذْتَ يَا مَعْنُ

“Engkau dapati apa yang engkau niatkan wahai Yazid. Sedangkan, wahai Ma’an, engkau boleh mengambil apa yang engkau dapati.” (HR. Bukhari no. 1422).

 

Kisah di atas menceritakan bahwa ayah Ma’an (Yazid)  ingin bersedekah kepada orang fakir. Lantas datang anaknya (Ma’an) mengambil sedekah tersebut. Orang yang diwakilkan uang tersebut di masjid tidak mengetahui bahwa yang mengambil dinar tadi adalah anaknya Yazid. Kemungkinan lainnya, ia tahu bahwa anak Yazid di antara yang berhak mendapatkan sedekah tersebut. Lantas Yazid pun menyangkal dan mengatakan bahwa uang tersebut bukan untuk anaknya. Kemudian hal ini diadukan pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau pun bersabda, “Engkau dapati apa yang engkau niatkan wahai Yazid. Sedangkan, wahai Ma’an, engkau boleh mengambil apa yang engkau dapati”.

 

Ilmu Sebelum Ramadhan

Ilmu Sebelum Ramadhan

Ilmu Sebelum Ramadhan – Puasa punya keutamaan yang besar. Bulan Ramadhan pun demikian adalah bulan yang penuh kemuliaan. Maka tentu saja untuk memasuki bulan yang mulia ini dan ingin menjalani kewajiban puasa, hendaklah kita punya persiapan yang matang. Persiapan yang utama adalah persiapan ilmu. Karena orang yang beribadah pada Allah tanpa didasari ilmu, maka tentu ibadahnya bisa jadi sia-sia. Sebagaimana ketika ada yang mau bersafar ke Jakarta lalu tak tahu arah yang mesti ditempuh, tentu ia bisa ‘nyasar’ dan  tersesat. Ujuk-ujuk sampai di tujuan, bisa jadi malah ia menghilang tak tahu ke mana. Demikian pula dalam beramal, seorang muslim mestilah mempersiapkan ilmu terlebih dahulu sebelum bertindak.  

 Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,

“Orang yang beramal tanpa ilmu bagai orang yang berjalan tanpa ada penuntun. Sudah dimaklumi bahwa orang yang berjalan tanpa penuntun tadi akan mendapatkan kesulitan dan sulit bisa selamat. Taruhlah ia bisa selamat, namun itu jarang. Menurut orang yang berakal, ia tetap saja tidak dipuji bahkan dapat celaan.”

Mengapa kita mesti belajar sebelum beramal? Karena menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

“Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah no. 224, dari Anas bin Malik. Hadits ini hasan karena berbagai penguatnya. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Hadits ini diriwayatkan dari beberapa sahabat di antaranya Anas bin Malik, ‘Abdullah bin Mas’ud, Abu Sa’id Al Khudri, Ibnu ‘Abbas, Ibnu ‘Umar, ‘Ali bin Abi Tholib, dan Jabir. Lihat catatan kaki Jaami’ Bayanil ‘Ilmi wa Fadhlihi, 1: 69)

Ilmu sebelum ramadhan yang seperti apa? Yang utama adalah ilmu yang bisa membuat puasa kita sah, yang bila tidak dipahami bisa jadi ada kewajiban yang kita tinggalkan atau larangan yang kita terjang. Lalu dilengkapi dengan ilmu yang membuat puasa kita semakin sempurna. Juga bisa ditambahkan dengan ilmu mengenai amalan-amalan utama di bulan Ramadhan, ilmu tentang zakat, juga mengenai aktifitas sebagian kaum muslimin menjelang dan saat Idul Fitri, juga setelahnya. Semoga dengan mempelajarinya, bulan Ramadhan kita menjadi lebih berkah.

Baca Juga : Baitul Mal di Masa Rasulullah dan Sahabat

Sebagaimana datangnya orang terpenting di dunia, segala sesuatu akan dipersiapkan dengan sebaik-baiknya untuk menyambut kehadiran bulan Ramadhan. Apalagi tamu yang akan datang ini banyak memberikan hadiah kebaikan bagi yang menyambutnya.

Ramadhan itu adalah bulan kesabaran. Sedangkan ketabahan dan kesabaran, balasannya adalah surga. Ramadhan adalah bulan pertolongan, pada bulan  itu rizki orang-orang mukmin ditambah. Siapa yang memberikan makanan bagi orang  yang berpuasa di bulan itu, maka ia akan diampuni dosanya, dibebaskan dari api neraka.  Orang itu memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa tersebut. Sedangkan pahala puasa bagi orang yang melakukannya, tidak berkurang sedikitpun. Barang siapa yang meringankan beban pekerjaan orang lain, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosanya dan membebaskannya dari api neraka. Oleh karena itu dalam bulan Ramadan ini, hendaklah kamu sekalian dapat meraih empat bagian. Dua bagian pertama untuk memperoleh ridha Tuhanmu dan dua bagian lain adalah sesuatu yang kamu dambakan. Dua bagian yang pertama ialah bersaksi dengan sesungguhnya bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan hendaklah memohon ampunan kepada-Nya. Dua bagian yang kedua yaitu kamu memohon (dimasukkan ke dalam) surga dan berlindung dari api neraka. Siapa yang memberi minuman kepada orang yang berpuasa, niscaya Allah memberi minum kepadanya dari telagaku, suatu minuman yang seseorang tidak akan merasa haus dan dahaga lagi sesudahnya, sehingga ia masuk ke dalam surga”. 

Ibadah puasa Ramadhan merupakan amal yang istimewa, karena ibadah yang lain adalah untuk dirinya sendiri, sedangkan ibadah puasa adalah milik Allah. Dalam melaksanakan puasa diharapkan tidak hanya dapat meninggalkan makan, minum dan segala yang membatalkannya, akan tetapi harus dapat menjaga diri dari segala perbuatan yang tercela. Puasa itu diharapkan dapat membentuk sikap mental kita, menjadi manusia yang bertaqwa kepada Allah dan beribadah dengan penuh keikhlasan.   Dalam berpuasa, manusia muslim dibentuk agar dapat meningkatkan kesabaran, ketabahan, peningkatan daya tahan mental dan fisik. Rasa haus dan lapar dikala berpuasa, dapat meningkatkan solidaritas sosial terhadap orang-orang miskin yang ditimpa kesulitan, dan anak-anak yatim yang terlunta-lunta.

Wakaf Al Quran dari Gramedia untuk Yatim Binaan NH

Wakaf Al Quran dari Gramedia untuk Yatim Binaan NH

Sebagai bentuk dukungan dan kepedulian kepada ummat Islam agar terus bisa dekat dan mudah berinteraksi dengan Al Quran, Gramedia Basuki Rahmat Surabaya, menitipkan amanah berupa Al Quran kepada Laznas Nurul Hayat Surabaya.  Al Quran tersebut diberikan oleh Gramedia Basuki Rahmat untuk adik-adik yatim binaan Laznas Nurul Hayat. Proses serah terima Al Quran ini berlangsung di kantor pusat Laznas Nurul Hayat, Perum Ikip Gunung Anyar, B-48, Surabaya.

Alhamdulillah, proses serah terima wakaf Al Quran ini berjalan lancar. Program wakaf Al Quran yang digulirkan Gramedia Basuki Rahmat Surabaya ini tentunya sangat bermanfaat, baik bagi yang memberi maupun bagi menerima. InsyaAllah, dengan adanya wakaf Al Quran ini, akan memudahkan adik-adik yatim binaan Laznas Nurul Hayat, untuk belajar membaca maupun menghafal Al Quran. Dan insyaAllah setiap ayat yang dibaca oleh adik-adik yatim binaan Laznas Nurul Hayat dari program wakaf Al Quran ini, akan menjadi jariyah yang terus mengalir bagi yang memberi.

Terima kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada Gramedia Basuki Rahmat Surabaya. Semoga Allah ta’ala senantiasa melimpahkan kemudahan dan keberkahan.  Aamiin ya Rabbal Alamiin..

 

 

 

 

Peristiwa Isra Mikraj

Peristiwa Isra Mikraj

Peristiwa Isra Mikraj adalah mukjizat besar dan tanda kenabian yang sangat jelas. Selain itu, ini adalah kekhususan Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena hal ini tidak pernah terjadi kepada nabi dan rasul selainnya (sebelumnya).

Peristiwa ini termasuk ayat (mukjizat) Makkiyah terjadi pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebelum hijrah. Pengamat sirah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat bahwa sebelum Isra dan Mikraj ada beberapa peristiwa yang menyedihkan, seperti kematian Abu Thalib yang selalu melindungi dan menolong Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam menghadapi menghadapi orang-orang kafir dan kematian Khadijah radhiyallahu ‘anha, istri yang setia sehingga beliau tinggal dalam kesunyian, ditambah hijrahnya sebagian sahabatnya ke negeri Habasyah berkali-kali dalam rangka menyelamatkan agamanya.

Beliau pun sempat pergi ke Thaif dalam rangka menyeru penduduknya untuk beriman, menerima Islam, dan menjadi penolong agama Allah. Namun mereka menolaknya dan menolak ajarannya. Semua kondisi yang menyulitkan ini, Allah Ta’ala memuliakannya dengan mukjizat besar dan kemuliaan yang tinggi, yaitu Isra dan Mikraj.

 

Pengertian Isra dan Mikraj

Kata “asra” seperti dalam surah Al-Isra’ ayat pertama berarti melakukan perjalanan pada malam hari. Ada yang menambahkan bahwa yang dimaksud adalah melakukan perjalanan pada awal malam, ada juga yang mengatakan pada akhir malam.

Adapun isra yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah melakukan perjalanan pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha.

Adapun mikraj berasal dari kata yang artinya naik. Mikraj adalah alat yang digunakan untuk naik. Sedangkan mikraj Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah naik dari bumi ke langit melewati lapis langit sampai pada langit ketujuh.

 

Kapan Isra Mikraj Terjadi?

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, “Tidak ada dalil yang tegas yang menyatakan terjadinya Isra Mikraj pada bulan tertentu atau sepuluh hari tertentu atau ditegaskan pada tanggal tertentu. Bahkan sebenarnya para ulama berselisih pendapat mengenai hal ini, tidak ada yang bisa menegaskan waktu pastinya.” (Zaad Al-Ma’ad, 1:57-58)

Abu Syamah mengatakan, “Sebagian orang menceritakan bahwa Isra Mikraj terjadi di bulan Rajab. Namun para pakar Jarh wa Ta’dil (pengkritik perawi hadits) menyatakan bahwa klaim tersebut adalah suatu kedustaan.” (Al-Bida’ Al-Hawliyah, hlm. 274)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Tidak dikenal dari seorang dari ulama kaum muslimin yang menjadikan malam Isra memiliki keutamaan dari malam lainnya, lebih-lebih dari malam Lailatul Qadar. Begitu pula para sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik tidak pernah mengkhususkan malam Isra untuk perayaan-perayaan tertentu dan mereka pun tidak menyebutkannya. Oleh karena itu, tidak diketahui tanggal pasti dari malam Isra tersebut.” (Zaad Al-Ma’ad, 1:57-58)

Syaikh Musthafa Al-‘Adawi hafizhahullah juga menerangkan bahwa tidak ada dalil dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau merayakan Isra Mikraj. Beliau juga katakan bahwa beliau tidak mengetahui dalil dari para sahabat tentang hal ini, begitu pula tidak diketahui dari imam yang empat dari imam madzhab. Juga terdapat perselisihan pendapat tentang penetapan kapan malam Isra Mikraj terjadi.

Baca Juga : Gotong Royong Bangun Musholla Nurul Huda

Peristiwa Isra Mikraj

Tentang Peristiwa Isra Mikraj, Bukhari dan Muslim meriwayatkannya dari Anas bin Malik dari Malik bin Sha’sha’ah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bercerita kepadanya tentang malam saat beliau di-Isra-kan, beliau bersabda, 

“Ketika aku sedang berada di Hijir dalam keadaan berbaring tiba-tiba ada yang datang menghampiriku sambil berkata dan aku mendengar ucapannya yang mengatakan, ‘Bedahlah bagian sini hingga bagian sini.” Aku bertanya kepada Jarud yang berada di sampingku, ‘Apa maksudnya?’ Ia berkata, ‘Dari pangkal tenggorokan sampai bagian dadanya’ dan aku mendengarkan ia berkata dari bagian dadanya hingga pusarnya, lalu ia pun mengeluarkan hatiku, kemudian dibawakan bejana emas yang berisi iman, maka hatiku pun dicucinya, kemudian dijahit dan dikembalikan pada tempatnya semula.

Kemudian aku dibawakan seekor hewan tunggangan berwarna putih yang lebih kecil dari bighal (peranakan antara kuda dan keledai) dan lebih besar dari keledai. Jarud berkata kepadanya, ‘Itu adalah Buraq, wahai Abu Hamzah?’ Anas berkata, ‘Ya, ia meletakkan langkah kakinya di penghujung pandangan matanya. Kemudian dibawa naik di atasnya.’

Jibril berangkat bersamanya hingga sampai di langit dunia, beliau pun minta dibukakan. Seraya ditanya, ‘Siapa ini?’ Jibril menjawab, ‘Jibril.’ ‘Siapa yang bersamamu?’Jawab Jibril, ‘Muhammad.’ ‘Apakah diutus kepada-Nya?’ ‘Ya.’ Jawab Jibril. ‘Selamat datang sebaik-baiknya orang yang datang.’ Kemudian pintu pun dibuka. Setelah melewati pintu tersebut, beliau bertemu dengan Adam ‘alaihis salam. Jibril berkata, ‘Ini adalah kakekmu Adam.’ Beliau pun mengucapkan salam dan salamnya pun dibalas, lalu berkata, ‘Selamat datang putra dan Nabi yang saleh.’

Kemudian menuju langit kedua bertemu Nabi Yahya dan Isa. Menuju langit ketiga bertemu Nabi Yusuf. Menuju langit keempat bertemu Nabi Idris. Menuju langit kelima bertemu Nabi Harun. Menuju langit keenam bertemu Nabi Musa, Ketika beliau meninggalkannya, Musa ‘alaihis salam menangis. Lalu ditanyakan kepadanya, ‘Apa yang menyebabkan kamu menangis?’ Musa menjawab, ‘Aku menangis karena ada seorang anak yang diutus setelahku, tapi umatnya lebih banyak yang masuk surga daripada umatku.’

Dan menuju langit terakhir yaitu langit ketujuh bertemu Nabi Ibrahim. Kemudian aku dibawa ke Sidratul Muntaha yang di dalamnya terdapat pohon-pohon besar yang dedaunannya selebar telinga gajah. Seraya berkata, ‘Ini adalah Sidratul Muntaha yang memiliki empat aliran sungai, dua sungai batiniyah dan dua sungai lagi lahiriyah.’

Aku bertanya, ‘Apa yang dimaksud dua itu wahai Jibril?’ Jibril menjawab, ‘Dua sungai batiniyah berada di surga dan dua sungai lahiriyah adalah Nil dan Eufrat.’ Kemudian diangkat di hadapanku Baitul Makmur. Kemudian disuguhkan kepadaku segelas khamar, segelas susu, dan segelas madu, aku pun memilih segelas susu. Jibril berkata, ‘Itu adalah fitrah yang kamu dan umatmu berada padanya.’ Kemudian diwajibkan atasku shalat lima puluh waktu sehari semalam, aku pun kembali, lalu aku bertemu Musa ‘alaihis salam.

Ia pun bertanya, ‘Apa yang diperintahkan kepadamu?’ Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Aku diperintahkan shalat lima puluh waktu sehari semalam.’ Musa berkata, ‘Umatmu tidak akan sanggup melakukan shalat lima puluh waktu sepanjang hari. Demi Allah, aku pernah mencobanya pada manusia sebelum kamu, aku pun pernah memaksakan Bani Israil dengan serius. Kembalilah kepada Allah, mintalah keringanan bagi umatmu.’

Aku pun kembali (kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk meminta keringanan) maka dikurangi sepuluh waktu. Aku pun kembali dan bertemu Musa lagi, ia pun berkata seperti semula. Begitu seterusnya sampai Aku pun kembali, Musa pun bertanya, ‘Apa yang diperintahkan kepadamu?’ Aku menjawab, ‘Aku diperintahkan shalat lima waktu setiap harinya.’ Musa pun berkata, ‘Umatmu tidak akan sanggup shalat lima waktu, aku pernah mencobanya pada manusia sebelummu dan aku pernah memaksakannya kepada Bani Israil dengan serius. Kembalilah kepada Allah mintalah keringanan lagi.’

Muhammmad shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ‘Aku telah meminta kepada Allah hingga aku merasa malu. Akan tetapi, aku ridha dan menerimanya.’ Ketika aku meninggalkannya, terdengarlah sebuah seruan, ‘Aku telah tetapkan kewajibanku dan aku telah ringankan dari hamba-hamba-Ku.’” (HR. Bukhari, no. 3887 dan Muslim, no. 264)

Nurul Hayat Bantu Pembangunan Mushola Nurul Huda

Nurul Hayat Bantu Pembangunan Mushola Nurul Huda

Mushola Nurul Huda yang terletak di Dusun Kalitengah, Desa Babad, Kecamata Kedungadem, Bojonegoro, kondisinya jauh dari kata layak. Mushola ini berdinding sesek bambu yang sudah banyak lubang dan beralas bambu renggang yang ditutup dengan terpal warna biru.

Saat tim Laznas Nurul Hayat ikut berjamaah di mushola tersebut, baru saja melangkahkan kaki ke bagian belakang imam, bunyi “kriyet…kriyet..” langsung terdengar. Membuat hati jadi was-was. Rasanya seperti bangunan tersebut mau ambrol.

Selama beberapa tahun terakhir, warga bertahan dengan kondisi mushola yang biasa mereka gunakan tersebut. Pak Nur Wahid selaku pengurus mushola menyadari kondisi mushola Nurul Huda yang sudah tidak layak. Tapi ia dan warga belum bisa berbuat banyak. Ia dan warga selalu berdoa dan menabung selama beberapa tahun terakhir, agar bisa membangun mushola yang lebih layak dan nyaman.

Alhamdulillah, Laznas Nurul Hayat Bojonegoro dengan dukungan Sahabat Sejuk Nurul Hayat, bergotong royong mewujudkan impian Pak Nur Wahid dan warga Desa Babad lainnya, untuk memiliki mushola yang lebih layak. Saat ini telah bediri dengan kokoh sebuah mushola yang insyaAllah lebih aman dan nyaman.

Pak Nur Wahid dan warga sangat bersyukur mushola yang diimpikan telah terwujud. Kini mereka tak khawatir lagi musholanya ambrol saat digunakan untuk sholat. Semoga dengan berdirinya mushola ini membuat warga semakin semangat beribadah dan menjadi jariyah yang terus mengalir untuk Sahabat Sejuk Nurul Hayat di manapun berada.  Aamiin ya Rabbal Alamiin..

Gotong Royong Bangun Mushola Nurul Huda

Gotong Royong Bangun Mushola Nurul Huda

Mushola Nurul Huda – Warga Desa Balong Mlongko, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, memiliki antusias yang sangat tinggi untuk melaksanakan kegiatan sholat berjamaah dan kegiatan pembelajaran ilmu agama. Warga secara rutin melaksanakan sholat berjamaah dan kegiatan-kegiatan keagamaan lain seperti TPA setiap sore dan pengajian rutin dua kali dalam sepekan.

Selama ini, tepatnya dalam 2 tahun terakhir, kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan di rumah warga. Untuk itu, agar kegiatan-kegiatan keagamaan lebih maksimal, warga sangat ingin membangun mushola Nurul Huda di sebidang tanah yang telah diwakafkan.

Alhamdulillah, beberapa waktu yang lalu tim Laznas Nurul Hayat Madiun telah bersilaturahmi dengan warga Desa Balong Mlongko, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun. Tak hanya bersilaturahmi, dalam kesempatan tersebut, tim Laznas Nurul Hayat juga menyalurkan donasi untuk pembangunan mushola Nurul Huda.

Progres hingga akhir Januari lalu, pembangunan mushola Nurul Huda sudah mencapai 60%. Meskipun bisa dibilang baru setengah jalan, Alhamdulillah mushola tersebut sudah mulai dipakai untuk kegiatan kegamaan baik itu sholat berjamaah, TPA, maupun kegiatan pengajian rutin lainnya.

Terima kasih kami sampaikan kepada seluruh Sahabat Sejuk Nurul Hayat yang telah berpartisipasi dalam program ini.  Semoga apa yang Sahabat Sejuk berikan mendatangkan keberkahan dan menjadi jariyah yang terus mengalir. Mohon doa dan dukungannya agar pembangunan bisa segera selesai sehingga warga serta anak-anak bisa lebih maksimal melakukan berbagai kegiatan kegamaan di mushola tersebut.

Bantu Pembangunan Masjid dan Ponpes Sunan Bonang

Bantu Pembangunan Masjid dan Ponpes Sunan Bonang

Panti asuhan Sunan Bonang berdiri sejak tahun 2018. Panti asuhan ini menampung, membina, dan mendidik anak-anak yatim piatu, fakir miskin dan anak terlantar. Selama ini, para pengurus dan anak-anak binaan panti asuhan Sunan Bonang masih tinggal di rumah kontrakan.

Alhamdulillah,  pada Ramadhan 1442 H lalu, atau sekitar bulan Mei 2021, ada warga yang mewakafkan tanahnya untuk pembangunan masjid dan gedung pesantren. Luas lahan wakaf tersebut 800 meter persegi. Akses masuk ke lahan, sebagian masih berupa jalan setapak berbatu, karena letaknya memang berada di tepi hutan. Lokasi tepatnya, berada di Desa Sedayu, RT 6/RW 1, Kelurahan Kalisegoro, Kecamatan Gunungpati, Semarang.

Rancangan bangunan pesantren dan masjid telah dibuat. Ukuran bangunan pesantren 10 x 17 meter. Sedang ukuran bangunan masjid 12 x 12 meter. Pengurus panti asuhan Sunan Bonang berharap, pada bulan Oktober tahun ini, proses pengerjaan sudah dapat dimulai. Agar bangunan bisa segera dimanfaatkan dan anak-anak tidak perlu tinggal di rumah kontrakan lagi.

Laznas Nurul Hayat Semarang turut bergerak membantu pembangunan pesantren dan masjid Pondok Pesantren Sunan Bonang. Update per 5 Januari 2022, bantuan pembangunan masjid sudah mulai dibelanjakan. Bahan-bahan bangunan yang sudah dibelanjakan antara lain pasir, batu belah, semen, dan besi untuk kebutuhan pengerjaan pondasi masjid. Bantuan dari Laznas Nurul Hayat tersebut juga ditambah dengan bantuan material dari beberapa donatur.

Terima kasih kami ucapkan kepada semua Sahabat Sejuk Nurul Hayat yang telah berpartisipasi dalam program ini. Semoga apa yang Sahabat Sejuk berikan mendapat sebaik-baik balasan dari Allah ta’ala. Tak lupa kami juga mohon doa dan dukungan semoga pembangunan masjid dan Pondok Pesantren ini diberikan kemudahan dan kelancaran. Agar bisa segera digunakan oleh anak-anak binaan Pondok Pesantren Sunan Bonang, dan masyarakat sekitar.

Alat Bantu Mengaji untuk Tuna Netra

Alat Bantu Mengaji untuk Tuna Netra

Alhamdulillah, pada pekan pertama Bulan Rajab telah diserahterimakan Braille Teks (alat untuk pengenalan huruf) dan Riglet (alat untuk menulis huruf) untuk sahabat tuna netra yang tergabung dalam ITMI (Ikatan Tuna Netra Muslim Indonesia) cabang Tuban.  Bantuan ini diberikan sebagai usaha Laznas Nurul Hayat Tuban  mengakomodir semangat sahabat tuna netra untuk lebih intens berinteraksi dengan kitab sucinya.

Ya, Laznas Nurul Hayat Tuban menginisiasi program pengadaan alat bantu membanca Al Quran atau brailtex bagi tuna netra yang tergabung dalam ITMI cabang Tuban. Bergulirnya program ini, berawal dari momen pembukaan majelis bulanan ITMI. Pada kesempatan tersebut, saudara-saudara kita anggota ITMI cabang Tuban, menyampaikan beberapa hal. Termasuk salah satunya adalah soal keterbatasan kemampuan untuk membeli alat bantu mengaji.

Puji syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Laznas Nurul Hayat Tuban, dengan dukungan Sahabat Sejuk Nurul Hayat bisa membantu saudara-saudara kita yang tergabung dalam ITMI cabang Tuban untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam hal mengaji.

Alhamdulillah, mereka sangat berterima kasih atas kepada Nurul Hayat dan seluruh Sahabat Sejuk Nurul Hayat yang selama ini terus men-support, mendampingi dan sharing kepada para anggota ITMI, terutama dalam kegiatan-kegiatan keagamaan. Semoga dengan adanya bantuan ini, dapat memudahkan para anggota ITMI cabang Tuban untuk intens berinteraksi dengan ayat suci Al Quran dan menjadi jariyah yang terus mengalir bagi seluruh Sahabat Sejuk Nurul Hayat yang telah mendukung program ini. Aamiin ya Rabbal Alamiin..

Copyright © 2001-2023 Yayasan Yay. Nurul Hayat Surabaya