Zakat Kunci Hidup Sehat dan Bahagia

Zakat Kunci Hidup Sehat dan Bahagia

Oleh Yeyen (@yeyen.munandar)

Pernahkah ketika Anda sedang sendiri, Anda memikirkan arti bahagia dan pentingnya hidup sehat untuk diri Anda? Juga pernahkah Anda terpikir kaitan dua hal tersebut dengan kegiatan berzakat? Mari kita cari tahu hubungan ketiga hal tersebut berdasarkan pandangan syariah dan penelitian dari ilmuan.

Banyak pendapat terkait arti bahagia dan sehat. Salah satu arti bahagia yaitu ketika seseorang merasa bangga terhadap diri sendiri karena bermanfaat bagi orang lain. Dan salah satu kebaikan yang bermanfaat bagi orang lain yaitu dengan cara memberi. Tidak perlu menunggu punya banyak uang untuk memberi, karena berapapun rezeki yang kita dapatkan maka perlu kita bagi dengan sesama.

Penelitian yang dilakukan oleh Moll dkk (2006) di Universitas California menyebutkan, ada kaitan antara sehat dan bahagia serta kegiatan memberi. Penelitian ini dilakukan dengan memantau aktivasi otak saat seseorang melakukan kegiatan memberi.  Ketika seseorang melakukan kegiatan memberi, maka terjadi peningkatan aktivasi di area otak. Peningkatan aktivasi tersebut dipengaruhi oleh adanya peningkatan empati pada seseorang.

Perasaan bahagia yang muncul ketika kegiatan memberi, timbul karena adanya peningkatan hormone Oxytocin yang terletak pada bagian belakang atau posterior kelenjar pituitary di otak. Hormone Oxytocin mempengaruhi setiap aspek kehidupan sosial dan ekonomi, khususnya yang berhubungan dengan perasaan kedermawanan dan empati pada diri seseorang.

Hasil penelitian ini berhubungan dengan perintah zakat dalam Islam. Secara syariah, Allah SWT menjanjikan balasan yang berlipat ganda bagi orang yang suka memberi dan yang senantiasa menginfakkan harta bendanya di jalan yang benar.

Mereka yang menjalankan perintah ini, akan mendapatkan balasan yang berlimpah berupa ketenangan, kebahagiaan, kedamaian, kesehatan serta penghargaan yang amat besar. Bukan hanya dari Allah SWT tetapi juga dari masyarakat sekitarnya. Berikut adalah bukti bahwa zakat mendatangkan hikmah tersendiri bagi yang melakukan:

“Sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda. Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.” (Q.S Al-Lail: 4-7)

Ayat tersebut menjelaskan jika seseorang memberikan hartanya di jalan Allah SWT maka Allah SWT akan memberikan kemudahan pada setiap langkah orang tersebut. Sehingga ketika seseorang berzakat maka orang tersebut akan mendapatkan barokah dari Allah SWT berupa kemudahan menjalani hidup.

 “Shodaqoh/zakat itu dapat menghapus kesalahan sebagaimana air dapat meredam api.” (HR. Tirmidzi, hadits hasan shahih).

Sebagai manusia, tentunya kita pernah melakukan kesalahan yang berhubungan dengan agama maupun yang berhubungan dengan orang lain. Hal tersebut dapat dihapuskan dengan zakat. Zakat merupakan jalan penghapus dosa dan penyuci jiwa agar kita mendapatkan ketenangan. Nah, jika jiwa seseorang selalu dalam kondisi penuh ketenangan, maka orang tersebut akan merasa lebih bahagia.

Kesimpulannya, berzakat telah terbukti meningkatkan aktivasi di area otak sehingga mampu membuat seseorang lebih bahagia dan lebih sehat. Secara syariah telah dijelaskan bahwa zakat dapat mendatangkan ketenangan dan kebahagiaan dalam jiwa. Dan Allah SWT akan memudahkan setiap langkah orang yang menunaikan zakat.

Mari bersedekah dan berzakat di zakatkita.org

Pentingnya Membayar Zakat Fitrah

Pentingnya Membayar Zakat Fitrah

Oleh Nur Wantika (@nur_wantika)

Zakat, sebagai salah satu rukun Islam, hukumnya wajib bagi umat Muslim. Sebagaimana disebutkan dalam HR. Bukhari Muslim, bahwa Islam dibangun atas lima hal: kesaksian sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, melaksanakan shalat, berpuasa di bulan Ramadhan, membayar zakat, dan haji.

Dinamakan zakat karena mengandung harapan mendapat berkah, penyucian diri dan tambahan kebaikan. Zakat berasal dari kata dasar Az-zaka yang berarti berkembang, suci, dan berkah.

Manfaat zakat untuk membersihkan dan menyucikan diri terekam dalam Alquran. 

Allah SWT berfirman: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka.” (At-taubah: 103)

Zakat  dapat membersihkan hati manusia dari noda kekikiran, keserakahan, memandang rendah, dan keras hati terhadap orang-orang yang kurang mampu secara finansial. 

Menunaikan zakat dapat meningkatkan diri menjadi orang yang baik juga dapat membantu sesama dalam bentuk moral maupun perbuatan sehingga kita semua bisa menjadi orang yang berbahagia di dunia dan akhirat.

Zakat dibagi menjadi 2 macam, yaitu zakat fitrah dan zakat mal.

Pada artikel ini, kita akan fokus membahas tentang zakat fitrah. Zakat fitrah hukumnya wajib bagi pemeluk agama Islam. Besar  zakat fitrah yang harus dikeluarkan adalah sebesar satu sha’ yang nilainya setara dengan 2.5 kilogram beras, gandum, kurma, sagu dan sejenisnya yang setara dengan kebutuhan makanan pokok satu orang dalam satu hari. 

Besar zakat fitrah mengacu pada hadist Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Dari Ibnu Umar Radiyallahu‘anhuma, ia berkata, “Rasulullah mewajibkan zakat fitrah dengan satu sha’ kurma atau satu sha’ gandum bagi hamba yang merdeka, bagi laki-laki dan perempuan, bagi anak-anak dan orang dewasa dari kaum Muslimin. Beliau memerintahkan agar zakat tersebut ditunaikan sebelum manusia berangkat menuju shalat ied.” 

Mengapa zakat fitrah hukumnya wajib? Ada dua sisi yang  bisa kita pahami.

Pertama, sebagai penghambaan diri kita kepada Allah SWT. Mukmin yang baik ialah yang menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya.  Kedua, di balik perintah Allah SWT selalu ada pesan yang tersirat maupun tersurat.

Kewajiban menunaikan zakat dapat menumbuhkan rasa kepedulian sosial yang tinggi terhadap sesama manusia. Dengan berzakat, kita juga bisa membantu orang-orang kurang beruntung dan hidup dalam keterbatasan yang ada di sekitar kita. 

Sesungguhnya, jika kita mau merenung sejenak, di sekitar kita masih banyak orang-orang yang kurang mampu, yang untuk makan sehari-hari saja mereka kesusahan dalam pemenuhannya. Tak jarang diantara mereka dalam satu hari hanya bisa makan satu kali. Itu pun dengan sajian seadanya. Maha Sempurna Allah yang telah menurunkan kewajiban berzakat. Karena dengan zakat inilah kita bisa saling tolong-menolong.

Jadi, tunggu apalagi?

Mari berzakat di zakatkita.org

Mari bersedekah, membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan.

Artikel terkait :

  1. Keistimewaan Hidup Dengan Berzakat
  2. Zakat Kunci Hidup Sehat dan Bahagia
Raksasa Potensi Dana Zakat di Indonesia

Raksasa Potensi Dana Zakat di Indonesia

Oleh Anisah (@anisahfathinah)

Potensi zakat di Indonesia terbilang sangat besar. Pada tahun 2019, angkanya mencapai Rp 233.8 triliun. Angka tersebut diungkapkan oleh Direktur Pendistribusian dan Pemberdayaan Badan Amil Zakat Nasional, Irfan Syauqi Beik, pada seminar nasional ekonomi dan keuangan syariah, Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (7/11/2019).

Lantas, bagaimana potensi zakat di 2020? Fantastis, ketua BAZNAS, Bambang Sudibyo mengungkapkan, potensi zakat nasional tahun 2020 mencapai kisaran angka Rp 340 triliun. Produk Domestik Bruto (PDB) menjadi cara paling mudah dalam menghitung potensi itu. “Sekitar Rp 340 triliun. Sumber dari zakat itu kan sebetulnya dari kekayaan masyarakat sehingga yang paling mudah dari Produk Domestik Bruto (PDB),”  jelas Bambang (www.goariau.com04/2/2020).

Ya, angka potensi zakat level nasional memang luar biasa. Bila potensi tersebut dapat dikembangkan secara optimal maka zakat diyakini dapat mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi Indonesia seperti tingginya angka pengangguran, kemisikinan, dan berbagai permasalahan lainnya. 

Terutama di masa saat ini, dimana ekonomi global telah dihancurkan oleh pandemi Covid-19 yang juga telah merenggut ribuan nyawa. Fenomena ini dapat menciptakan turbulensi ekonomi yang mempengaruhi kemajuan ekonomi global secara signifikan. Orang miskin dan yang membutuhkan akan menjadi kelompok yang paling kena dampak karena mereka tidak memiliki akses fasilitas kesehatan dan kebutuhan sehari-hari yang layak.

Zakat adalah sesuatu yang sangat penting. Hal ini tercermin dari perintah Allah, Tuhan yang Maha Kaya:

“Dan, dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, serta taatlah kepada Rasul supaya kamu diberi rahmat.” (QS An-Nuur [24]: 56). 

Memerhatikan ayat di atas, terlihat bahwa posisi zakat setara dengan shalat. Bahwa dalam kesigapan mengamalkan zakat seharusnya sama dengan saat kita bersungguh-sungguh menegakkan shalat. Persis seperti saat kita mendengar muadzin berseru “hayya alash-shalah” (marilah shalat). 

Zakat, didesain untuk kebaikan masyarakat Islam. Inilah kenapa Rasulullah SAW sangat serius mengurus masalah zakat. Ini jugalah yang membuat kita bisa memahami, sebab Abu Bakar RA -– Khalifah pertama — juga sangat serius saat menangani masalah zakat. Mari kita coba bersama memaknai bagaimana perilaku umat Islam terhadap zakat dan permasalahan yang ditimbulkan lewat kesaksian ulama terkemuka Muhammad Rasyid Ridha dalam Tafsir Al-Manar Jilid 20. 

Cendekiawan Muslim dari Universiras Al-Azhar Mesir itu memberikan analisis yang menarik: “Islam mempunyai kelebihan atas seluruh agama-agama dan syariat-syariat yang ada dengan kewajiban berzakat. Hal ini diakui oleh para cerdik-pandai diseluruh bangsa di dunia. Seandainya, kaum Muslimin melaksanakan kewajiban zakat sebagai rukun agama tentu di kalangan mereka tidak akan ditemukan lagi orang-orang yang hidupnya sengsara. Padahal Allah SWT memberikan kepada mereka rezeki yang berlimpah-limpah, akan tetapi kebanyakan mereka melalaikan kewajiban ini. Mereka mengkhianati agama dan umatnya, akibatnya nasib mereka sekarang ini lebih buruk dalam kehidupan ekonomi dan politiknya dari seluruh bangsa-bangsa lain di dunia ini.” (Yusuf Qardawi, 1993: 1122).

Kesaksian yang ditulis lebih dari seabad lalu itu ternyata masih kita alami sampai detik ini. 

Sayangnya, fakta tentang pengamalan zakat sungguh memprihatinkan. Meski potensinya besar tetapi zakat yang terealisasi di Indonesia baru 3,5 persen atau sekitar Rp 8 triliun yang bisa dikelola (www.kompas.com7/11/2019).

Ini artinya, masih sangat besar potensi zakat yang belum terkelola atau dengan kata lain, kesadaran umat untuk berzakat masih tergolong rendah.

Jika zakat yang terhimpun tak sampai 5% maka rasanya patut dipertanyakan letak keislaman kita. Hal ini dikarenakan sebagian besar muslim di Indonesia tidak mengamalkan perintah berzakat. Dalam konteks ini, Muhammad Rasyid Ridha benar saat menulis: “Seandainya kaum Muslimin melaksanakan kewajiban zakat sebagai rukun agama, tentu di kalangan mereka tidak akan ditemukan lagi orang-orang yang hidupnya sengsara, padahal Allah memberikan kepada mereka rezeki yang berlimpah-limpah, akan tetapi kebanyakan mereka melalaikan kewajiban ini.” 

Banyak hal yang perlu kita optimalkan dalam kegiatan zakat seperti, penghimpunan zakat global yang dilakukan dengan teknologi digital. Saat ini, ide-ide kreatif yang terkait mulai dirumuskan ke dalam rencana strategis para lembaga zakat. Semoga segera mampu mendorong pergerakan penghimpunan zakat. Tentunya, perlu ada dukungan dari regulasi pemerintah sebagai penguatan kapasitas sistem kelembagaan dan sumber daya manusia agar rencana bisa berjalan dengan baik.

Agar potensi ini tak sekadar menjadi angan-angan, ayo bekerja keras dan tetap jujur. Dengan begitu, kita bisa mendapat rezeki yang banyak dan halal. Selain itu, kita bisa mengajak kawan-kawan ASN, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Swasta, dan Perusahaan untuk terlibat taat menunaikan zakat. 

Sesegera mungkin kewajiban zakat ini ditunaikan, kita segera merasakan berbagai janji Allah SWT tentang pelipat-gandaan balasan-Nya. InsyaAllah, permasalahan di negeri ini dapat ditangani secara cepat dan berakhir bahagia. Aamiin.

Mari bersedekah dan berzakat di zakatkita.org

Syarat dan Rukun Puasa Ramadhan

Syarat dan Rukun Puasa Ramadhan

Oleh Difathur Riza Afif (@difathur.ra)

Beberapa di antara kita, para pembaca, mungkin ada yang sudah berusia 37 tahun seperti kami. Atau mungkin bahkan ada yang sudah lebih. Jika kita berusia 37 tahun misalnya, dan kita memulai puasa penuh (dari sebelum terbit fajar sampai magrib) sejak usia 9 tahun, berarti kita sudah menjalankan puasa Ramadhan sebanyak 28 kali.

Seseorang yang sudah berusia 37 tahun, insyaAllah adalah orang yang sudah matang. Sudah Islam, baligh dan berakal. Soal pengertian puasa Ramadhan, rukun dan syaratnya tentu juga sudah diketahui semua. Namun meski demikian, pada kesempatan ini, kami mencoba menuliskan kembali apa pengertian puasa Ramadhan, syarat dan rukunnya. Agar bersama-sama, kita bisa menyegarkan ingatan kembali. Syukur-syukur bisa bermanfaat bagi yang sedang belajar atau ingin mencari referensi tentang hal-hal di atas.

Mari kita mulai dari pengertian apa itu puasa Ramadhan. Kata puasa dalam bahasa Arab disebut shaum, yang secara istilah fiqih berarti menahan diri sepanjang hari, dari sebelum terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari selama bulan Ramadhan. Menahan diri artinya, bertahan dari segala sesuatu yang menyebabkan batalnya puasa.

Selanjutnya, mari kita bahas syarat wajib puasa Ramadhan. Syarat wajib pengertiannya adalah syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang sebelum melaksanakan suatu ibadah. Seseorang yang tidak memenuhi syarat wajib, maka gugurlah tuntutan kewajiban kepadanya.

Adapun syarat pertama seseorang diwajibkan menjalankan ibadah puasa Ramadhan adalah,  ia seorang Islam. Sebab, bagi seorang Islam, puasa adalah salah satu rukun keislamannya.

Syarat kedua, ia sudah baligh. Dengan ketentuan: Bagi laki-laki, pernah keluar mani dari kemaluannya, baik dalam keadaan tidur atau terjaga. Dan bagi perempuan, sudah keluar haid. Syarat keluar mani dan haid pada batas usia minimal 9 tahun. Jika pada usia tersebut ia belum keluar mani, atau haid bagi perempuan, maka batas minimal ia dikatakan baligh adalah usia 15 tahun.

Syarat ketiga, seorang Muslim wajib menjalankan ibadah puasa apabila ia memiliki akal yang sempurna atau tidak gila. Baik gila karena keterbatasan mental atau gila disebabkan mabuk. Seseorang yang dalam keadaan tidak sadar karena mabuk atau keterbatasan mental, tidak wajib menjalankan ibadah puasa. Namun, untuk yang tidak wajib berpuasa karena mabuk dengan sengaja, ia harus menjalankan ibadah puasa di kemudian hari (qodho’).

“Tiga golongan yang tidak terkena hukum syar’i: Orang yang tidur sampai ia terbangun, orang yang gila sampai ia sembuh, dan anak-anak sampai ia baligh.” (Hadis shahih, riwayat Abu Daud: 3822, dan Ahmad: 910. Teks hadis riwayat al-Nasa’i)

Syarat keempat adalah, kuat menjalankan ibadah puasa. Selain Islam, baligh, dan berakal, seseorang harus mampu dan kuat untuk menjalankan ibadah puasa. Apabila ia tidak mampu, maka diwajibkan mengganti pada bulan berikutnya atau membayar fidyah.

Syarat kelima, mengetahui awal bulan Ramadhan. Ya, selain syarat-syarat yang telah diuraikan di atas, puasa Ramadhan diwajibkan bagi Muslim, apabila ada salah satu orang terpercaya (adil) yang mengetahui awal bulan Ramadhan dengan cara melihat hilal secara langsung (dengan mata biasa tanpa peralatan alat-alat bantu).

Orang yang melihat hilal, haruslah orang yang dapat dipercaya dan telah diambil sumpah. Jika kesaksiannya atas hilal itu benar, maka Muslim yang ada dalam satu wilayah dengannya berkewajiban menjalankan ibadah puasa. Namun, apabila hilal tidak dapat dilihat karena tebalnya awan, maka cara untuk menentukan awal bulan Ramadhan adalah dengan menyempurnakan hitungan tanggal bulan Sya’ban menjadi 30 hari.

Sebagaimana hadis Nabi Muhammad yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari: “Berpuasa dan berbukalah karena melihat hilal, dan apabila hilal tertutup awan maka sempurnakanlah hitungan bulan menjadi 30 hari.” (HR. Imam Bukhari)

Selanjutnya, kita akan membahas tentang rukun puasa Ramadhan. Rukun puasa ada dua jumlahnya.

Yang pertama adalah niat. Niat puasa Ramadhan merupakan ibadah yang diucapkan dalam hati dengan persyaratan dilakukan pada malam hari dan wajib menjelaskan kefardhuannya dalam niat tersebut. Contoh: “Saya berniat untuk melakukan puasa fardhu bulan Ramadhan.”

Jika ingin diucapkan lengkap, maka bunyinya sebagai berikut:

“Saya niat mengerjakan ibadah puasa untuk menunaikan kewajiban bulan Ramadhan pada tahun ini, karena Allah ﷻ semata.”

Dalil yang menjelaskan niat puasa Ramadhan dilakukan pada malam hari adalah sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai berikut:  “Siapa yang tidak membulatkan niat mengerjakan puasa sebelum waktu fajar, maka ia tidak berpuasa.” (Hadits Shahih riwayat Abu Daud: 2098, al-Tirmidz: 662, dan al-Nasa’i: 2293).

Setelah berniat, satu hal lagi yang harus kita penuhi sebagai rukun kedua puasa Ramadhan adalah, menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa sejak sebelum terbitnya fajar sampai tenggelamnya matahari (magrib).

Jika syarat dan rukun puasa Ramadhan telah kita penuhi, insyaAllah puasa kita sudah sesuai dengan ketentuan agama. Terakhir, kami ingin mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa. Semoga, puasa dan segala amal ibadah yang kita laksanakan di bulan Ramadhan ini bisa berbuah Ridho Allah ﷻ.

Aamiin ya Rabbal Alaminn.

Artikel Terkait :

1. Zakat Membersihkan Jiwa dan Harta

2. Berlomba Kebaikan Dalam Bulan Ramadhan

3. Cara Hitung Zakat Maal

NH Zakat Kita

Tips Jitu Berpuasa Bumil dan Busui

Tips Jitu Berpuasa Bumil dan Busui

Oleh Putri (@putriersun)

Tips Jitu Berpuasa Bumil dan Busui. Bulan Ramadhan telah tiba. Wajib bagi umat Muslim yang telah baligh, sehat jasmani dan rohani untuk menjalankan ibadah puasa. Puasa sendiri merupakan rukun Islam yang ketiga. Nah, bagaimana jika ibu menyusui tetap ingin menjalankan ibadah puasa tanpa mengganggu produksi  ASI? Berikut ini tipsnya:

  1. Perbanyak konsumsi cairan

Seperti yang kita tahu, kandungan terbanyak dalam ASI adalah cairan. 87.5% komponen ASI adalah air.  Untuk menjaga kuantitas ASI, Bunda harus minum air putih dari berbuka puasa hingga sahur sebanyak 2 liter. Bunda juga bisa menambah asupan cairan lain dari jus atau buah.

  1. Konsumsi makanan bernutrisi

Ibu menyusui harus mengonsumsi makanan yang bernutrisi dan beragam, sehingga kualitas ASI tetap terjaga saat berpuasa. Karena apa yang Bunda makan akan memengaruhi kualitas ASI. Selain air, ASI juga mengandung lemak, protein, kartinin, laktosa vitamin dan mineral.

Jika asupan nutrisi Bunda kurang, maka cadangan zat gizi dalam tubuh Bunda akan digunakan untuk memproduksi ASI. Akibatnya, Bunda bisa mengalami kurang gizi. Selain mengonsumsi makanan yang bernutrisi tinggi, jika diperlukan, Bunda juga bisa menambah asupan berupa multivitamin yang sesuai dengan rekomendasi dokter.

  1. Maksimalkan menyusui dan memerah ASI di malam hari

Saat siang hari, produksi ASI Bunda akan berkurang karena berpuasa. Sehingga, Bunda bisa memaksimalkan menyusui bayi dan memompa ASI. Produksi ASI dipengaruhi oleh supply and demand. Semakin sering ASI dikeluarkan maka semakin banyak ASI yang diproduksi. Bunda bisa menyiasatinya dengan cara menyusukan bayi di satu sisi payudara dan memompa di satu sisi lainnya. Bunda juga bisa mencoba teknik power pumping untuk menjaga produktivitas ASI.

  1. Cukup istirahat dan selalu bahagia

Jika Bunda kurang istirahat, maka tubuh akan terasa lemas dan akan mengganggu aktivitas Bunda saat berpuasa. Sebisa mungkin, jika bayi Bunda tidur, Bunda memanfaatkan waktu tersebut untuk beristirahat. Stress, juga memengaruhi produksi ASI lho, Bund. Bunda harus merasa nyaman dan berpikir positif bahwa ASI Bunda bisa mencukupi kebutuhan Bayi. Pikiran yang tenang akan memicu hormon oksitosin yang sangat berpengaruh dalam produksi ASI.

  1. Tidak perlu memaksakan diri jika tidak kuat.

Ada beberapa orang yang mendapatkan keringanan untuk meninggalkan puasa, salah satunya adalah ibu menyusui. Jika dirasa Bunda tidak sanggup menjalankan puasa, ada alternatif yang bisa Bunda lakukan yaitu mengganti di hari-hari lain dan atau membayar fidyah. Berikut ini ketentuan qodho dan fidyah bagi orang-orang yang mendapat keringanan meninggalkan puasa.

Nah Bunda, di atas adalah tips berpuasa Ramadhan untuk Bunda yang sedang menyusui. Meski di tengah pandemi corona, semoga Ramadhan 2020 membawa berkah tersendiri bagi kita semua.

NH Zakat Kita

5 Tips untuk Ramadhan 2020 tetap Optimal

5 Tips untuk Ramadhan 2020 tetap Optimal

Oleh: Yola (@yolanaapr)

Bulan Ramadhan yang ditunggu-tunggu umat Islam seluruh dunia sudah datang. Tetapi, Ramadhan tahun ini sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. 

Ramadhan tahun 2020 bersamaan dengan adanya virus Corona yang menyebar hampir seluruh negara di dunia. Tercatat lebih dari 2,8 juta orang terjangkit dengan 200 ribu kasus kematian dan masih berpotensi untuk bertambah.

Virus Corona menyebar melalui kontak dengan orang yang terinfeksi saat mereka batuk/bersin, atau melalui kontak dengan tetesan air liur, atau cairan/ lendir hidung orang yang terinfeksi (droplet).

Sebagai ikhtiar untuk memutus penyebaran virus Corona, pemerintah Indonesia membuat kebijakan untuk menerapkan social distancing. Kebijakan tersebut mengharuskan masyarakat untuk tetap di dalam rumah dan mengurangi aktivitas di luar rumah.

Saat Ramadhan, biasanya banyak sekali aktivitas yang dilakukan di luar rumah. Misalnya, hadir kajian, sholat tarawih di masjid,  buka bersama, bagi-bagi takjil/sedekah, sahur on the road dan masih banyak lagi.

Penerapan social distancing membuat umat Muslim kehilangan euforia Ramadhan akan tetapi mari tidak gundah dulu.  Bulan Ramadhan dalam situasi pelik seperti ini, tetaplah menjadi Ramadhan  yang membawa limpahan kemuliaan. Ia tetaplah bulan yang membelenggu setan selama 30 hari, waktunya semua pintu surga terbuka dan pintu neraka ditutup, dan yang masih sama istimewanya adalah peluang mendapat pahala yang besar dan mendapat ampunan Allah ﷻ.

Jadi, mari kita tetap bergembira menyambut bulan penuh berkah tahun ini dan hidupkan perjalanan selama 30 hari ke depan dengan menanam kebaikan, memanen pahala, hingga meraih kemenangan. 

Lantas, apa saja yang bisa dilakukan untuk menghidupkan Ramadhan secara optimal saat di rumah saja?

  • Perbanyak Sholat

Sholat adalah ibadah yang pertama kali dihisab di akhirat kelak. Apabila seorang Muslim baik sholatnya maka baiklah semua amal lainnya. 

Terlebih di bulan Ramadhan, selain menjaga  keistiqomahan sholat wajib juga meningkatkan sholat sunah seperti sholat rawatib, sholat tahajjud, sholat dhuha, sholat hajat, dan sholat taubat.  Ibadah seperti ini sangat dianjurkan untuk dilakukan umat Muslim selama bulan Ramadhan.

Terutama di masa pandemi COVID-19, memang ada larangan beribadah jamaah di masjid, jika kita tetap melakukan ibadah Ramadhan seperti biasanya maka bisa menjadi bentuk tambah dukungan spiritual agar kuat mental selama menjalani #dirumahaja dan #workfromhome. Tambahan baik lainnya adalah hubungan silaturahmi dengan anggota keluarga menjadi semakin erat karena punya waktu lebih banyak bercengkrama, bagi yang tinggal 1 rumah dengan keluarga.

  • Streaming kajian online

Menuntut ilmu wajib hukumnya bagi setiap Muslim. Di rumah saja bukan berarti tidak bisa mengikuti kajian. Beruntungnya saat ini, era teknologi berkembang sangat cepat, banyak kemudahan digital yang bisa dimanfaatkan salah satunya adalah streaming kajian online. Satu bentuk produk digital yang menjadi sangat bermanfaat karena kita bisa tetap mengaji tanpa harus ke tempat ibadah langsung dan tetap bisa mendengarkan narasumber favorit dari rumah. Beberapa kanal streaming online yang bisa kita gunakan adalah youtube, facebook, instagram, dan aplikasi zoom

  • Tilawah Qur’an

Dalam QS. Al-Isra’ ayat 82,  Allah ﷻ berfirman bahwa Alquran menjadi penawar atau obat dari segala macam penyakit.  Memperbanyak baca Alquran di tengah tingginya resiko terpapar virus Corona bisa menjadi salah satu ikhtiar kita.  Pahala 10 per huruf yang dibaca, ditambah dibaca saat bulan Ramadhan menjadikan siapa saja yang membaca Alquran akan mendapat pahala berlimpah dari Allah ﷻ.

  • Banyak Sholawat

“Sesungguhnya Allah dan malaikatnya bershalawat kepada nabi, wahai orang-orang yang beriman bershalawatlah kalian kepadanya dan juga ucapkanlah salam untuknya.” (Qs. Al- Ahzab: 56)

Orang yang banyak bersholawat akan mendapatkan banyak keistimewaan. Dimudahkan segala urusan dan akan dekat dengan Rasulullah kelak di akhirat.

Bosan di rumah saja? Mari sibukkan diri dengan sholawat.
  • Sedekah

Penerapan social distancing berdampak pada perekonomian masyarakat.  Banyak tenaga kerja harus “dirumahkan” karena omset perusahaan turun drastis dan tidak sanggup memberi gaji. Banyak juga pedagang kecil tidak mampu mendapatkan penghasilan karena sepi pembeli.

Ramadhan saat ini adalah momentum tepat untuk saling memerhatikan satu sama lain. Salah satu caranya dengan menyedekahkan sebagian rezeki yang Allah beri untuk mereka yang membutuhkan.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Baqarah ayat 261: “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dikendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas (Karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

Allah ﷻ sudah menjanjikan balasan berlipat-lipat bagi orang yang mau sedekah. Jadi, tidak perlu pikir panjang untuk sedekah karena banyak keutamaannya.

NH Zakat Kita

 

Zakat Bersihkan Jiwa dan Harta

Zakat Bersihkan Jiwa dan Harta

Oleh : Yolanaapr Zakat Bersihkan Jiwa dan Harta.

Kenapa harus zakat?

Sebelum menjawab pertanyaan di atas, mari kita pahami apa itu zakat.

Zakat berasal dari bentuk kata “zaka” yang berarti suci, baik, berkah, tumbuh dan berkembang. Dinamakan zakat, karena di dalamnya terkandung harapan untuk memperoleh berkah, membersihkan jiwa dan memupuknya dengan berbagai kebaikan (Fiqh Sunnah, Sayyid Sabiq: 5).

Selain sebagai kewajiban bagi Muslim, ada manfaat yang didapat bagi yang melaksanakannya, dilihat dari makna zakat dalam bahasa Arab, sebagai berikut:

  1. Attohuru, artinya mensucikan atau membersihkan. Makna ini menunjukkan bahwa orang yang menunaikan zakat akan maka Allah akan membersihkan dan mensucikan jiwa dan hartanya.

  2. Albarakatu, artinya berkah. Makna ini mengandung arti bahwa harta yang senantiasa dibayarkan zakatnya akan dilimpahi berkah oleh Allah SWT. Keberkahan harta akan sejalan dengan keberkahan hidupnya.

  3. Annumuw, artinya tumbuh dan berkembang. Makna ini menegaskan orang yang selalu menunaikan zakat akan makin bertambah rezekinya. Tidak hanya rezeki soal materi tapi kesehatan dan lain-lain.

  4. Assolahu, artinya beres. Makna ini menegaskan bahwa orang yang senantiasa menunaikan zakat, terbebas dari masalah akan hartanya seperti kebangkrutan, dirampok, dicuri dan sebagainya.

Makna-makna tersebut menunjukkan bahwa betapa zakat memiliki faedah yang besar bagi kehidupan orang yang menunaikannya. Jadi, setiap Muslim tidak perlu ragu untuk menunaikan zakat, karena selain mendapat pahala di sisi Allah, juga mendapat kemuliaan dan kebahagiaan dalam kehidupannya.

Kapan waktu yang tepat untuk membayar zakat ? 

Setelah memahami apa dan mengapa harus menunaikan zakat. Saatnya kita memahami kapan waktu yang tepat untuk membayar zakat.  Zakat merupakan bagian dari rukun Islam, sehingga menjadi wajib hukumnya bagi Muslim yang telah memenuhi syarat,  untuk menunaikan zakat.

“Ambillah zakat dari harta mereka guna membersihkan dan menyucikan mereka …”

(QS. At-Taubah 9: 103)

Zakat terdiri atas zakat fitrah dan zakat mal. Zakat fitrah merupakan zakat yang berupa sembako atau bahan makanan pokok. Zakat fitrah wajib ditunaikan bagi Muslim yang telah memenuhi syarat yaitu orang yang memiliki bahan makanan lebih dari satu sha’ (1 sha’= 4 mud, 1 mud= 675 gr) atau kira-kira setara dengan 3,5 liter atau 2.7 kg makanan untuk kebutuhan dirinya dan keluarganya, selama sehari semalam ketika hari raya.

Waktu pelaksanaan zakat fitrah dikeluarkan selama bulan Ramadhan, sampai paling lambat menjelang shalat Ied. Jika waktu penyerahan melewati batas ini maka yang diserahkan tersebut tidak termasuk dalam kategori zakat melainkan sedekah biasa. Hal ini tercantum pada hadits Rasulullah SAW:

“Barangsiapa yang menunaikan zakat fitrah sebelum shalat Ied maka zakatnya diterima dan barangsiapa yang menunaikannya setelah shalat Ied maka itu hanya dianggap sebagai sedekah di antara berbagai sedekah.” (HR. Abu Daud)

Sedangkan zakat mal merupakan zakat atas harta yang dimiliki dan terbagi atas zakat perdagangan, zakat profesi, zakat hewan ternak, zakat barang temuan dan zakat atas kepemilikan emas dan atau perak, zakat perusahaan.

Berbeda dengan zakat fitrah, zakat mal tidak memiliki waktu khusus untuk pembayarannya. Hanya saja zakat mal sangat bergantung pada nisab dan haul. Karena tidak ada waktu khusus dalam menunaikan zakat mal, maka lebih baik menyegerakan pelaksanaanya sehingga kewajiban terpenuhi dan kebersihan harta terjaga.

Artikel Terkait :

1. Mengubah Mustahik To Muzakki

2. Pentingnya Zakat Fitrah

Berlomba Kebaikan Pada Bulan Ramadhan

Berlomba Kebaikan Pada Bulan Ramadhan

Oleh : Ahmad

Alhamdulillah, puji syukur kita bisa berjumpa lagi dengan bulan Ramadhan. Bulan istimewa yang penuh rahmat dan ampunan. Pada bulan suci ini, semua ibadah dan amalan yang kita lakukan akan mendapat pahala berlipat ganda, pintu surga dibuka, dan pintu neraka ditutup. Tidak salah rasanya jika di bulan mulia ini seluruh umat Islam berlomba-lomba beribadah dan melakukan berbagai perbuatan baik. Ada banyak kebaikan yang bisa kita lakukan di bulan Ramadhan.

Apa saja kebaikan-kebaikan itu? Mari kita ulas satu per satu:

Puasa 

Ibadah wajib saat bulan Ramadhan adalah berpuasa. Selain menahan diri dari lapar dan haus, berpuasa juga harus mampu menjaga diri dari emosi, perbuatan maksiat dan hawa nafsu. Setiap amalan yang dikerjakan saat berpuasa akan dilipatgandakan. Dosa-dosa yang diperbuat di masa lalu akan diampuni oleh Allah ﷻ. Hal ini seperti tercermin dalam satu sabda Rasulullah ﷺ: “Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Sabda lain dari Rasulullah ﷺ yang menggambarkan istimewanya puasa pada bulan Ramadhan adalah berikut ini: “Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), ‘Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku.’ Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dari pada bau minyak kasturi.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Membaca Alquran 

Salah satu kebaikan lain di bulan Ramadhan adalah membaca Alquran. Membaca Alquran menjadi salah satu amalan yang wajib dilakukan. Walaupun hanya membaca satu huruf, Allah ﷻ akan memberikan banyak pahala untuk umatnya.

Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa membaca satu huruf dari kitab Allah maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf.” ( HR. At-Tirmidzi)

Melaksanakan Sholat Sunah dan Sholat Malam 

Selain dua kebaikan yang telah disebutkan di atas, kebaikan lain yang juga dapat dikerjakan di bulan Ramadhan adalah mengerjakan sholat sunah dan sholat malam. Sholat sunah yang dianjurkan oleh Rasulullah ﷺ untuk dikerjakan di bulan suci di antaranya adalah sholat tarawih, witir dan tahajud.

Sholat tahajud pada bulan Ramadhan sangatlah istimewa. Keistimewaannya dapat kita lihat pada sabda Rasulullah ﷺ berikut ini: “Sesungguhnya Allah telah memfardukan puasa Ramadhan dan aku telah mensunahkan bagimu shalat di malam harinya. Maka barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan dan shalat sunah di malam harinya karena iman dan mengharap pahala dari Allah, keluarlah ia dari dosa-dosanya sebagaimana pada hari dia dilahirkan oleh ibunya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Bersedekah

Bersedekah juga termasuk salah satu kebaikan yang dapat dikerjakan oleh umat Islam. Allah Ta’ala menjanjikan pahala dan balasan bagi orang-orang yang suka bersedekah. Banyak keutamaan bersedekah di bulan Ramadhan, yaitu menghapus dosa, mendapatkan naungan di hari akhir, memberi keberkahan pada harta dan mendapat pahala berlipat ganda.

Itulah berbagai kebaikan di bulan Ramadhan yang bisa dilakukan oleh umat Islam. Salah satu kebaikan berbuah pahala adalah berzakat dan bersedekah.

Ayo, berlomba-lomba dalam kebaikan pada bulan Ramadhan!

Artikel Terkait :
Zakat Solusi Kesenjangan Ekonomi

Zakat Solusi Kesenjangan Ekonomi

Oleh : devynawa

Zakat merupakan sistem ekonomi tertua di muka bumi. Zakat yang dikeluarkan muzaki (pemberi zakat) pada setiap Ramadhan, sejatinya bukanlah berhenti pada soal memenuhi kewajiban. Tentu ada fadhilah di setiap syariat yang ditetapkan dalam Islam. Zakat ini bisa berdampak luas pada perekonomian umat.

Zakat meniadakan keakuan seseorang terhadap harta yang dimilikinya. Dari zakat, kita belajar bahwa dalam harta seseorang ada hak orang lain, ada hak mustahik yang harus dikeluarkan. Mungkin jumlahnya tidak seberapa jika dibanding rezeki yang diterima pemberi zakat tersebut. Namun bukan lagi menjadi hal sepele jika telah sampai ke mustahik (penerima zakat).

Jika dapat dikelola dengan baik, zakat bisa memiliki potensi yang tidak biasa. Zakat yang diberikan muzaki secara individu dan langsung kepada mustahik mungkin saja bersifat jangka pendek, hanya dalam bentuk santunan. Namun lain cerita jika zakat dikumpulkan dan disalurkan melalui sebuah lembaga amil yang memiliki perencanaan dan pengorganisasian yang lebih baik.

Lembaga ini akan merealisasikan  dalam bentuk program-program yang bersifat jangka panjang baik bidang sosial, ekonomi, kemanusiaan, kesehatan dan pendidikan, dengan harapan program tersebut memberikan dampak yang besar bagi masyarakat.

Zakat yang disalurkan melalui lembaga akan terhimpun lebih banyak sehingga berpotensi memiliki daya guna dan kemanfaatan yang lebih besar. Dari segi ekonomi, zakat yang tersalur menjadi lebih produktif dan mampu meningkatkan kemandirian umat. Pemberdayaan ekonomi umat ini bertujuan agar umat Islam terbebas dari kemiskinan sehingga bebas pula dari kekufuran dan mampu menjalankan ajaran Islam dengan lebih baik.

Cara memberdayakan umat melalui dana zakat antara lain dengan memberikan bekal kepada mustahik berupa pemberian keterampilan atau ilmu usaha (wirausaha). Bekal keterampilan ini bisa diberikan melalui pelatihan, bimbingan dan pendampingan.

Di sisi lain jika mustahik telah memiliki kemampuan wirausaha namun terbatas pada modal, maka pemberdayaan bisa diberikan melalui akses modal untuk bekal usaha. Pemberian modal ini akan disertai pendampingan sehingga dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Pendampingan juga diberikan dari sisi marketing. Membuka jalan agar produk bisa terjual di pasaran.

Pun yang tidak kalah penting adalah sektor pendidikan. Terutama untuk anak yatim dan dhuafa. Dari sini, mustahik yang belum sampai pada usia kerja bisa diberdayakan melalui pemberian beasiswa pendidikan yang cukup. Atau dalam bentuk lain demi terpenuhinya pendidikan bagi yatim dhuafa. Program ini bertujuan menyiapkan anak yatim menjadi pribadi yang berwawasan dan memiliki bekal untuk memasuki usia produktif. Sehingga bisa mencapai taraf hidup yang lebih baik.

Melalui upaya-upaya optimalisasi dana zakat yang ada, umat akan diberdayakan secara jangka panjang terutama dari sisi ekonomi. Dari yang tadinya kurang menjadi cukup, dari yang tadinya penerima menjadi pemberi. Sehingga zakat dapat memperkecil jarak antara pemberi dan penerima.

Ramadhan ini adalah momentum untuk melibatkan diri, memberikan yang terbaik untuk pemberdayaan zakat menuju kemandirian ekonomi umat. Zakat tidak perlu menunggu kaya, sebab apa yang kita keluarkan sejatinya itulah yang kita punya.

Yuk berzakat! Karena zakat kita memberdayakan umat. Selamat mengoptimalkan hari-hari Ramadhan dengan berzakat.

Artikel Terkait :

  1. Zakat Membersihkan Jiwa dan Harta
  2. Berlomba Kebaikan Dalam Bulan Ramadhan
  3. Cara Hitung Zakat Maal
Sedekah Jariyah Mengalirkan Terus Pahala

Sedekah Jariyah Mengalirkan Terus Pahala

Oleh : Fajar Ryadi

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu):  sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, dan doa anak yang sholeh.” (HR. Muslim no. 1631)

Siapa di antara kita yang tidak pernah mendengar hadis riwayat di atas? Saya yakin hampir seluruh pembaca pasti sudah khatam mendengar hadis ini. Dari hadis ini dapat kita simpulkan bahwa sedekah jariyah adalah salah satu jenis amalan yang pahalanya akan mengalir terus selamanya meskipun seorang Muslim telah meninggal dunia.

Masya Allah, Allah memberikan kesempatan agar hamba-Nya bisa mengumpulkan banyak pahala saat hidup di dunia dan saat sudah tidak di dunia lagi. Tentu kita tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan yang sudah diberikan oleh Allah. Mari kita kembangkan apa saja yang bisa kita lakukan agar mendapatkan pahala sedekah jariyah.

  1. Sedekah pembangunan masjid

Masjid telah menjadi pusat segala kegiatan umat Islam sejak dulu hingga sekarang. Banyak masjid dibangun di seluruh Indonesia untuk memfasilitasi umat Islam. Selain sebagai tempat melakukan peribadatan, masjid juga menjadi tempat pembelajaran seperti kajian keislaman maupun sebagai tempat mengaji Alquran bagi anak-anak.

Tidak salah jika dikatakan masjid memiliki banyak manfaat bagi banyak orang. Bayangkan jika kita bisa ikut berkontribusi dalam pembangunan masjid. Berapapun rupiah yang kita sumbangkan akan dijadikan lantai tempat berpijak sholat, menjadi pilar yang menopang bangunan masjid, menjadi keran yang mengucurkan air wudhu. Masya Allah berapa banyak pahala yang mengalir terus selama masjid itu terus dipergunakan masyarakat.

  1. Sedekah pembangunan pesantren/madrasah

Sama halnya dengan masjid, pondok pesantren sebagai tempat untuk menimba ilmu, tentu juga berpotensi mengalirkan pahala jariyah yang tak terhenti. Bukankah ilmu yang bermanfaat juga disebutkan menjadi salah satu amalan yang dapat memberikan pahala jariyah. Maka pesantren atau madrasah menjadi wadah untuk menghasilkan ilmu yang bermanfaat.

Jika ingin mendapatkan aliran pahala jariyah, kita juga bisa bersedekah untuk pembangunan pesantren. Laznas Nurul Hayat memiliki banyak pesantren tahfidz yang tersebar di banyak kota. Dari SD, SMP, SMA hingga jenjang perkuliahan. Setiap ilmu yang dihasilkan dari pesantren tersebut, pahalanya akan kita terus nikmati meskipun kita sudah tiada.

  1. Sedekah pembuatan sumur di desa tertinggal

Segala puji kita panjatkan kepada Allah atas segala nikmat yang telah diberikan kepada kita. Tapi di belahan tempat lain banyak saudara-saudara kita yang tidak seberuntung kita. Salah satunya yang paling sederhana adalah kebutuhan air. Mungkin kita sering mengabaikan pemakaian air di rumah. Baik saat mandi, cuci baju atau wudhu. Kita terkadang boros menghabiskan air. Padahal di desa-desa tertinggal banyak saudara kita yang harus menempuh kiloan meter hanya untuk mendapatkan air.

Mari kita ambil investasi jangak panjang ini. Ikuti terus campaign zakatkita.org

Artikel Terkait :

1. Potensi Zakat di Indonesia

2. Mengubah Mustahik To Muzakki

3. Zakat Bersihkan Jiwa dan Harta

KANTOR PUSAT

  • Perum IKIP Gunung Anyar Blok B-48 Surabaya (Maps)
  • cs@nurulhayat.org

Platform donasi Yayasan Nurul Hayat, klik aja zakatkita.org

PUBLIKASI

  • Majalah
  • Event
  • Laporan Publik
  • Laporan Situasi
  • Berita

GABUNG

  • Relawan
  • Karir
  • Mitra Kami
  • Ajukan Program

LAYANAN

  • Zakat
  • Infaq
  • Sedekah
  • Kalkulator Zakat
  • Layanan Lainnya

INFORMASI

  • Kantor Cabang
  • FAQ

Copyright © 2001-2021 Yayasan Nurul Hayat Surabaya